Tojo, kerajaan / Prov. Sulawesi Tengah – kab. Tojo Una-Una

Kerajaan Tojo terletak di Sulawesi, Kabupaten Tojo Una-Una, prov. Sulawesi Tengah. Desa Tojo tahun 1770 adalah ibukota Kerajaan Tojo dengan raja Tojo terakhir yaitu Muslaini yang bertahta di desa Tojo sebelum digantikan oleh Tandjumbulu yang terpilih melalui pemilihan raja Tojo tahun 1926.
Kerajaan ini berdiri 1770 hingga 1951.

The kingdom of Tojo was located in central Sulawesi, east from Poso. Tojo village in 1770 was the capital of the Tojo Kingdom with as last Tojo king, Muslaini, who reigned in Tojo village before being replaced by Tandjumbulu, who was elected through the election of the Tojo king in 1926.
For english, click here

Lokasi kab. Tojo Una Una


* Foto foto kerajaan Tojo: di bawah


Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link


Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto situs kuno di Sulawesi: link


Video sejarah kerajaan-kerajaan di Sulawesi

– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi, 40.000 SM – 2018: link
– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi Selatan, 1M – 2020: link
– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi Tenggara, 50.000 SM – 2020: link
– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi Utara, 4000 SM – sekarang: link


KERAJAAN TOJO

Sejarah kerajaan Tojo

Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.

Suku Bare’e berasal dari sejarah berdirinya Kerajaan Tojo

Suku Bare’e berasal dari sejarah berdirinya Kerajaan Tojo, Awal sejarah terbentuknya Kerajaan Tojo bermula dari penjemputan bakal raja Pilewiti setelah mendapatkan ijin dari Tinja Pata Sulapa oleh orang yang bernama Talamoa yaitu orang dari langit atau dalam Bahasa Bare’e-nya disebut “To lamoa, Bare’e-nya orang dari langit” dari Sausu menuju Tanjung Pati-pati, Tinja Pata Sulapa (Bare’e, Tiang Empat Sudut) adalah penguasa di wilayah Sausu sampai Tanjung Pati-pati.

Dikisahkan dalam perjalanan dari Pombalowo sekitar tahun 1770 bersama pengawalnya 40 pasang laki-laki dan perempuan menuju Tanjung Pati-pati dengan menggunakan perahu Sampan Batang. Ringkas cerita dalam perjalanan terjadi dialog dan tanya jawab antara Talamoa dengan Pilewiti yang menanyakan semua sungai yang dilewati dari Sausu sampai dengan Tanjung Pati-pati yang pada akhirnya Pilewiti menunjuk sungai Tojo sebagai tempat untuk mendirikan suatu kerajaan, karena menurut beliau tempat tersebut (Tojo) adalah tempat yang terbaik bagi pusat pemerintahan Suku Bare’e, tempat yang dipilih nantinya akan berdiri sebuah kerajaan dari semua tempat yang di lewatinya dari Sausu hingga Tanjung Pati-pati, sehingga Tojo ditetapkan sebagai pusat kerajaan, dan dari sejarah berdirinya kerajaan Tojo tahun 1770 maka dapat diketahui Suku Bare’e itu ada.

Seiring dengan perjalanan waktu sosok Muslaini berasal dari labunu (Mautong Kab. Parigi Mautong) yang di temani Ince Mohamad. Karena Taka adalah turunan raja dari anak laki-laki maka di nobatkan Taka menjadi raja Tojo yang mengantiakn ayahnya Laraja kemudian kawinlah Taka dengan Muslaini sebagai suami seorang raja maka untuk mempermudah raja dalam menjalankan roda pemerintahan maka Taka menyerakan kekuasaan kepada Muslaini untuk menjadi Raja Tojo pada tahun 1915.
Muslaini meningal tahun 1952 di Kab Poso dan di makamkan di kecamatan Tojo Barat Kab Tojo Una-Una Sulteng. Dan istrinya Taka Laraja di makamkan di desa Tojo, pusat kerajaan Tojo, kecamatan Tojo, kab Tojo-Una Una.
Ibukota kerajaan Tojo berada di Tojo;tahun 1929 ibukota kerajaan Tojo dipindahkan ke Ampana oleh Raja Tojo Tandjumbulu.

