Kadipaten Jipang (Djipang), abad ke-16. Terletak di Jawa, kecamatan Cepu, Kab. Blora, prov. Jawa Tengah.
Kerajaan DJipang berdiri pada abad-16, yang selanjutnya menjadi suatu wilayah kerajaan vazal di bawah Kerajaan Demak.
The principality (Kadipaten) of Jipang (Djipang) existed in the 16th century. Located on Jawa, kecamatan Cepu, Kab. Blora, prov. Jawa Tengah.
For english, click here
Lokasi Kabupaten Blora
Garis kerajaan-kerajaan di Jawa: link
Foto sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa
* Foto sultan dan raja, yang masih ada di Jawa: link
* Foto keraton di Jawa, yang masih ada: link
* Foto Batavia (Jakarta) masa dulu: link
* Foto Jawa masa dulu: link
* Penyerbuan Batavia oleh Sultan Agung, 1628/1628: link
* Foto perang Diponegoro, 1825: link
* Foto situs kuno di Jawa: link
Video sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa
* Untuk video-video sejarah Jawa, klik di sini
KADIPATEN JIPANG
Sejarah kadipaten Jipang, abad ke-16
Jipang adalah desa di kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah. Desa yang terletak di tepi Bengawan Solo.
Desa ini pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan DJipang pada abad ke-16, yang selanjutnya menjadi suatu wilayah kerajaan vazal di bawah kerajaan Demak. Salah satu rajanya yang terkenal adalah Arya Penangsang atau Arya Jipang.
Di desa ini masih terdapat beberapa sisa-sisa peninggalan kerajaan ini dan belum pernah diteliti secara tuntas, seperti makam tua (dan dikeramatkan) Gedong Ageng dan Santri Sembilan Walisongo. Daerah kekuasaan kerajaan DJipang meliputi: Pati, Lasem,Blora, dan Jipang sendiri.
Ketika Arya Penangsang menjadi Sultan Demak ke-5 atau Sultan Demak terakhir dimana situasi kota Demak pada saat itu sudah tidak kondusif lagi untuk di jadikan Pusat Pemerintahan, maka Arya Penangsang memerintah kesultananan Demak dari desa Jipang. Akan tetapi setelah Jaka Tingkir (Hadiwijaya) merebut takhta Demak dari tangan Arya Penangsang yang membuat hilangnya kedaulatan kesultanan Demak dengan berdirinya kerajaan Pajang, maka sejak itu Blora masuk dalam wilayah kerajaan Pajang. Tempat-tempat ini ramai didatangi peziarah yang berkeinginan mengubah nasib, khususnya hari Kamis.
Blora, 1645
Aryo Penangsang
Aryo Penangsang merupakan putra dari Pangeran Sekar Sedalepen, adik dari Raja Demak yang kedua: Pangeran Pati Unus, dan merupakan anak kedua dari Raden Patah, raja pertama dan pendiri Kerajaan Demak.
Pati Unus hanya sebentar menjadi raja di Demak, karena kemudian ia gugur ketika memimpin pasukan yang mencoba mengusir sepasukan bangsa Portugis yang menguasai Malaka. Karena Pangeran Sekar Sedalepen adik kedua dari Pati Unus juga meninggal.
Posisi raja di Demak kemudian diambil alih oleh Sultan Trenggono, anak ketiga dari Raden Patah. Bayi dari Pangeran Sekar kemudian ditemukan oleh Sunan Kudus, ia dinamai Aryo Penangsang, karena saat ditemukan ia tersangkut pada tumbuhan di pinggir sungai.
Setelah dewasa, Aryo Penangsang menjadi Adipati Jipang dan berebut kekuasaan bekas Kerajaan Demak dengan Raja Pajang Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir yang memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Jaka Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya ini merupakan menantu dari Sultan Trenggono.
Peta kuno Jawa
Klik di sini untuk peta kuno Jawa tahun 1598, 1612, 1614, 1659, 1660, 1706, 1800-an, awal abad ke-18, 1840.
Jawa, awal abad ke-18
Sumber
– Sejarah Kadipaten Jipang: https://id.wikipedia.org/wiki/Jipang,_Cepu,_Blora
– Sejarah Kadipaten Jipang: https://katadesa.id/
– Sejarah Kadipaten Jipang: https://regional.kompas.com/
– Aryo Penangsang: https://id.wikipedia.org/wiki/Arya_Penangsang
Foto foto
Makam Gedong Ageng Jipang.
————————————-
Makam Gedong Ageng Jipang. Situs Kerajaan Jipang Panolan yang dipimpin Adipati Aryo Penangsang di tepi Bengawan Solo di Desa Jipang, Kecamatan Cepu.
—————————————
Pasarean Arya Penangsang