FOTO istana kerajaan di Kalimantan

Istana Kadriah Kesultanan Pontianak
Keraton Kadariah adalah istana Kesultanan Pontianak yang dibangun pada dari tahun 1771 sampai 1778 masehi. Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri adalah sultan pertama yang mendiami istana tersebut.

———————

Istana kerajaan Sambaliung
Bangunan keraton yang ada sekarang diperkirakan berdiri sekitar tahun 1881 M. Belum ditemukan keterangan yang jelas mengenai siapa pendiri keraton yang terletak di tepi Sungai Kelay ini. Sejak terakhir ditempati oleh Sultan ke-8, Muhammad Aminuddin (1902-1959), Keraton Sambaliung tidak lagi tempati oleh para keturunan dan kerabat Sultan. Kini, bangunan keraton ini telah beralih fungsi menjadi museum yang dikenal dengan Museum Keraton Sambaliung.

———————

Istana Kerajaan Sekadau
Istana Kusuma Negara kerajaan Sekadau

———————

Istana Paku Negara kerajaan Tayan
Istana Paku Negara. Awalnya Keraton Pakunegara ini merupakan rumah tinggal bagi keluarga kerajaan Tayan setelah ketaton ke dua di kawasan Teluk Kemilun. Bangunan keraton berlantai dua dengn bahan bangunan hampir seluruhnya terbuat dari kayu tebelian (ulin).
Layaknya bangunan keraton lainnya di Kalimantan Barat, bangunan ini juga menghadap ke arah sungai Kapuas. Situs ini terletak di Tayan Hilir Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Usia Keraton ini kurang lebih sudah mencapai usia 2,5 abad.

———————

Istana Mulawarman Kesultanan Kutai Kertanagara
Bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh pemerintah belanda, yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935.
Sejak 1976 istana ini dikelola oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai sebuah museum negara.

———————

Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara
Kedaton Kutai Kartanegara adalah istana milik Sultan Kutai Kartanegara yang terletak di pusat kota Tenggarong, Kalimantan Timur, Indonesia. Istana ini selesai dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2002 setelah dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Meski telah resmi menjadi milik Sultan Kutai Kartanegara, istana baru ini lebih difungsikan sebagai kantor lembaga kesultanan serta sebagai tempat pelaksanaan acara seremonial oleh Sultan atau Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

———————

Istana Ismahayana kerajaan Landak
Tidak diketahui secara pasti kapan Keraton Ismahayana didirikan. Keraton ini mulai dipugar dan direnovasi kembali sekitar tahun 1950-an dan 1960-an setelah peristiwa kebakaranyang mengakibatkan kerusakan di beberapa bagian bangunan keraton. Kondisi Komplek Keraton pada saat ini merupakan hasil pemugaran tahun 2000. Komplek Keraton Landak terdiri dari beberapa bangunan, yaitu Istana Landak (Istana Ilir), Kediaman Permaisuri (Istana Ulu), serta Kediaman Neang Raja (Rumah Sultan).

———————

Istana Amantubillah kerajaan Mempawah
Istana Amantubillah dibangun pada masa pemerintahan Gusti Jamiril bergelar Panembahan Adiwijaya Kusuma (1761-1787). Pada tahun 1880, Istana Amantubillahmengalami kebakaran ketika diperintah oleh Gusti Ibrahim bergelar Panembahan Ibrahim Mohammad Syafiuddin (1864-1892) renovasi terhadap bangunan Istana Amantubillah kemudian dilakukan hingga Istana Amantubillah dapat berdiri kembali pada tanggal 2 November 1992 ketika diperintah oleh Gusti Muhammad Taufik Accamaddin (1902-1943).

———————

Istana Alwatzikhoebillah kerajaan Sambas
  Istana Alwatzikhoebillah yang ada sekarang, dibangun oleh Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin (1931-1943), sultan ke-15, pada tahun 1933 dan ditempati pada tanggal 6 Juli 1935.
Istana memiliki alun alun yang luas dan di gapura untuk menuju istana terdapat tiang bendera. Tiang bendera tersebut seperti tiang kapal yang dikelilingi oleh tiga buah meriam dan disangga oleh empat tiang.