– Suku Bare’e: https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/suku-suku/sulawesi/suku-baree-prov-sulawesi-tengah/

Kanan: Raja Tandjumbulu


Silsilah raja raja Tojo

Ada 2 versi

Versi 1

Kerajaan Tojo dipimpin oleh 10 orang raja yang berturut-turut sebagai berikut:

1770-1778: Andi Baco atau Lacuku/Pilewitti raja ke I
1779-1794: Andi Payu Lemba raja ke II
1795-1815: Andi Latondrong raja III
1816-1836: Andi Lariwu raja ke IV
1837-1853: Andi Lamatanay raja ke V
1854-1874: Andi Lajara raja ke VI
1875-1881: Andi Remelino raja ke VII
1882-1906: Kolombio raja ke VIII
1907-1911: Tata Tuduntaka raja ke IX, Muslaini (suami) melanjutkan tugas raja tahun 1912 s/d 1927
1928-1942: Tandjumbulu raja ke X
– Sumber: https://www.scribd.com/document/444084873/Perkembangan-Kerajaan-Tojo-docx

Versi 2

———————————-
Foto yang menggambarkan keterkaitan antara kerajaan Una-una, Todjo dan Banggai.
Dari kiri ke kanan: Lapalege Laborahima (Togean Una Una), Tandjumbulu (Tojo), Amir (Banggai Luwuk).
Sumber foto: Fachmee dan Isone Laborahima


Kronologis pengangkatan Tandjumbulu sebagai Raja Todjo

Dikisahkan bahwa raja Kolomboi dengan istri yang ke-1 Taka Tuduntaka diketahui tidak mempunyai keturunan dan istri ke 2 mempunyai anak seorang laki-laki yang bernama Tandjumbulu dan seorang perempuan bernama Lila, maka calon kandidat raja pada waktu itu adalah Tandjumbulu akan tetapi sesuai kondisi saat itu dimana pemerintahan Belanda telah mempunyai pengaruh, maka Raja Taka Tuduntaka menyurat kepada pihak pemerintah Belanda dalam hal ini adalah asisten Residen di Manado dimana menyatakan dirinya dan kemudian pada bulan Desember tahun 1927 Asisten Residen tiba di Tojo dari Manado dan menginap di Rumah kerajaan bersama pengawalnya, yang sekaligus mengatur persiapan pemilihan. Dikarenakan calon Raja Tojo ada tiga orang, masing-masing :
Abdul Hamid Muslaeni (Putera 1 dari Muslaeni dengan Raja Taka Tuduntaka)
Tandjumbulu (Putera dari Raja Kolomboi dengan istri ke 2 marga Lembah dari Mardika Tawaeli). Keesokan harinya tanggal 1 januari 1928 masyarakat keempat suku yang mendiami wilayah Tojo sudah siap di Aula Kantor Raja untuk melaksanakan pemilihan. Pada hari itu pula hasil pemilihan sudah diketahui beberapa jumlah suara untuk masing-masing Kandidat. Adapun hasil yang terpampang dipapan tulis sebagai berikut:
1. Abdul Kadir Lasupu
2. Abdul Hamid Muslaeni
3. Tandjumbulu.
Hasil dari pengumpulan suara sebenarnya dimenangkan oleh Abdul Kadir Lasupu, tetapi kemenangan tersebut di Veto oleh Pabicara Kerajaan Hi. Mbue Lasupu. Perlu diketahui bahwa pengaruh dari Hi. Mbue Lasupu masih sangat kuat karena beliau pada waktu itu masih sebagai Pabicara Kerajaan Tojo sebagai orang yang dituakan, beliau mengatakan bahwa aturan yang ada di kerajaan sejak dahulu bahwa siapa saja yang menjadi Raja Tojo maka beliau sebagai turunan Andi Lasupu tetap sebagai Panglima Perang/Pabicara Kerajaan sehingga jika anaknya yang diangkat menjadi Raja sangat tidak relevan serta beliau anti terhadap penjajah, baru ternyata bisluit pengangkatan dari tujuh datuk yang tergabung dalam Tinja Patasulapa.

Raja Muslaini sebelum jadi Raja Tojo tahun 1915 bekerja sebagai Juru Tulis Kerajaan dan sebelumnya adalah Bangsawan Moutong dari Lambunu Bolano berdarah bugis bone dan suku baree dari daerah antara Taipa dan di daerah sausu (sausu arti bahasa baree nya satu tulang rusuk) sampai lambunu bolano Wilayah Kerajaan Moutong dari pihak Ayah dari Raja Muslaini dan darah suku kaili dari pihak ibu dari Raja Muslaini yang dari Keluarga Pakamundi dari Wilayah Sigi.
Di Tahun 1929, Muslaini tetap bertempat tinggal di Istana Tojo di Tojo walaupun Mangge Pada Tandjumbulu memindahkan Pusat Kerajaan Tojo di To Ampana Sumber: Ahmad Smard, Facebook


