Kesultanan Jailolo, 1600 – akhir abad ke-17. Terletak di pulau Halmahera, Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara.
Kesultanan Jailolo didirikan kembali secara adat setelah era reformasi dimulai pada tahun 1998. Bersamaan dengan itu, komunitas adat Moloku Kie Raha dibentuk kembali. Selama periode 2002–2017, telah terpilih empat keturunan dari Kesultanan Jailolo sebagai pemimpin adat.
The Sultanate of Jailolo is already know in the 16 century. Located on the island of Halmahera, prov. Maluku Utara.
The Sultanate of Jailolo was re-established after the reform era in 1998. At the same time, the Moloku Kie Raha indigenous community was re-established. During the period 2002–2017, four descendants of the Jailolo Sultanate were elected as customary leaders.
For english, click here
Lokasi Jailolo, P. Halmahera
Lokasi Jailolo
Foto / video kesultanan Jailolo
* Foto kesultanan Jailolo: link
* Video sultan Jailolo: link
* Video upacara militer pemakaman sultan Jailolo, oktober 2017: link
KESULTANAN JAILOLO
1 Tentang sultan sekarang
2 Sejarah kesultanan Jailolo
3 Daftar sultan
4 Istana
5 Sumber
6 Foto
1) Tentang Sultan sekarang (2021)
Sultan sekarang (2021): Kaicil Muhammad Siddiq bin Kaicil H. Mahmud bin Kaicil Abdul Jabar bin Kaicil Abdul Rahman Sjah.
Kehadiran Kaicil Muhammad Siddiq Sjah atas keputusan dewan adat kesultanan Jailolo didasari oleh 2 pertimbangan, yaitu:
1) Kaicil Muhammad Siddiq bin Kaicil H. Mahmud bin Kaicil Abdul Jabar bin Kaicil Abdul Rahman Sjah secara meyakinkan memiliki hubungan genelogi dengan Sultan Yusuf bin Sultan Kaicil Jainal Abidin (1527) yang dapat dibuktikan melalui peninggalan asli sultan-sultan Jailolo dari masa lalu.
2) Dukungan bangsawan Jailolo, Ternate dan Tidore.
Sultan Jailolo, Kaicil Muhammad Siddiq Sjah
2) Sejarah kesultanan Jailolo
Ada 5 kesultanan di Maluku Utara: Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo dan Loloda.
Kesultanan Jailolo telah berdiri sejak abad ke-13 Masehi. Pada abad ke-17, kesultanan ini mengalami keruntuhan. Wilayah-wilayahnya kemudian terbagi menjadi bagian dari kesultanan Tidore dan kesultanan Ternate.
Kesultanan Jailolo tidak memiliki banyak peninggalan arkeologi. Bekas Istana kesultanan Jailolo tidak ditemukan sama sekali. Peninggalan yang tersisa hanya berupa benteng, masjid, dan makam kuno.
Pada tahun 1359, kesultanan Ternate menyerang kesultanan Jailolo atas perintah Gapi Malamo. Serangan kembali dilakukan oleh Komala Pulu pada tahun 1380 dan Taruwese pada tahun 1524 dan 1527. Serangan-serangan ini membuat wilayah kekuasaan dari kesultanan Jailolo berkurang. Pada tahun 1534, kesultanan Jailolo merebut kembali wilayahnya dengan dipimpin oleh Sultan Katarabumi dengan bantuan dari Portugis. Kesultanan Jailolo kemudian menyerang kerajaaan Moro untuk memperluas wilayahnya. Penyerangan ini dibantu oleh Sultan Deyalo yang diberhentikan sebagai sultan dari kesultanan Ternate oleh Portugis.
Pada tahun 1551, kesultanan Ternate menyerang kesultanan Jailolo dengan bantuan dari Portugis. Serangan ini membuat sebagian wilayah kekuasaan kesultanan Jailolo menjadi milik kesultanan Ternate. Wilayah yang dikuasai kemudian diisi oleh Suku Ternate, sehingga masyarakat Jailolo khususnya Suku Wayoli pindah ke wilayah kesultanan Jailolo yang lainnya. Pada tahun 1620, kesultanan Ternate kembali melakukan serangan dan dibantu oleh Belanda. Kedua serangan ini akhirnya mengakhiri kekuasaan dari Kesultanan Jailolo. Pada tahun yang sama, kesultanan Ternate menggabungkan bekas wilayah kesultanan Jailolo menjadi bagian dari wilayah kekuasaannya. Kaicil Alam menjadi sultan terakhir dari kesultanan Jailolo. Ia dinikahkan dengan saudari Sultan Sibori dan jabatannya diubah menjadi sangaji atau perwakilan kesultanan Ternate. Kesultanan Jailolo sepenuhnya menjadi wilayah kekuasaan dari kesultanan Ternate setelah Kaicil Alam wafat 1684.
