Damau, desa / Prov. Sulawesi Utara – P. Kabaruan

Desa Damau adalah salah satu desa yang berada di Provinsi Sulawesi Utara, Kab. kepulauan Talaud, pulau Kabaruan. Pulau Kabaruan terletak selatan dari pulau Karakelong, kab. Talaud.

The Desa of Damau is located  on the island of Kabaruan.
For english, click here

Kabupaten Kepulauan Talaud, prov. Sulawesi Utara

———————–
Pulau Kabaruan terletak selatan dari pulau Karakelong. Di peta juga kerajaan-kerajaan di P. Siau, P. Tagulandang, P. Talaud, P. Sangihe, 1850 M

1


* Foto kerajaan2 di kep. Talaud: link


DESA DAMAU

Sejarah desa Damau

Desa Damau terbentuk jauh sebelum tahun 1200 Masehi. Dibawah pimpinan Raja Magutta putera Damau. Sejarah berlangsung terus menerus  disusul dengan datangnya 5 (Lima) bangsawan di desa Damau. Bangsa yang menetap di Damau yakni di pulau Damau sampai meninggal dunia di Damau sampai jenasahnya disemayamkan dan dikuburkan bersama–sama dengan pahlawan-pahlawan bahkan bangsawan-bangsawan desa Damau ditempat yang bersejarah bernama Gua Arandangganna. Sedangkan pekuburan di Maluto dinamakan Lumenten yaitu tempat pekuburan orang-orang Maluku yang meninggal dunia disana.

Gereja Santo Fransiscus Xaferius, yang dulunya digunakan sebagai tempat ibadah para jemaat di Pulau Damau (nama sebelum menjadi Pulau Kabaruan).

Gua arandangan Talaud

Desa Damau adalah sebuah desa yang menjadi tempat duduknya seorang Raja putera desa Damau yang bernam: Maradia Ponto pada pangkalnya Towo dan Padian. Maradia Ponto adalah Raja yang pertama ditanah Porodisa, yang sekarang disebut Kepulauan Talaud yang kedudukanya di Damau sedangkan pada Pamelotan sebagai saudaranya Raja di Sawan Malengko yang sekarang disebut Mangaran.
Magutta II kawin dengan Riwuwasing mendapatkan anak Maradia Ponto. Maradia Ponto kawin dengan Wasilawewe putri dari Raja Siau dan mendapatkan anak yang bernama: Lokonbanua II Dan Unsong Bahewa. Lokon Banua II kawin dengan istrinya Mangimandampel; mendapatkan anak Lorosego. Perkawinan antara Maradia Ponto dengan Wasilawewe telah dianugrahi Tuhan dua orang putra yang bernama: Lokon Banua II Dan Unsong Bahewa. Unsong Bahewa kawin dengan Sg.Gepe mendapat anak raja Sumallea dan Ng.Nasambe. Nama raja ini mulai diubah pada masa pemerintahan belanda yaitu mulai tahun 1602 pada zaman VOC nama raja ini dirubah menjadi Ratu oleh Ratu Welhelmina.

Sejarah lengkap:  http://newshkmdt2014.blogspot.co.id/


Goa Arandangan

Goa Arandangan ada di Desa Damau. Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, bukan hanya milik para bangsawan di masa lalu, tapi juga ada tengkorak milik misionaris penyebar agama katolik yang datang ke Damau pada tahun 1534.

Di goa tersebut terdapat puluhan tengkorak kepala, ratusan tulang belulang, serta pecahan barang-barang antik dari masa lampau, seperti guci dan mangkuk.
Warga desa setempat meyakini bahwa tengkorak dan pecahan-pecahan barang berharga tersebut merupakan milik para misionaris dari Portugal yang datang ke Pulau Kabaruan untuk menyebarkan agama Kristen. Para tetua adat di desa tersebut menuturkan, dulunya setiap orang yang berkunjung ke goa tersebut, wajib pasalnya untuk tidak membuang ludah sembarangan, buang sampah, dan mengeluarkan kata kotor.

Gua arandangan Talaud

——————————
Goa Randangar di desa Damau

Afbeeldingsresultaat voor Goa Arandangan


KERAJAAN-KERAJAAN DI KEPAULAUAN DI SULAWESI UTARA

Untuk daftar kerajaan-kerajaan di kepulauan di Sulawesi utara, klik di sini.

Kerajaan Siau dan kerajaan Rimpulaeng, 1550 M

P. Siau, 1550 M


Sumber desa Damau

– Sejarah desa Damau (lengkap): http://newshkmdt2014.blogspot.co.id/
– Tentang desa Damau: http://mataduniadanptek.blogspot.co.id/


Peta kuno Sangihe, Talaud dan Tagulandang

Kepulauan Sangihe, Talaud dan Tagulandang di Sulawesi Utara, tahun 1700.

——————————-

Peta Sangir dan Talaud, tahun 1724

————————————-

Peta Sangihe, Talaud dan Tagulandang tahun 1894


Blog at WordPress.com.