Dengan alasan itu sehingga Asisten Residen juga dapat memakluminya, dan sesuai dengan petunjuk Hi. Mbue Lasupu ditunjukan Tandjumbulu anak dari Raja Kolomboi untuk menjadi raja Tojo menggantikan Taka Tuduntaka yang mana disetujui pula Asisten Residen. Sehingga pada saat itu dikeluarkan Besliut penobatan Raja Tojo oleh Asisten Residen Manado (sudah pemerintahan Belanda yang mengangkat).
Pada pemerintahan Tandjumbulu, kerajaan masih mengadakan perlawanan melawan Belanda tetap berlangsung dan pusat pemerintahan masih di Tojo. Setelah 11 (sebelas) tahun pemerintahan kerajaan berjalan, oleh raja Tandjumbulu pusat pemerintahan/perkantoran dipindahkan ke Rato Ampana untuk melaksanakan strategi perjuangan (tahun 1938), karena kebutulan pula Hi. Mbue Lasupu (Pabicara Kerajaan/Panglima Perang) sudah lebih dahulu pindah Rato Ampana yang sebelumnya adalah rintisan orang tuanya Andi Lasupu.
Daerah Rato Ampana dibentuk menjadi sebuah kampong oleh Hi. Mbue Lasupu pada tahun 1918 yang diberi nama kampong Ampana yang artinya  Ampa adalah jerat yang berbisa sedangkan adalah yang mematikan dan beliau sebagai kepala kampungnya yang pertama, sedangkan penduduk asli Rato Ampana adalah bernama Tarampu. Demikianlah sejak itu (tahun 1938) Raja Tandjumbulu melaksanakan tugas-tugas kerajaan bersama-sama Hi. Mbue Lasupu di Rato Ampana.

Sumber: http://komunitashistoriasul-teng.simplesite.com/430649051/4579009/posting/sejarah-touna

Foto (kiri): Pelantikan Tandjumbulu sebagai Raja Todjo, tahun 1938, sebelah kirinya adalah La Palege La Borahima (Raja Una-una)


Kekuasan kerajaan di wilayah suku-suku To Poso

Untuk kekuasan kerajaan, klik di sini


Peta-peta Sulawesi masa dulu

Untuk peta peta kuno (1606, 1633, 1683, 1700, 1757, 1872, abad ke-19): klik di sini

Peta Sulawesi dan Maluku, tahun 1683


Sumber / Source

– Sejarah kerajaan Tojo: https://indonesiasejarahbangsa.wordpress.com/2017/12/12/kerajaan-tojo/
– Sejarah kerajaan Tojo: http://wisataampana.blogspot.co.id/2015/03/kabupaten-tojo-una-una.html
– Sejarah kerajaan Tojo: http://moslemwiki.com/Kabupaten_Tojo_Una_Una#Kerajaan_Tojo
Sejarah kerajaan Tojo: http://sejarawantouna.blogspot.co.id/2009/02/sejarah-kerajaan-tojo_04.html
Raja Kerajaan Todjo terakhir: https://id.wikipedia.org/wiki/Muslaini
– Suku Bare’e:
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/suku-suku/sulawesi/suku-baree-prov-sulawesi-tengah/

Pengangkatan Tandjumbulu sebagai Raja Todjo: http://komunitashistoriasul-teng.simplesite.com/430649051/4579009/posting/sejarah-touna


Kerajaan Tojo

Papa I Melempo adalah Kepala Suku To Kadambuku dan juga Seorang Muslim Taat yang Sangat Setia kepada Kerajaan Tojo yang pada tahun 1896 dipimpin oleh Raja Tojo Lariu.

——————-

Kerajaan Tojo. Raja Muslaini of Tojo, 1907-27. Sumber foto: Hidayat MusLaini, FB

Kerajaan Tojo. Magau Muslaini of Tojo, 1907-27. Sumber foto Hidayat MusLaini, FB


Peta Sulawesi abad ke-19

—————————

Raja Tandjumbulu


5 Comments

5 thoughts on “Tojo, kerajaan / Prov. Sulawesi Tengah – kab. Tojo Una-Una

    • Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia / Sultanates and Kingdoms in Indonesia

      Terima kasih atas kiriman ! Paul, penerbit website

  1. Pingback: WILAYAH KERAJAAN TOJO DARI TAMBARANA SAUSU SAMPAI TANJUNG PATI-PATI – KERAJAAN TOJO DAN SUKU BAREE

  2. Titel Raja Tojo bukan Magau Tapi Raja, tolong di ganti Titel Raja untuk Muslaini , Raja Tojo 1907-1927, Terima kasih
    , Silahkan dibaca untuk referensi :

    https://indonesiasejarahbangsa.wordpress.com

  3. Zulkarnain

    Apakah tidak ada kerajaan tojo sebelum pilewiti…???

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.