Laiwoi, kerajaan / Prov. Sulawesi Tenggara – Kota Kendari

Kerajaan Laiwoi terletak di Sulawesi, wilayah kota Kendari, provinsi Sulawesi Tenggara. Kerajaan ini berdiri abad ke-19.
Pada tahun 1906, seorang bangsawan dari Laiwoi bekerja sama dengan Hindia Belanda dan menandatangani sebuah perjanjian. Isi perjanjian tersebut adalah mengganti kerajaan Konawe menjadi kerajaan Laiwoi dan menjadi bawahan dari Hindia Belanda.

The kingdom of Laiwoi is located on Sulawesi, in the region of the city of Kendari, province of South East Sulawesi. This kingdom emerged 19th century. In 1906, a nobleman from Laiwoi cooperated with the Dutch East Indies and signed an agreement. The contents of the agreement were to replace the Konawe kingdom with the Laiwoi kingdom and become a subordinate of the Dutch East Indies.
For english, click here

Lokasi kota Kendari

Kendari


* Foto kerajaan Laiwoi: link


Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link


Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link


KERAJAAN LAIWOI

Tentang Raja

28 jan. 2015
H. Irawan Tekaka Saosao dinobatkan sebagai Raja Laiwoi. Ia diberi gelar Mokole Wulaa Lipuwutano Laiwoi” yang berarti raja emas di atas tanah Laiwoi.
Penobatan Raja Laiwoi (berselmpang kuning) kemarin setelah kerajaan ini fakum selama puluhan tahu.
– Penobatan Raja Mokole Laiwoi (jan. 2015): http://www.antaranews.com/foto/78481/penobatan-raja-mokole-laiwoi-ke-3

—————————
Putera mahkota

Endry Irwan Tekaka adalah putra mahkota Kerajaan Laiwoi dengan gelar Anakia Lipu Mokole Tambo i Losoano Oleo.
Beliau kini menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Kerajaan Laiwoi Kendari dan Panglima Pasukan Adat Nusantara Indonesia Wilayah Sultra.


Sejarah kerajaan Laiwoi

Kerajaan Konawe berdiri abad ke-5 sampai abad ke-19.
Perselisihan di antara para bangsawan kerajaan Konawe telah berlangsung sejak abad ke-19. Pada tahun 1906, seorang bangsawan dari Laiwoi bekerja sama dengan Hindia Belanda dan menandatangani sebuah perjanjian. Isi perjanjian tersebut adalah mengganti kerajaan Konawe menjadi kerajaan Laiwoi dan menjadi bawahan dari Hindia Belanda.
Raja ke-1 kerajaan Laiwoi adalah Sorumba (Sangianibende Sapati Ranomeeto), adalah saudara dari raja Lakidende (Sangia Ngginoburu).

Larambe sebagai raja kerajaan Konawe bersama dengan para bangsawan diundang oleh Laiwoi dan Hindia Belanda. Dalam pertemuan itu, Laiwoi menyatakan keberpihakannya kepada Hindia Belanda. Larambe tidak menyetujuinya dan kembali ke Sambandete untuk mempersiapkan perang dengan Hindia Belanda. Bersama pasukannya, ia mendirikan benteng dan tugu di tepi Sungai Lalindu pada wilayah Linomoiyo. Namun pada tahun 1916, ia wafat sehingga perang dimenangkan oleh Belanda. Wilayah kerajaan Konawe akhirnya dikuasai dan dijadikan wilayah kerajaan Laiwoi.

Laiwoi Mokole (raja, king) Sao Sao of Laiwoi, memerintah 1871 (1880) -1927


Kendari, Ibukota kerajaan Laiwoi

Pada awal abad ke -19 sampai dengan kunjungan Vosmaer (seorang Belanda) 1831, Kendari merupakan tempat penimbunan barang (pelabuhan transito). Kegiatan perdagangan kebanyakan dilakukan oleh orang Bajo dan Bugis yang menampung hasil bumi dari pedalaman dan dari sekitar Teluk Tolo (Sulawesi Tengah). Barang-barang tersebut selanjutnya dikirim Ke Makassar atau kawasan Barat Nusantara sampai ke Singapura.
Berita tertulis pertama Kota Kendari diperoleh dari tulisan Vosmaer (1839) yang mengunjungi Teluk Kendari untuk pertama kalinya pada tanggal 9 mei 1831 dan membuat peta Teluk Kendari. Sejak itu Teluk Kendari dikenal dengan nama Vosmaer’s Baai (Teluk Vosmaer). Vosmaer kemudian mendirikan lodge (loji = kantor dagang) di sisi utara Teluk Kendari. Pada Tahun 1832 Vosmaer mendirikan rumah untuk Raja Laiwoi bernama Tebau, yang sebelumnya bermukim di Lepo-lepo.
Mengacu pada informasi tersebut, maka Kota Kendari telah ada pada awal ke-19 dan secara resmi menjadi ibu kota Kerajaan Laiwoi pada tahun 1832, ditandai dengan pindahnya istana Kerajaan Laiwoi disekitar Teluk Kendari.

