Sameth, negeri / P. Haruku – Prov. Maluku

Negeri Sameth terletak di P. Haruku, prov. Maluku.
Sameth berada di pesisir barat Pulau Haruku dan berjarak lebih kurang 17,5 km dari ibukota kecamatan yang berada di Pelauw. Berdasarkan catatan BPS, Samet tergolong sebagai negeri swadaya. Dengan penduduk sebanyak 698 jiwa per tahun 2017 dan kepadatan 87 jiwa/km2, Samet adalah negeri dengan penduduk paling sedikit dan kepadatan penduduk paling rendah di Kecamatan Haruku. Wassu menyusul sebagai negeri dengan penduduk paling sedikit dan kepadatan penduduk paling rendah kedua di Kecamatan Haruku.

Lokasi P. Haruku

————————
Lokasi P. Haruku


————————
Lokasi negeri Sameth di P. Haruku


Foto raja-raja negeri di Maluku yang ada sekarang

Untuk foto raja-raja, klik di sini


Video negeri Sameth

* Video penyambutan adat negeri Sameth: link
* Video tradisi buka ikan lompa negeri Sameth: link
* Video cakalele negeri Sameth: link


Foto Maluku

* Foto Maluku masa dulu: link
* Foto Baileo di Maluku: link
* Foto tarian Cakalele: link
* Foto situs kuno di Maluku: link


NEGERI SAMETH

Tentang raja negeri Sameth

September 2022
Pelantikan Stevi Reuwpassa sebagai raja negeri Sameth. September 2022

2017
Pada tahun 2017 Negeri Sameth dipimpin oleh Bapak Benjamin Rieuwpassa. Jabatan raja di negeri ini dipangku oleh fam (matarumah parentah) Rieuwpassa.
Sebagai sebuah negeri atau desa adat, Sameth dipimpin oleh seorang raja yang berkedudukan layaknya kepala desa. Raja Sameth bergelar sebagai Tuan Latu. Apabila raja belum terpilih, tampuk kepemimpinan dijabat oleh pejabat negeri.

Sameth


Sejarah negeri Sameth

– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sameth,_Haruku,_Maluku_Tengah

Sebelum tahun 1627, masyarakat Sameth masih tinggal di Tanjung Batu Kapal, tidak jauh dari petuanan Negeri Oma. Daerah yang ditinggali orang Sameth itu tidak rata dan berkarang-karang. Kehidupan masyarakat Sameth terbilang susah. Ditambah pula serangan dan gangguan yang mereka hadapi dari perompak-perompak Mandar. Beberapa warga Sameth pun diculik. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat Sameth mempersiapkan diri dengan baik. Mereka dikenal memiliki kapitan yang disegani. Kapitan tersebut bernama Kapitan Sopawari. Keturunannya saat ini berfam Tahya.

Keberanian Kapitan Sopawari didengar oleh masyarakat negeri tetangga, Haruku. Haruku secara konstan mendapat serangan dari Amarima Hatuhaha terkait perselisihan mengenai tapal batas dan petuanan. Amarima Hatuhaha sendiri adalah konfederasi lima negeri yang bermukim di Gunung Alaka. Lima negeri di pesisir utara Haruku seperti Rohomoni, Kabau, Kailolo, Pelauw, dan Hulaliu adalah jelmaan dari Amarima Hatuhaha. Konfederasi ini sangat kuat dan Haruku bukanlah tandingan mereka. Merasa terancam, Negeri Haruku meminta pertolongan Negeri Sameth untuk mempertahankan diri dari Amarima Hatuhaha.

