Kerajaan Pannai (Pane, Panai): abad ke-11 sampai abad ke-14. Kerajaan Pannai, Panai atau Pane merupakan kerajaan Buddhis yang pernah berdiri pada abad ke-11 sampai ke-14 di pesisir timur Sumatera Utara, wilayah kabupaten Labuhan Batu.
kerajaan Pannai merupakan kerajaan bawahan dari kerajaan Sriwijaya kemudian Dharmasraya.
Ada 3 kerajaan Panei.
1) Kerajaan Panei yang muncul dari kerajaan Silau di Simalungun sekitar tahun 1450.
2) Kesultanan Panai (Labuhanbilik) didirikan sekitar tahun 1815.
3) Kerajaan Pannai (Pane, Panai) berdiri abad ke-11 sampai abad ke-14.
The kingdom of Pannai: 11th century-14th century. Located in the prov. of North Sumatera.
The location of this kingdom is precisely in the valley of the river Panai and Barumun that flows in district Labuhanbatu and district South Tapanuli.
There are 3 Panei kingdoms:
1) Sultanate of Panei, split in 1450 from the kingdom of Silau,
2) Kingdom of Pane (labuhanbilik), founded in 1815.
3) Kingdom of Panei, existed 11th-14th century.
For english, click here
Kabupaten Labuhanbatu
Garis kerajaan-kerajaan di Sumatera: link
Foto kerajaan-kerajaan di Sumatera
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sumatera: link
* Foto sultan dan raja di Sumatera dulu: link
* Foto Istana kerajaan di Sumatera: link
KERAJAAN PANNAI
Sejarah kerajaan Pannai, abad ke-11 sampai abad ke-14
Kerajaan Pannai, Panai atau Pane merupakan kerajaan Buddhis yang pernah berdiri pada abad ke-11 sampai abad ke-14 di pesisir timur Sumatera Utara. Lokasi kerajaan ini tepatnya di lembah sungai Panai dan Barumun yang mengalir di Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Tapanuli Selatan sekarang.
Pusat kerajaan dari Raja Batak ada di Pannai, (Pananiu atau Panaiu) yang seperti tertulis sebelumnya ada diperkirakan ada di Padang Lawas. Dan didaerah ini ada ditemukan komplek candi yang dibangun oleh sekitar abat 11 bersesuain dengan serangan Rajendra Cola ke Sriwijaya dan Pannai. Candi yang diperkirakan dibangun jaman Rajendra Cola I.
Keberadaan kerajaan ini pertama kali diketahui dari Prasasti Tanjore yang berbahasa Tamil berangka tahun 1025 dan 1030 Saka yang dibuat Raja Rajendra Cola I, di India Selatan, yang menyebutkan tentang penyerangannya ke Sriwijaya. Prasasti ini menyebutkan bahwa kerajaan Pannai dengan kolam airnya merupakan salah satu taklukan Rajendra Cola I dari Colamandala India. Selain Pannai, penyerbuan Chola ini juga disebutkan telah menaklukkan Malaiyur, Ilangasogam, Madamalingam, Ilamuri-Desam, dan Kadaram. Disebutkannya kerajaan Pannai sebagai salah satu negeri taklukan dalam penyerbuan ke Sriwijaya ini menimbulkan dugaan bahwa kerajaan Pannai adalah salah satu negeri anggota mandala Sriwijaya.
Tiga abad kemudian nama kerajaan ini kembali disebutkan dalam kitab Nagarakertagama, naskah kuno kerajaan Majapahit tulisan Empu Prapanca berangka tahun 1365 Saka. Dalam pupuh ke-13 disebutkan Pane sebagai bagian dari negeri-negeri di Sumatra yang di bawah pengaruh mandala Majapahit. Singhasari melalui Ekspedisi Pamalayu berhasil menarik kerajaan Malayu Dharmasraya masuk dalam pengaruh Singhasari, maka segenap negeri bawahan Dharmasraya seperti Palembang, Teba, Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar, Pane, Kampe, Haru, Mandailing, Tamiyang, Perlak, Padang Lawas, Samudra, Lamuri, Batan, Lampung, dan Barus pun masuk dalam lingkungan pengaruh Jawa Singhasari dan kemudian diwarisi oleh Majapahit.
Kabupaten Labuhan Batu
Peta-peta kuno Sumatera
Untuk peta kuno Sumatera (1565, 1588, 1598, 1601, 1616, 1620, 1707, 1725, 1760), klik di sini
Sumatera, tahun 1707
Sumber kerajaan Pannai
– Sejarah kerajaan Pannai di Wiki: Wiki
– Sejarah kerajaan Pannai: http://trendmagtheme.blogspot.co.id/
– Sejarah kerajaan Pannai: https://kumparan.com/
Candi Bahal I, di Padang Lawas, Sumatera Utara. Salah satu peninggalan Kerajaan Pannai.