Kesultanan Jailolo didirikan kembali secara adat setelah era reformasi dimulai pada tahun 1998. Bersamaan dengan itu, komunitas adat Moloku Kie Raha dibentuk kembali. Selama periode 2002–2017, telah terpilih empat keturunan dari kesultanan Jailolo sebagai pemimpin adat.
Sejak 2015 sultan Jailolo adalah: Kaicil Muhammad Siddiq.
Peta Halmahera (Gilolo) tahun 1740
3) Daftar Sultan Jailolo
Garis sejarah
* 1380: Ruler of Jailolo becomes Jikoma Kolano, swapping styles with the ruler of Ternate.
* 1557 – 1796: State under Ternate sovereignty.
* 1803 – ….: State under Ternate sovereignty.
* 1832: Abolished.
* 1875 – 1876: Brief restoration, terminated by the Dutch.
* 2002: Royalty restored.
Penguasa Jikoma Kolano
* 1605 – 1613: Doa
* 1613 – 1656: Saiuddin
* 1656 – 1684: Alam
* 1684 – 17.. ….: (unknown)
Sultan (Jikoma Kolano)
* 1784 – 1805: Muhammad Arif Bila
* 1805 – 1808: Vacant
* 1808 – 1832: Muhammad Asgar
* 1832: Saifuddin Jehad Muhammad Hajuddin Syah
* 1875 – 1876: Danu Hasan
* 1876 – 2002: Interregnum
* Sejak 2015: Kaicil Muhammad Siddiq.
– Sumber / Source: link
Maluku, 1700 M
4) Istana / Palace
Tentang pembangunan Keraton Kesultanan Jailolo adalah upaya refitalisasi yang di upayakan oleh Sultan Ternate Alm. Mudaffar Sjah melalui usulan anggaran Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun 2012 di dukung oleh Rekomendasi Pemerintah Provinsi Maluku Utara sehingga program refitalisasi itu dapat berjalan dengan lancar.
Kendati pembangunan keraton seperti pada gambar di atas bukan pada tempat dimana bekas reruntuhan keraton lama pernah berdiri, hal ini itu terjadi karna saat dana yang di kucurkan oleh kementerian harus dilaksanakan pada tahun anggaran itu juga maka harus dilaksanakan pada lahan yang di hibahkan oleh GMIH Halmahera Barat.
Pada masa itu Wakil Sultan Ternate yang di tempatkan pada kesultanan Jailolo yaitu saudara Abdulah Jarjanto di tahun 2003 telah nonaktifkan oleh kesultanan ternate pada tahun 2010 berdasarkan pertimabangan Tau Raha (pelaksana yudikatif klasik) yang tertuang dalam surat keputusan Kolano Kesultanan Ternate nomor: 177/SKEP-MKR/XI/2010 sekaligus mengangkat Jogugu H.Muhamad Samad sebagai Jogugu (perdana menteri) dan Ilham Dano Toka sebagai Kapita Lao (panglima) sebagai pelaksana Tugas Sultan Ternate untuk dapat mengembangkan dan melestarikan adat istiadat di keaultanan Jailolo.
Akan tetapi ketika pekerjaan keraton sudah hampir rampung pada tahapan 80% pengerjaannya tiba tiba beberapa orang yang bersama sdr. Abdulah menyerobot masuk untuk mendiami keraton itu pada tahun 2013 maka sontak membuat geram sultan ternate sehingga kesultanan ternate melayangkan surat pengaduan atas tindakan penyerobotan kepada pihak berwajib dalam hal ini Kepolisian Resort Halmahera Barat dengan nomor: 293/MKR-KT/XI/2013 tanggal 10/12/2013 akan tetapi surat itu tidak di kawal oleh pelaksana tugas yang telah di tunjuk oleh sultan ternate sehingga pihak keamanan tidak dapat menghalau si penyerobat itu.
– Video penjelasan istana Jailolo: link
5) Sumber kesultanan Jailolo
– Sejarah kesultanan Jailolo: http://northmelanesian.blogspot.co.id/
– Sejarah kesultanan Jailolo: https://id.wikipedia.org/wiki/
– Daftar sultan Jailolo: http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states2.html
– Menelusuri jejak jejak sejarah kesultanan Jailolo: http://aergurutu.blogspot.co.id/2014/03/the-hidden-history-of-jailolo.html
– Masyarakat Halmahera dan kesultanan Jailolo: http://goa-naga.blogspot.co.id/
Peta Maluku kuno
Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764 klik di sini
Halmahera (Gilolo) tahun 1640
gan peninggalan nya ada nggak????
bisa menjeleskan pertanyaan anda ?
Dengan hormat,
Paul, penerbit website
sultan jailolo itu bukan bpk.sidik
tetapi suba jou malalmo lamo
sri Sultan bpk.Hi. ABDULLAH SYAH
Harap di koreksi nama dari Sultan Jailolo yang baru adalah :
Al-Hajj Muhammad Siddiq Kaicil.
Bukan “KANTJIL”
YM,
Terima kasih atas mail anda.
Kami sudah koreksi nama Sultan Jailolo.
Terima kasih atas kirim koreksi.
Penerbit website, Paul