Perang Takhta Jawa kedua adalah konflik yang berlangsung yang berlangsung antara tahun 1719 dan 1723 antara Amangkurat IV di Kasunanan Kartasura dengan para pangeran yang menghendaki takhta dan memberontak.
The Second Javanese War for the Throne was a conflict that took place between 1719 and 1723 between Amangkurat IV and the princes who wanted the throne and rebelled.
For english, click here
* Video sejarah Jawa, 10.000 SM – 2017 M: link
* Video sejarah kesultanan Mataram: link
Perang Takhta Jawa kedua, 1719 – 1723
Tahun 1719, Susuhunan Pakubuwana I dari Mataram meninggal. Penggantinya adalah puteranya, yang mengambil gelar Amangkurat IV (bertahta 1719-1726). Dua adik Amangkurat IV, pangeran Blitar dan Purbaya, seketika menyerang kraton, didukung kalangan agama. Paman mereka, Pangeran Arya Mataram, bergabung dengan mereka.
Amangkurat meminta bantuan VOC, yang mengusir para pemberontak. Arya Mataram menyerah, kemudian dibunuh di Jepara, kubu VOC di Jawa Tengah. Pangeran Blitar meninggal tahun 1721.
Tahun 1723 Sisa pemberontak menyerah, di antaranya sejumlah keturunan Surapati.
Amangkurat IV
Sumber
– Perang tahta Jawa kedua: Wiki
– Kasunan Kartasura, 1680 – 1745: https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/java-today/kasunanan-kartasura-kerajaan-1680-1745/
– Sultan Amangkurat IV: https://id.wikipedia.org/wiki/Amangkurat_IV