Tuhaha, negeri / P. Saparua – prov. Maluku

Negeri Tuhaha berteung Beinusa Amalatu, yang terletak di Pulau Saparua, tepatnya di Teluk Tuhaha.
Tuhaha adalah salah satu dari 18 negeri yang ada di kecamatan Saparua, Maluku Tengah. Teung Beragama Kristen.

Lokasi pulau Saparua

———————-

Lokasi P. Saparua

———————-
Negeri Tuhaha di P. Saparua


Foto raja-raja negeri di Maluku yang ada sekarang

Untuk foto raja-raja, klik di sini


Video negeri Tuhaha

* Video Panas Pela Rohomoni -Tuhaha (2007): link
* Video Acara adat negeri Tuhaha: link
* Video Penari Cakalele negeri Tuhaha ke Baileo: link


Foto Maluku

* Foto Maluku masa dulu: link
* Foto Baileo di Maluku: link
* Foto tarian Cakalele: link
* Foto situs kuno di Maluku: link


Nederlands (bah. belanda)

 * Tuhaha
Perkumpulan persatuan anak-anak Beinusa di Eropa, website (in het nederlands !)

 * Algemeen
Klik Molukken en Nederland voor:
– lijsten met marga’s en negeri’s,
– zoekmachine voor marga’s,
– informatie over Molukkers in Nederland en molukse onderwerpen.


NEGERI TUHAHA

Tentang Raja negeri Tuhaha, 2022

Raja Negeri Tuhaha bergelar Upulatu Beinusa Amalatu.

Sebagai sebuah negeri atau desa adat, Tuhaha dipimpin oleh seorang raja yang berkedudukan layaknya kepala desa. Apabila raja belum terpilih, tampuk kepemimpinan dijabat oleh pejabat negeri. Pada tahun 2017 Tuhaha dipimpin oleh Bapak Sem Loupatty sebagai pejabat negeri. Jabatan raja di Tuhaha dipangku oleh fam (matarumah parentah) Sasabone dan Tanalepy. Raja Tuhaha saat ini adalah Yance Sasabone.

25 Okt. 2017
Pengukuhan Adat Raja Negeri Tuhaha, Yance Sasabone, sebagai Upulatu Beinusa Amalatu Tuhaha.
– Sumber: terasmaluku.com

2011
Raja Tuhaha adalah Ibu Merry Tanalepy.

25 Okt. 2017: Gubernur bersama Raja dan masyarakat Negeri Tuhaha


Baileo negeri Tuhaha

Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara. Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja. Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga.
Lantai baileo dibuat tinggi karena dipercaya agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Dan agar masyarakat tahu permusyawaratan yang berlangsung di balai.
– Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_baileo

Baileo negeri Tuhaha

Tuhaha ,.


Sejarah negeri Tuhaha

Pada awalnya Tuhaha terletak di pegunungan antara Itawaka, Ulat dan Sirisori. Tuhaha terdiri dari sembilan Soa (desa kecil). Sembilan Soa ini dipimpin oleh kapten Aipassa. Selama tinggal di pegunungan, perang terjadi di Gunung Alaka (di pulau Haruku) (disebut “prang Alaka”).
9 (sembilan) soa masing-masing:

1) Huhule dipimpin oleh Kapitan Latu Ulisiwa Kapitan Aipassa, dibantu oleh :
o Kapitan Pattipeiluhu atau Pattilapa
o Kapitan Pollatu atau Somah

2) Ampatal dipimpin oleh Kapitan Supusepa, dibantu oleh:
• Kapitan Matakena,
• Kapitan Lopulissa
3) Talehu – dipimpin oleh Kapitan Sahusilawane
4) Amapuano – dipimpin oleh Kapitan Louhenapessy
5) Matalete – dipimpin oleh Kapitan Pollatu
6) Apalili – dipimpin oleh Kapitan Sahetapy
7) Tahapau – dipimpin oleh Kapitan Loupatty
8) Sopake – dinyatakan lenyap
9) Amahutai – dinyatakan lenyap.

Untuk memperlancar roda pemerintahan maka Upu Latu Ulisiwa Kapitan Aipassa yang berkedudukan di Huhule diangkat sebagai pemimpin atas kesembilan Soa tersebut.
Pada abad ke-16 kepulauan Nusantara didatangani oleh berbagai bangsa asing, yang lambat laun terjadilah penjajahan di Bumi Indonesia, termasuk juga kepulauan Maluku yang saat itu terkenal dengan hasil rempah-rempah, seperti cengkeh, pala, dan lainnya,
Pada tahun 1618, Kolonial Belanda dibawah Komando Jenderal Arnold de Flaming mengeluarkan perintah agar semua Negeri yang berada dipegunungan segera turun dan berdiam di pesisir pantai.

Dengan kedatangan Belanda, lokasi asli Tuhaha (di pegunungan) dipindahkan ke pantai dekat Hatuana, dekat pondok kayu Velzen (dekat Nolot). Belanda memaksa Tuhaha, bersama dengan sejumlah desa lain, untuk memperluas kepercayaan Kristen di pulau itu dan untuk menekan kebangkitan Islam; bahkan untuk menghapusnya. Selama periode itu perang dengan desa Islam Iha di Saparua terjadi (“prang Iha”).
Pada 1653, penduduk Tuhaha pindah dari negro Nolot menurun, setelah itu mereka tiba di Pasir Putih pada tahun 1818. Karena tanah tandus dan kekurangan air, para Dewa harus pindah ke lokasi lain. Awalnya Pasir Putih adalah tempat yang ditunjuk Tuhan. Tapi lokasi itu imbang. Orang Tuhahan pergi ke tempat yang menentukan nasib, Aimahono.
– Sejarah lengkap: http://beinusaamalatu.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-negeri-tuhaha.html
– Sejarah lengkap, bahasa belanda: https://www.tuhaha.nl/nl/Pela/Pela-Tuhaha/


Hubungan dengan negeri-negeri Tetangga

Tuhaha-Ihamahu

Tuhaha rutin menggelar adat tutu baileu atau perbaikan baileu. Salah satu persyaratan dalam perbaikan baileu adalah persembahan berupa buah kelapa yang harus diambil dari Ihamahu.

Sejarah di balik “kewajiban” menggunakan kelapa dari Ihamahu untuk perbaikan baileu Tuhaha bermula pada masa sebelum kolonial Belanda. Masyarakat Tuhaha memiliki tradisi berburu kepala dan kepala tersebut dipersembahkan di baileu. Dan sesuai tradisi lama, kepala yang dipersembahkan berasal dari masyarakat Ihamahu. Praktik ini pada akhirnya dihapus tatkala Belanda berhasil mengkristenkan Tuhaha. Kepala manusia diganti menjadi buah kelapa. Namun, persyaratan bahwa persembahan itu harus diambil dari Ihamahu tidak berubah.

Dalam acara perbaikan baileu tahun 2018, Tuhaha mengutus beberapa orang untuk pergi mengambil beberapa buah kelapa di petuanan Ihamahu. Untung tak dapat ditolak, pada masa yang bersamaan Ihamahu tengah mengadakan sasi kelapa. Kewang negeri beserta beberapa warga bersiaga dan berjaga-jaga terhadap orang yang akan melakukan pencurian di petuanan Ihamahu.

Pada saat itulah, 5 Januari 2018, orang Tuhaha dan Ihamahu terlibat adu perkataan dan saling menyerang dengan senjata tajam. Bentrokan yang tidak seimbang menyebabkan seorang warga Negeri Ihamahu meninggal dunia. Hal ini membuat masyarakat kedua negeri yang letaknya berdekatan tersebut menjadi tegang. Untuk sementara waktu, warga Ihamahu tak dapat pergi ke Saparua menggunakan jalan darat karena mereka harus melewati Tuhaha. Pun siswa-siswi asal Ihamahu yang bersekolah di SMP dan SMA di Tuhaha pun terpaksa libur. Berbagai upaya untuk mediasi dilakukan dan berakhir dengan kesepakatan dua negeri untuk berdamai.[10]

Tuhaha-Saparua

Tuhaha terbilang memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan Negeri Saparua. Hubungan baik keduanya dapat ditarik ke zaman kolonial. Disebutkan bahwa beberapa negeri membantu Belanda mengalahkan Kerajaan Iha dan sebagai hadiahnya, tanah-tanah milik Iha dibagikan kepada pihak yang membantu Belanda. Tuhaha dan Saparua adalah dua di antaranya.

Tuhaha menurut cerita mendapatkan Tanah Matalete yang kemudian didiami oleh fam Pollatu dari Tuhaha. Sedangkan Tanah Hatala yang terletak berdekatan diserahkan kepada Negeri Saparua. Namun, ditolak negeri tersebut sehingga kepemilikannya diserahkan kepada Tuhaha.