Kanan: Mokole kerajaan Laiwoi ke IX Sangia Tambo Losoano Eleo Alm. Pym Tekaka Saosao
Tengah: permaisuri Bunda Ym. Saenati Tondu
Paling kiri: Anakia Ranomeeto Ym Andi Baso Saosao adik kandung Raja Laiwoi).


Daftar raja kerajaan Laiwoi

* Raja ke-1: Sorumba (Sangiansapati Ranomeeto), adalah saudara dari Raja Lakidende (Sangia Ngginoburu),
* Raja ke-2: Melamba,
* Raja ke-3: Balani (Sangia Ndebunggu),
* Raja ke-4: Ray,
* Raja ke-5: Tebau (Okapu, (Lakino Laiwoi. (Vosmeer,1839 : 77),
* Raja ke-6: adalah seorang perempuan yaitu Ratu bernama Maho yang menikah dengan bangsawan dari Kerajaan Bone adalah anak dari raja Bone Arung Bakung),
* Raja ke-7: Lamangu dinobatkan pada tgl 13 April 1858 dan mangkat pada 18 mei 1880.
Disinilah era/ masa kedatangan Bangsa Barat menjajah, dengan politik adudombanya. Dan untuk mempertahankan keutuhah kerajaan Laiwoi Konawe maka raja Lamanggu sepakat membuat kontrak dengan gubernur jendral yang dikenal ‘lang Contract’ ditandatangani pada 17 juli 1858 dan berakhir pada 1860.
* Raja ke-8: Kemudian “Sao – Sao” seorang Bangsawan keturunan “Tambo Ilosoano Oleo” diangkat menjadi Mokole (Raja) Laiwoi bergelar Van Laiwoi menggantikan Ayahandanya sebagai Raja ke 8 Saosao (SANGIA TAMBO LOSOANO OLEO) dimasa ini kekuatan penjajah begitu kuat sehingga memaksa Saosao kembali membuat contrack yang bertujuan untuk keberlangsungan kehidupan rakyat dan keutuhan kerajaan laiwoi . Contrack dibuat 8 kali dimulai 21 Desember 1885 – 30 agustus 1917 dan Atas usaha “Raja Sao – Sao” untuk mempersatukan Kerajaan Laiwoi Konawe, maka pada tahun 1908 sudah dapat menguasai kembali seluruh Daerah bekas “Tambo Ilosoano Oleo” (Pintu pertahanan di sebelah timur) dan di bagi dalam 6 (enam) District bawahan (Onder District).
* Raja ke-9: tahun 1931 barulah putra “Sao – Sao” bernama “Tekaka” diangkat sebagai raja ke-9 dengan gelar (Sangia Oleo Tepuli Tambo Losaano Ole).

* 28 jan. 2015: H. Irawan Tekaka Saosao dinobatkan sebagai Raja Laiwoi. Ia diberi gelar Mokole Wulaa Lipuwutano Laiwoi”.

Raja Tekaka (Sangia Mokole Laiwoi) masa pemerintahan 1928-1945


Sumber kerajaan Laiwoi

– Sejarah kerajaan Laiwoi: https://id.wikipedia.org/wiki/Laiwoi
– Sejarah kerajaan Laiwoi: https://sultra.fajar.co.id/
– Penobatan Raja Mokole Laiwoi (jan. 2015): http://www.antaranews.com/foto/78481/penobatan-raja-mokole-laiwoi-ke-3


Kerajaan Konawe 1825. Pada tahun 1906, seorang bangsawan dari Laiwoi bekerja sama dengan Hindia Belanda dan menandatangani sebuah perjanjian. Isi perjanjian tersebut adalah mengganti kerajaan Konawe menjadi kerajaan Laiwoi

Kulawi, 1825


Peta-peta Sulawesi masa dulu

Untuk peta peta kuno (1606, 1633, 1683, 1700, 1757, 1872, abad ke-19): klik di sini

Peta Sulawesi dan Maluku, tahun 1683


 

Leave a comment

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.