Persekutuan Haruku-Sameth tak hanya berhasil mempertahankan diri dari serangan Amarima Hatuhaha. Menurut kisah yang dipefcayai masyarakat Haruku-Sameth, persekutuan kedua negeri mampu menembus benteng pertahanan di Gunung Alaka dan mengalahkan Amarima Hatuhaha hingga konfederasi itu terpecah mejadi lima negeri di pesisir utara. Empat di antaranya beragama Islam dan satu lagi yaitu Hulaliu berpindah menganut ajaran Kristen. Sebagai kebalikan dari Amarima Hatuhaha atau Uli Hstuhaha, negeri-negeri di sebelah selatan Pulau Haruku juga memiliki konfederasi yang bernama Uli Buangbesi walaupun tidak sekompak Uli Hatuhaha. Uli Buangbesi dikenal pula sebagai Hatulohu. Mereka terdiri dari sembilan negeri yaitu Haruku, Sameth, Oma, Wassu, Kariu, Amaharua, Amaika, Amamahina, dan Amatupa. Empat negeri yang terakhir kemudian menjelma menjadi Negeri Aboru. Kariu yang bergandong dengan Aboru di kemudian hari berpindah dari selatan ke utara, dekat Negeri Haruku.

Sebagai balas jasa dan penghargaan atas kerelaan masyarakat Sameth membantu masyarakat Haruku, pemimpin Haruku menghadiahkan sepetak tanah di sebelah utara permukiman mereka kepada Samet. Tanah tersebut kemudian digunakan masyarakat Sameth untuk membangun negeri mereka dan hidup bertetangga secara rukun dengan Negeri Haruku. Posisi Negeri Sameth yang berada di utara adalah kesengajaan karena sewaktu-waktu bisa saja Amarima Hatuhaha menyerang kembali dari arah utara. Seiring berjalannya waktu, kedekatan kedua negeri menyebabkan perkawinan masuk-keluar antarkeduanya berlangsung marak. Hal ini menyebabkan beberapa fam Sameth bermukim di Haruku atau sebaliknya. Perempuan-perempuan Sameth yang menikah (keluar) ke Haruku atau sebaliknya disebut dikenal dengan istilah marahuai.


Baileo negeri Sameth

Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara. Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja. Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga.
Lantai baileo dibuat tinggi karena dipercaya agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Dan agar masyarakat tahu permusyawaratan yang berlangsung di balai.
– Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_baileo

Tidak ada foto baileo negeri Sameth. Sebagai contoh baileo, foto baileo negeri Aboru.


Fam, SOA dan Pela / Gandong negeri Sameth

1) Fam

A) Fam-fam Asli

Fam-fam asli Sameth adalah keturunan dari fam atau matarumah yang mendiami Negeri Sameth yang lama yang berada di Tanjung Batu Kapal, dekat dengan petuanan Negeri Oma. Berikut adalah fam-fam asli Sameth.
Amahoru
Kakisina
Latupapua
Mantou
Matita
Payer
Rieuwpassa (kadang dieja sebagai Riupasa atau Riupassa)
Rihya
Tahya
Tutuarima

B) Fam-fam Pendatang

Fam-fam pendatang adalah keturunan dari fam atau matarumah asal negeri lain (termasuk Negeri Harukuy yang bersebelahan dengan Sameth) yang telah lama tinggal menetap di Sameth dan menganggap negeri ini sebagai kampung sendiri. Berikut adalah fam-fam pendatang di Sameth.
Ferdinandus (dari Haruku)
Kaihatu (dari Oma)
Kissya (dari Haruku)
Louhenapessy (dari Tuhaha)
Pesireron (dari Kaibobo)
Rehatta (dari Soya)
Sangadji atau Singadji (dari Rohomoni)
Souissa (dari Haruku)

2) SOA
Sameth memiliki tiga soa yang menghimpun fam-fam asli negeri itu dan satu soa yang diisi oleh fam-fam pendatang. Berikut soa yang ada di Sameth.

* Soa Meteng
Soa ini beranggotakan matarumah Tahya dan Latupapua. Matarumah Tahya yang merupakan keturunan Kapitan Sopawari berkedudukan sebagai kapitan negeri dan wajib membantu dalam acara tutup baileu atau pemugaran baileu di Negeri Haruku dengan menanggung hongkotu dan bumbungan baileu tersebut.