Selain itu, Tuhaha juga berterima kasih terhadap Saparua karena Saparua yang menjadi saksi di pengadilan kolonial memenangkan Tuhaha dalam persengketaannya dengan Negeri Sirisori Amalatu terkait tanah di sekitar Waihenahia. Sebagai balas jasa atas kemenangan tersebut, Tuhaha mengangkat sumpah untuk membantu Saparua dalam pekerjaan umum yang terjadi di Saparua seperti pendirian gereja, tutu baileu (perbaikan baileu), dan keja bakti lainnya.
– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tuhaha,_Saparua_Timur,_Maluku_Tengah#Hubungan_Sosial


Struktur pemerintahan negeri Tuhaha sekarang

  • Sesuai dengan Perda Kabupaten Maluku Tengah maka Negeri Tuhaha dipimpin oleh seorang Kepala Pemerintah Negeri bergelar Raja Negeri
  • Dibantu oleh seorang Sekretaris Negeri
  • Sekretariat negeri terdiri dari:
    • Urusan Pemerintahan
    • Urusan Pembangunan
    • Urusan Umum
  • Saniri Negeri Tuhaha berjumlah 9(sembilan) orang, seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan 7(tujuh) orang anggota.

Prosesi Obor Pattimura di Gunung Saniri, Negeri Tuhaha


Fam, SOA dan Pela / Gandong negeri Tuhaha

1) SOA dan Fam
Di negeri Tuhaha terdapat sembilan soa. Dua di antaranya dinyatakan hilang bahkan sebelum masyarakat Tuhaha turun ke pantai.

Soa Amutai
Dinyatakan hilang atau punah.

Soa Kelluhu
Latuhenawakan
Nustan
Pattipeiluhu
Peilokonon
Pollatu
Tehumana
Teupatawala

Soa Louhena
Louhenapessy
Malakouseja
Pattilekasapija
Polhaupessy
Pollatu
Taribuka

Soa Lounusa
 Hallatu
Lopulisa
Matakena
Nanuwasa
Supusepa

Soa Matita
Loupatty
Makailipessy
Pakalesia
Sasabone
Tatipikalawan
Siwalete

Soa Polouluw
Louhenapessy
Matahelumual
Tanalepy

Soa Samasulu
Aipassa
Lopulisa
Makelupessy
Pattileka
Sahanaya
Sahusilawane
Sapija
Tolmolya

Soa Silouw
Paliama
Polhaupessy
Sahusilawane
Siwalete
Tehusyarana

Soa Soupake

Dinyatakan hilang atau punah

2) Pela dan Gandong
Hubungan Pela
Tuhaha memiliki hubungan pela keras (pela batu karang) dengan Rohomoni. Ikatan pela tersebut terbentuk tatkala Tuhaha membantu Amarima Hatuhaha berperang melawan Portugis dan Belanda. Amarima Hatuhaha saat ini terpecah menjadi lima negeri yakni Rohomoni, Pelauw, Kailolo, Kabauw, dan Hulaliu. Oleh karena itu sebenarnya Tuhaha memiliki ikatan pela tak hanya dengan Rohomoni melainkan pula Pelauw, Kailolo, Kabauw, dan Hulaliu. Meskipun di antara kelimanya hubungan itu hanya dipelihara oleh Rohomoni. Sebagai peringatan hubungan pela antarkedua negeri, di dalam Gereja PNIEL di Tuhaha terukir nama Rohomoni pada salah satu tiangnya.

Selain itu, Tuhaha mengikat pela tempat sirih dengan Negeri Kulur.

Hubungan Gandong
Negeri ini memiliki hubungan gandong (atau disebut pula adik-kaka atau wari wa’a) dengan Iha, Ullath, dan Itawaka.


Cari nama Fam SOA, pela, gandong, klik di sini


Subjek penting budaya Maluku

1) Penjelasan Baileo negeri Maluku: klik di sini
2) Foto foto Baileo di Maluku: klik di sini
3) Penjelasan Pela dan Gandong, klik di sini
4) Penjelasan Panas Pela, klik di sini
5) Struktur pemerintahan dan masyarakat negeri Maluku, klik di sini
6) Penjelasan Fam, marga dan SOA, klik di sini


Peta Maluku kuno

Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764 klik di sini

Peta Maluku tahun 1640


Sumber negeri Tuhaha

– Sejarah negeri Tuhaha: https://id.wikipedia.org/wiki/Tuhaha
– Sejarah negeri Tuhaha:
http://beinusaamalatu.blogspot.co.id/
Tentang negeri Tuhaha: http://wikimapia.org/18775721/Negeri-Tuhaha


Maluku, tahun 1700 M

Maluku, tahun 1700 M


Create a free website or blog at WordPress.com.