Negeri Ureng berteung Aman Urehena terletak di pulau Ambon, kecamatan Leihitu, prov. Maluku.
Negeri ini beragama Islam.
Lokasi negeri Ureng di P. Ambon
Foto raja-raja negeri di Maluku yang ada sekarang
Untuk foto raja-raja, klik di sini
Foto Maluku
* Foto Maluku masa dulu: link
* Foto Baileo di Maluku: link
* Foto tarian Cakalele: link
* Foto situs kuno di Maluku: link
Nederlands (bah. belanda)
* Klik Molukken en Nederland voor:
– lijsten met marga’s en negeri’s,
– zoekmachine voor marga’s,
– informatie over Molukkers in Nederland en molukse onderwerpen.
NEGERI URENG
Tentang raja negeri Ureng
Tidak ada info tentang raja negeri Ureng sekarang (2019).
Gelar dari Raja Ureng: Upu Latu Marayase.
Peran Soa negeri Ureng
– Soa Ali Fatan berperan di dalam negeri sebagai pembawa aspirasi dari tiga marga termasuk mata Rumah terbesar di negeri. Soa Ali Fatan sebagai Raja (Pemimpin).
– Soa Tita Hatu dan Toral berperan di dalam negeri sebagai membatu raja dalam urusan pemerintahan adat. Soa Tita Hatu dan Tota sebagai Pemegang Terompa.
– Soa Bessy dan Toral sebagai pemegang Mahkota Raja.
Baileo negeri Ureng
Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara. Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja.
Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga.
Lantai baileo dibuat tinggi karena dipercaya agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Dan agar masyarakat tahu permusyawaratan yang berlangsung di balai.
– Sumber:
* https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_baileo
Tidak ada foto baileo negeri Tala; sebagai contoh, di bawah foto Baileo negeri Aboru
Sejarah negeri Ureng
Negeri Urehena / Ureng ini terbentuk dari himpunan dua suku kata yaitu :
1) Suku Alifuru yang turun dari gunung di kampung (Negeri Nakalale),yang terletak di wilayah/lembah antara kaki gunung Seribu Ewang dengan Gunung Titakapa,yang dipimpin oleh seorang kapitan yang memiliki ilmu kedigdayaan yang sangat tinggi dan berpengaruh di Jazirah Leihitu yang bernama ” Kapitan Kaihatu ” (yang sekarang Rumah Tau Kotala Hatta Iti). Beliau didampingi oleh dua orang kapitan yaitu : Kapitan Maunda (sekarang Rumah tau Heluth Hatta Helut) dengan gelar adat Sopa Mena dan Kapitan Leli Awen (sekarang Rumah tau Lain hatta Mony) dengan gelar adat ’Mewa.
2) Suku pendatang dipesisir pantai di negeri Urehena,diwilayah Hitu Ama,yaitu wilayah antara wae Kulelu dan Wae Sula. Para pendatang itu terdiri dari golongan penyiar agama Islam dan golongan hunian pantai lainnya,yang dipimpin oleh seorang Maulana yang bernama : Amrullah Al-Fatani/Ali Fatan (sekarang Rumatau Laitupa hatta Iti dari Teuna Tupa Putih) dengan gelar adat Siwa Lete,serta tiga orang bangsawan yaitu : Urung Besi (sekarang Rumatau Tanassy Hatta ureng) dengan gelar adat Bessi,dan sou Huath (sekarang Rumatau Huath Hata Huath) dengan gelar adat Sou Bessi,serta seorang bangsawan yang bergelar Lebe Tumbang Joro (sekarang Rumatau Laisouw Hatta Loro.
– Sumber: http://ichalltuharea.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-negeri-ureng.html
Ambon tahun 1817
Tentang masyarakat negeri Ureng
Untuk hubungan sosial, istilah-istilah dalam Kelembagaan, tarian dan tempat pamali, klik di sini.
Ureng sekitar sebelum 1200 masehi
– Sumber: https://www.kompasiana.com/abdurahman49594/5c67d92bab12ae1d83287365/raja-kaihatu-maluku-masuk-islam
” Pertarungan kesaktian senjata pusaka antara tuan tuan pendatang dari Tuban Jawa Timur dan Raja Kaihatu di negeri Ureng, Leihitu, Ambon, Maluku di sekitar tahun sebelum 1200 Masehi.”
Islam adalah agama sekaligus mendorong peradaban manusia di Maluku, di mana kisah kisah yang diceritakan dari turun temurun di negeri (desa) Ureng.
Dikisahkan di jaman dahulu, negeri Ureng berada di gunung Nakalale, (Negeri Lama) di tengah hutan, yaitu di antara gunung Seribu Ewang dan Gunung Titakapa, di hutan Ureng, Leihitu, Ambon. Sistem pemerintahan di negeri Ureng saat itu dengan sebutan Kapitan, ada kapitan besar sekaligus rajanya dan ada kapitan kapitan lain sebagai menterinya, mereka beragama animisme.