———————

Istana Al Mukarama, kerajaan Sintang
Sejak masa Sultan Nata ini pembangunan kompleks istana mulai dibangun, meskipun masih dengan bentuk dan arsitektur sederhana, yaitu mengadopsi Rumah Panjang, rumah khas masyarakat Dayak. Baru pada masa pemerintahan Raden Abdul Bachri Danu Perdana, dibangunlah gedung istana yang baru dengan nama Istana Al Mukarrammah. Istana ini dibangun pada tahun 1937.

———————

Istana kerajaan Gunung Tabur, Batiwakkal (museum)
Keraton Gunung Tabur tahun 1945 dalam sekali bom sudah hancur dan terbakar. Yang sekarang berdiri di atas tanah bekas keratonnya adalah bangunan Pemda Berau, Museum Batiwakkal. Sultan terakhir Gunung Tabur tidak pernah tinggal di Museum Batiwakkal.

———————

Istana Muliakarta kerajaan Matan Tanjungpua
Istana Panembahan Matan di Mulia Kerta Ketapang merupakan salah satu istana era Kerajaan Melayu Islam yang tersisa di Kalimantan Barat. Berdasarkan jejak sejarahnya, Istana Panembahan Matan merupakan pusat pemerintahan dari Kerajaan Matan-Tanjungpura yang sebenarnya kelanjutan dari Kerajaan Tanjungpura dari era Hindu yang pernah mempunyai nama besar di seantero Kalimantan. Secara periodik, Kerajaan Matan-Tanjungpura yang berpusat di Mulia Kerta adalah kelanjutan dari Kerajaan Tanjungpura. Bermula di Sukadana Kabupaten Kayong Utara (KKU),

———————

Istana Surya Negara kerajaan Sanggau
Dari catatan sejarah, Kerajaan Sanggau didirikan oleh Daradante, pendatang dari Ketapang yang menikah dengan Babai Cingak dari suku Dayak Sanggau. Pusat pemerintahan berada di Desa Mengkiang (ke arah hulu sungai Sekayam). Kemudian pada tahun 1826 Sultan Ayub sebagai panembahan kala itu, memindahkan pusat kerajaan Sanggau ke Desa Kantuk. Keraton Surya Negara menjadi saksi bisu kebesaran masyarakat Sanggau kala itu.

———————

Istana kerajaan Bulungan
Pada tahun 1964 Bangunan Kesultanan Bulungan terbakar. Untuk itu pada tahun 1964 pemerintah mendirikan Museum Kesultanan Bulungan yang terletak di Istana Bulungan. Di museum ini masih tersimpan benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Bulungan yang berhasil diselamtkan pada saat kebakaran, seperti Tempat Tidur Sultan, foto-foto, kursi, meja, dan duplikat baju kebesarannya. Untuk mengetahui sejarah Kasultanan Bulungan anda juga dapat mengunjungi masjid tua yang juga merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Bulungan yang didirikan pada tahun 1929 terletak di kecamatan Tanjung Palas.

———————

Istana kerajaan Pasir
Keraton Kesultanan Paser sekarang telah menjadi Museum Sadurengas dan dipugar pada tahun 2008. Museum Sadurengas menempati bangunan bekas rumah salah satu Sultan Paser, yaitu Aji Tenggara (1844-1873). Pada awal abad ke-19 bangunan ini menjadi Istana Sultan Ibrahim Khaliludin. Bangunannya membentuk rumah panggung yang dalam bahasa Paser disebut ‘Kuta Imam Duyu Kina Lenja’ yang berarti rumah kediaman pemimpin yang bertingkat. Keraton kesultanan Paser menghadap ke barat ke arah tepi sungai Kandilo yang menjadi urat nadi transportasi umum di jaman keemasannya.


 

Blog at WordPress.com.