* Soa Raja (Siriwane)
Soa ini beranggotakan matarumah Rieuwpassa (kadang dieja Riupasa atau Riupassa) yang berhak atas tahta raja di Negeri Sameth.

* Soa Rumalesi
Soa ini beranggotakan matarumah pendatang dan anggota-anggotanya memiliki perwakilan di badan saniri negeri serta berhak untuk ikut memanen hasil dari tanah petuanan negeri.

* Soa Sahuka
Soa ini beranggotakan matarumah Amahoru, Kakisina, Matita, Mantou, Payer, Rihya, dan Tutuarima.

3) Pela dan Gandong

Hubungan Pela

Sameth memiliki hubungan pela dengan banyak negeri di Pulau Seram seperti dengan Negeri Hunitetu, Kairatu, Rumbatu, Rumberu, Uraur, dan Waesamu. Kaitetu di Jazirah Leihitu, Pulau Ambon juga terikat hubungan pela dengan Sameth.

Kadang negeri ini disebut sebagai saudara pela bagi Negeri Nolloth. Padahal yang mengikat pela dengan Nolloth adalah Haruku, bukannya Sameth. Pela kedua negeri didasari oleh rencana perkawinan antara Raja Nolloth yang bernama Markus Risaluan dengan putri raja Haruku yang bernama Au Apareta Narani. Iring-iringan dari Nolloth tiba di Haruku dalam rangka melamar sang putri, tetapi saat mereka tiba Haruku dilanda wabah penyakit dan sang putri telah meninggal. Markus Risaluan bersikukuh menikahi mayat sang putri karena kecintaannya yang luar biasa. Bersedihlah orang-orang Nolloth yang menyaksikan peristiwa pilu itu. Tak lama, para tetua adat kedua negeri mengikrarkan diri sebagai saudara pela. Pela yang mengikat keduanya adalah pela kawin yang menyebabkan orang Nolloth dan orang Haruku dianggap bersaudara dan dilarang kawin-mengawini satu sama lain.

Pela Nolloth-Haruku bertambah dinamikanya tatkala Negeri Sameth juga dianggap sebagai bagian dari pela tersebut. Ketiganya acap dikenal sebagai Nohas atau Nohasa, singkatan dari Nolloth, Haruku, Sameth. Nama Nohas atau Nohasa pula sering dipakai oleh perwakilan ketiga negeri yang sering bergabung sebagai tim dalam lomba dayung Festival Teluk Ambon. Nohas pernah beberapa kali meraih gelar juara.

Hubungan Gandong

Tidak diketahui secara pasti Sameth memiliki hubungan gandong dengan negeri tertentu. Namun, sumber atau tuturan dari matarumah tertentu di Sirisori Amalatu menyebutkan bahwa mereka berasal dari Sameth dan karena etnogenesis tersebut, Sirisori Amalatu dan Sameth memiliki hubungan gandong atau adik-kakak. Sumber dari Negeri Tiouw menyebutkan bahwa salah satu fam “asli” Tiouw yakni fam Rieuwpassa (dieja pula sebagai Riupasa atau Riupassa) berasal dari Sameth. Selain itu, Fatimah Malawat, putri Bapak Raja Mamala yang melarikan diri dari Mamala untuk menikahi putra raja Tiouw sempat mampir di Sameth. Setelah sampai di Tiouw pun, Fatimah yang telah memeluk Kristen bergabung.


Cari nama Fam SOA, pela, gandong, klik di sini


Subjek penting budaya Maluku

1) Penjelasan Baileo negeri Maluku: klik di sini
2) Foto foto Baileo di Maluku: klik di sini
3) Penjelasan Pela dan Gandong, klik di sini
4) Penjelasan Panas Pela, klik di sini
5) Struktur pemerintahan dan masyarakat negeri Maluku, klik di sini
6) Penjelasan Fam, marga dan SOA, klik di sini


Peta Maluku kuno

Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764 klik di sini

Peta Maluku tahun 1640


Maluku, tahun 1700 M

Maluku, tahun 1700 M


 

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: