Federasi Ajatappareng merupakan salah satu bentuk perjanjian persekutuan antara beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan.
Federasi Ajatappareng terdiri atas kerajaan Suppa, Sawitto, Sidenreng, Rappang, dan Alitta.
Federasi ini terjadi abad ke-16. Ajatappareng menjadi kekuatan yang berpengaruh di Sulawesi Selatan hingga kemundurannya pada abad ke-17.
The Federation of Ajatappareng was a form of a partnership agreement between 5 kingdoms of South Sulawesi.
The 5 kingdoms were: Suppa, Sawitto, Sidenreng, Rappang, and Alitta. This Federation was founded in the 16th century.
For english, click here
Prov. Sulawesi Selatan
Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link
Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link
FEDERASI AJATAPPARENG
Sejarah Federasi Ajatappareng, abad ke-16
Federasi Ajatappareng terdiri atas kerajaan Suppa, Sawitto, Sidenreng, Rappang, dan Alitta.
Sebagai pusat niaga, Suppa merupakan salah satu pemain kunci di Ajatappareng, dan mungkin juga merupakan pemrakarsa persekutuan antarkerajaan di wilayah tersebut. Menurut sumber lisan, federasi ini dipelopori oleh datu Suppa ke-7 Lapancaitana, yang sekaligus merupakan penguasa Sawitto dan Rappang.
Namun sumber lain menyebut bahwa penguasa Suppa yang menjadi pelopor persekutuan adalah datu ke-4 La Makkarawi (versi lain menyebutkan La Makaraie), bersama-sama dengan Lapaleteang dari Sawitto, Lapateddungi dari Sidenreng, serta Lapakallongi dari Rappang yang merangkap sebagai wakil Alitta.
Federasi ini didirikan pada saat yang sama dengan atau sebelum pembentukan persekutuan Tellumpoccoe; beberapa sumber menyebut 1523, 1540, hingga 1582 sebagai tahun pembentukan federasi.
Federasi ini dikenal dengan nama Limaé Ajatappareng (“Lima Ajatappareng”), dicirikan dalam ikrar pembentukan sebagai “satu rumah lima kamarnya,” yang ditafsirkan sebagai satu bangsa dengan lima anggota konfederasi. Ajatappareng berkembang menjadi kekuatan politik yang berpengaruh besar di Sulawesi, menggunakan kekuatan maritimnya untuk menyokong Suppa sebagai bandar niaga utama.
Federasi Ajatappareng, 1670
Kemunduran Federasi Ajatappareng
Kebangkitan Gowa pada pertengahan abad ke-16 menggoyahkan pengaruh Suppa dan Sawitto di pesisir barat Sulawesi. Walaupun Sidenreng dan Rappang sempat bersekutu dengan Gowa demi mempertahankan kedaulatan mereka, pengaruh keduanya semakin memudar, dan pada tahun 1609, seluruh wilayah Ajatappareng telah ditaklukkan oleh Gowa.
Pengaruh bandar-bandar di wilayah Ajatappareng semakin melemah setelah jatuhnya Makassar ke VOC, diikuti dengan penerapan monopoli dagang seiring berlakunya Perjanjian Bungaya. Suppa dan Sawitto, yang pada saat itu telah menjadi vasal dari Gowa-Tallo, terpaksa mengikuti perjanjian dan mengalihkan segala bentuk perdagangan ke bandar Makassar yang dikuasai VOC. Bukti-bukti arkeologis juga menunjukkan berkurangnya jumlah keramik di wilayah Ajatappareng sejak akhir abad ke-17.
Federasi Ajatappareng – Peta Sulawesi buatan Protugis tahun 1633 – yang dilingkari wilayah Siang dan Ajatappareng (Dari Buku Stephen Druce). Dalam lingkaran ada tertulis “Pacer” yang mungkin adalah Parepare.
ALIANSI LAIN DI SULAWESI SELATAN
Selain Lima Ajatappareng, ada aliansi lain:
* Tellumpoccoe,
* Pitu Massenrempulu,
* Pitu Limpu,
* Pitu Tellu Limpu,
* Pitu Bila-bila
* Pitu Ulunna Salo,
* Pitu Babana Binanga
Sumber Federasi Ajatappareng
– Federasi Ajatappareng: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/
– Federasi Ajatappareng: https://id.wikipedia.org/wiki/Ajatappareng
– Federasi Ajatappareng: https://attoriolong.com/