Perean, Puri Agung / Bali

Lambang Puri Agung Perean

.

Puri Agung Perean, berlokasi disebelah Timur Laut Puri Agung Perean, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Berdiri sejak abad ke-14.

Lokasi kab. Tabanan

——————–
Lokasi pulau Bali


Foto kerajaan-kerajaan di Bali

* Foto raja-raja Bali, yang masih ada: link
* Foto raja-raja Bali masa dulu: link
* Foto Bali dulu: link
* Foto situs kuno di Bali: link
* Foto puputan Denpasar, 1906: link
* Foto puputan Klungkung, 1908: link


* Video sejarah kerajaan-kerajaan di Bali, 45.000 SM – sekarang: klik


* Garis kerajaan-kerajaan di Bali: klik


PURI AGUNG PEREAN

Tentang raja / Penglingsir Puri Agung Perean

Penglingsir sekarang (2022): Anak Agung Alit Badjra.


Sejarah Puri Agung Perean, sejak abad ke-14

Keraton/Puri Perean pun dibangun sebagai pusat tempat pemerintahan. Setelah selesai dibangun diadakan Upacara Karya Memungkah Agung, Tawur Manca Wali Krama Nawa Ratna Narmada Bhuana.

Membangun Pemerajan Agung dengan konsep Panca Dewata, terdapat pelinggih utama berupa Meru Tumpang Lima. Di Pemerajan Agung Perean, I Gusti Ngurah Pacung menghaturkan upacara Karya Ngenteg Linggih Candi Narmada, Warsa: Candra (1) Geni (3) Dewa (9) Gajah (8) = 1398. Dipuput oleh Bhagawanta Kediri, Brahmana Buda Wanakeling Mpu Sidhi Mantra. Sekarang Pemerajan Agung Perean, lebih dikenal dengan nama Pura Agung Perean.

Pura Agung Perean/Merajan Agung adalah Parhyangan tempat memuja kebesaran/keluhuran Raja Perean Ida Bhatara Sinuhun Arya Sentong. Dengan Pelinggih utama berupa Meru Tumpang Lima.

Disamping itu juga terdapat Pelinggih Pesimpangan Ida Bhatara Dalem Peed Nusa Penida,Taksu, Penyawangan Ida Bhatara Gunung Beratan, Menjangan Sluwang, Maospahit, Rambut Sedana, Penyawangan Ida Bhatara Gunung Agung, Ratu Panji, Pelinggih Medang Kemulan, Pengelurah, dan Pengaruman.

I Gusti Agung N Gede, Raja Perean ke XI (terakhir), Abiseka Ratu tahun 1881, gelar: Ida Anak Agung N Gede.

Kerajaan Perean dipimpin Oleh I Gusti Agung N Gede dari kerajaan Marga dengan tewasnya I Gusti Made Pasek/raja Perean, menyebabkan di Perean terjadi kekosongan pemerintahan/tanpa raja.
Di Puri Marga, Raja Marga/I Gusti Agung Ketut Geria Nataratu mempunyai empat (4) orang putera;
I Gusti Agung N Gede
I Gusti Agung Gede Putera
I Gusti Putu Pemayun
I Gusti Made Batu.
Untuk mengisi kekosongan kerajaan Perean, I Gusti Agung Ketut Geria Nataratu/raja Marga memerintahkan putera tertua beliau I Gusti Agung N Gede untuk menempati singgasana Perean.
I Gusti Agung N Gede mau menuruti kemauan ayahandanya menjadi raja di Perean dengan persyaratan sebagai berikut.