Pada masa itu ada tiga Kapitan saja di Nakalale, istilah kapitan sama artinya dengan pemimpin kelompok manusia atau family, Kapitan Kaihatu (fam Kotala) Kapitan Maunda (fam Heluth) dan Kapitan Leli Awen (fam Lain) komunitas ini adalah tife Manusia Malanesia, yang bermigrasi dari pulau Seram, Maluku.
Di kisahkan sebelum tahun 1200 dimana di tahun itu dimana kisah atau yang di ceritakan rakyat negeri Naku, pulau Ambon, bahwa sudah ada orang ureng bernama Saleh pergi haji dan pulang dengan haji Ali asal Bogor, tinggal di Ureng dan haji Ali menikah dengan Wanita ureng, dan cerita om kami ada catatan bukti penjualan rumah di tahun 1200 Masehi
Di perkirakan di abad ke-7 ada rombongan Islam datang dari Arab dan singgah di Haita Tuban (pantai Tuban) rombongan ini bersamaan dengan utusan khalipa Usmaniyah menuju asia, di mana tercatat di beberapa sejarah di cina, rombonagan dari Tuban ini sebagian melanjutkan perjalanan menuju Ureng di tahun tahun itu juga.
Rombongan mubalig, dan Saudagar dari Tuban ini dengan perahu, mereka mendarat di pantai Negeri Ureng, leihitu Pulau Ambon, di pantai mereka terkejut diman meeka melihat adanya seekor anjing hitam yang menggonggong, kemudian mereka ingin memastikan ada penduduk di sekitar pantai
Tiga orang dari mereka yaitu Tuan Laitupa (Amirullah Marayase Al fatan asal Bagdad), Tuan Besi (Tuban Besi asal Tuban) dan Tuan Laisow (Tumanjoro asal Tuban) mereka bertiga mengikuti anjing ke arah gunung Nakalale, sesampai di gunung mereka bertemu dengan Tuan Kotala (Kaihatu) Tuan Lain ( Leli Awen) dan Tuan Heluth (Maunda) kemudian mereka disambut dengan adu ilmu sakti, karena sama sama sakti akhirnya mereka memutuskan menjadi saudara, dan saat itu pula kapitan Kaihatu dan Rakyat Ureng di Nakalale mengucapkan dua kalimat sahadat dan di ajak turun dari gunung untuk tinggal di pantai Ureng dengan sistem pemerintahan Kerajaan Islam.
Fam, SOA dan Pela / Gandong negeri Ureng
Nama-nama SOA dan Gelar SOA
1) Nama Soa
Secara sosiologi masyarakat Ureng terbentuk dari tiga soa.
Soa-soa tersebut diperinci dalam bentuk Fam atau marga sebagai berikut:
– Soa Laitupa, yang terdiri dari:
* Marga Laitupa dan
* Kotala Hata Iti.
– Soa Nur Laisouw Pakay, terdiri dari:
* Marga Kotala
* Marga Mahu
* Marga Laisouw
* Marga Heluth
* Marga Niapele
* Marga Lain
– Soa Uren Bessy, terdiri dari:
Marga Tanasy
Marga Mahu
Marga Makatita
Marga Pelu
Marga Heluth
Marga Mahulete
2) Gelar Soa
Dari setiap Soa dipimpin oleh kepala Soa dengan Gelar sebagai berikut:
– Soa Laitupa di pimpin oleh Kepala Soa, dengan gelar Ali Fatan,
– Soa Nur Laisouw Pakay dipimpin oleh dua orang Kepala Soa, dengan gelar masing-masing Tita Hatu dan Tota,
– Soa Uren Bessy dipimpin oleh dua orang Kepala Soa, dengan gelar masing-masing Bessy dan Toral.
3) Peran SOA dan Status SOA
– Soa Ali Fatan Berperan di dalam negeri sebagai Pembawa aspirasi dari tiga marga termasuk mata Rumah terbesar di negeri,
– Soa Tita Hatu dan Toral berperan di dalam negeri sebagai membatu raja dalam urusan pemerintahan adat,
– Soa Bessy dan Toral berperan di dalam negeri sebagai membatu raja dalam urusan pemerintahan adat.
4) Pela dan Gandong
Negeri Ureng Gandong dengan Ameth, Liliboi dan Naku,
Pela dengan negeri Paperu.
Cari nama Fam SOA, pela, gandong, klik di sini
Subjek penting budaya Maluku
1) Penjelasan Baileo negeri Maluku: klik di sini
2) Foto foto Baileo di Maluku: klik di sini
3) Penjelasan Pela dan Gandong, klik di sini
4) Penjelasan Panas Pela, klik di sini
5) Struktur pemerintahan dan masyarakat negeri Maluku, klik di sini
6) Penjelasan Fam, marga dan SOA, klik di sini
Negeri Ureng
Peta Maluku kuno
Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764 klik di sini
Peta Maluku tahun 1640
Sumber negeri Ureng
– Sejarah negeri Ureng: http://ichalltuharea.blogspot.co.id/
– Sejarah negeri Ureng: http://putramaas.blogspot.co.id/
2nd from left Raja of Nusaniwe, middle Raja of Soya, right Raja of Kilang
——————————————-
Raja-raja dari Ambon 30-8-1925. Dari kanan ke kiri: raja Nusanive, Kilang, Soya, Halong
–