I Gusti Agung Pt Pengkuh (Saren Kauh) & Keluarga

Kerajaan Perean keberadaannya tidak dibawah kekuasaan kerajaan Marga, mempunyai kedudukan dan derajat yang sama.
Hak dan kewajiban kerajaan Perean sama dengan kerajaan Marga.
Diperkenankan ke Perean membawa beberapa orang-orang terbaik, pintar dan tangguh milik kerajaan Marga. Seluruh syarat permintaannya terpenuhi, akhirnya I Gusti Agung N Gede pergi meninggalkan kerajaan Marga menuju Perean. Dinobatkan menjadi raja Perean, Ngabiseka Ratu pada tahun 1881.
– Tentang Puri di Bali: https://id.wikipedia.org/wiki/Puri_di_Bali

I Gusti Agung Alit ( Saren Kangin) & Keluarga

perean - I Gusti Agung Alit ( Saren Kangin) & Keluarga


Puri (istana) di Bali

Puri di pulau Bali adalah nama sebutan untuk tempat tinggal bangsawan Bali, khususnya mereka yang masih merupakan keluarga dekat dari raja-raja Bali. Berdasarkan sistem pembagian triwangsa atau kasta, maka puri ditempati oleh bangsawan berwangsa ksatria.

Puri-puri di Bali dipimpin oleh seorang keturunan raja, yang umumnya dipilih oleh lembaga kekerabatan puri. Pemimpin puri yang umumnya sekaligus pemimpin lembaga kekerabatan puri, biasanya disebut sebagai Penglingsir atau Pemucuk. Para keturunan raja tersebut dapat dikenali melalui gelar yang ada pada nama mereka, misalnya Ida I Dewa Agung, I Gusti Ngurah Agung, Cokorda, Anak Agung Ngurah, Ratu Agung, Ratu Bagus dan lain-lain untuk pria; serta Ida I Dewa Agung Istri, Dewa Ayu, Cokorda Istri, Anak Agung Istri, dan lain-lain untuk wanita.

Daerah atau wilayah kekuasaan puri-puri di Bali zaman dahulu, tidak berbeda jauh dengan wilayah administratif pemerintahan kabupaten dan kota di Provinsi Bali. Setelah Kerajaan Gelgel mulai terpecah pada pertengahan abad ke-18, terdapat beberapa kerajaan, yaitu Badung (termasuk Denpasar), Mengwi, Tabanan, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Buleleng, Bangli dan Jembrana. Persaingan antardinasti dan antaranggota dinasti pada akhirnya menyebabkan Belanda dapat menguasai Bali dengan tuntas pada awal abad ke-20.

Setelah masa kolonial Belanda, Jepang dan masa kemerdekaan Indonesia, kekuasaan puri berubah menjadi lebih bersifat simbolis. Peranan berbagai puri di Bali umumnya masih tinggi sebagai panutan terhadap berbagai pelaksanaan aktivitas adat dan ritual Agama Hindu Dharma oleh masyarakat banyak.

Puri Agung Perean


Pura (tempat ibadah) di Bali

Pura adalah istilah untuk tempat ibadat agama Hindu di Indonesia. Pura di Indonesia terutama terkonsentrasi di Bali sebagai pulau yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu.
Tidak seperti candi atau kuil Hindu di India yang berupa bangunan tertutup, pura di Bali dirancang sebagai tempat ibadah di udara terbuka yang terdiri dari beberapa zona yang dikelilingi tembok. Masing-masing zona ini dihubungkan dengan gerbang atau gapura yang penuh ukiran. Lingkungan atau zonasi yang dikelilingi tembok ini memuat beberapa bangunan seperti pelinggih yaitu tempat suci bersemayam hyang, meru yaitu menara dengan atap bersusun, serta bale (pendopo atau paviliun). Struktur tempat suci pura mengikuti konsep Trimandala, yang memiliki tingkatan pada derajat kesuciannya.

Pura Besakih

Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar.


SEJARAH SINGKAT KERAJAAN-KERAJAAN DI BALI

Untuk sejarah singkat kerajaan-kerajaan di Bali, klik di sini

 

Kerajaan di Bali, sekitar tahun 1900.


Peta kuno Bali

Klik di sini untuk peta kuno Bali 1618, 1683, 1700-an, 1750, 1800-an, 1856, abad ke-19.

 Bali abad ke-16 ?


Sumber Puri Agung Perean

– Puri Perean: http://www.sandywarman.com/
– Sejarah kerajaan Perean dan kerajaan Marga: Sejarah kerajaan Perean dan kerajaan Marga


Leave a comment

Leave a comment

Blog at WordPress.com.