Keraton Kasepuhan berdiri sejak perpecahan kesultanan Cirebon tahun 1662. Terletak di Kab. Cirebon, prov. Jawa Barat.
Keraton Kasepuhan exists since 1662. It is located in the ditrict of Cirebon.
For english, click here
Lokasi kab. Cirebon, Jawa
* Foto foto Keraton Kasepuhan: link
* Foto sultan dan raja, yang masih ada di Jawa: link
* Foto keraton di Jawa, yang masih ada: link
* Foto Batavia (Jakarta) masa dulu: link
* Foto Jawa masa dulu: link
* Penyerbuan Batavia oleh Sultan Agung, 1628/1628: link
* Foto perang Diponegoro, 1825: link
* Foto situs kuno di Jawa: link
Adalah 4 Keraton di Cirebon
* Keraton Kasepuhan, present Sultan Kasepuhan: Luqman Arief Zulkaedin, Sultan Sepuh XV.
* Keraton Kanoman,
* Keraton Kacirebonan,
* Keraton Kaprabonan,
1) Tentang Raja
30 augustus 2020
PR Luqman Arief Zulkaedin dinobatkan menjadi Sultan Sepuh XV di Cirebon, Jawa Barat, Minggu 30 Agustus 2020. Pangeran Raja Luqman Arief Zulkaedin mewarisi tahta keraton Kasepuhan sebagai sultan sepuh XV dari ayahnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat yang meninggal dunia pada 22 Juli lalu.
22 Juli 2020
Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat meninggal dunia pada Rabu.
Jenazah Sultan XIV Arief akan dikebumikan di pemakaman Astana Gunung Jati, komplek Kasepuhan Cirebon pada Rabu siang.
Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat merupakan Sultan Sepuh ke XIV. Sultan Sepuh merupakan pemimpin tertinggi di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat naik takhta sebagai Sultan Sepuh XIV pada 9 Juni 2010. Beliau menggantikan ayahnya, Sultan Sepuh XIII, tepat 40 hari setelah wafatnya. Seperti dikutip dari laman resmi Keraton Kasepuhan, penobatan ini dilakukan dalam rangkaian acara “Jumenengan” di Keraton Kasepuhan Cirebon.
– Untuk video dan foto pemakaman Sultan Sepuh, klik di sini
30 augustus 2020PR Luqman Arief Zulkaedin dinobatkan menjadi Sultan Sepuh XV di Cirebon
22 Juli 2020: Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat meninggal
2) Sejarah Keraton Kasepuhan
Pendirian kesultanan Cirebon sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak.
Kesultanan Cirebon didirikan pada tahun 1552 oleh panglima kesultanan Demak, kemudian yang menjadi Sultan Cirebon ini wafat pada tahun 1570 dan digantikan oleh putranya yang masih sangat muda waktu itu. Berdasarkan berita dari klenteng Talang dan Semarang, tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik dengan tokoh pendiri Kesultanan Banten yaitu Sunan Gunung Jati.
Sultan kesultanan Cirebon:
* 1479-1568: Sunan Gunung Jati
* 1568-1570: Fatahillah
* 1570-1649: Panembahan Ratu I
* 1649-1677: Panembahan Ratu II
Perpecahan I, 1677
Pembagian pertama terhadap Kesultanan Cirebon, dengan demikian terjadi pada masa penobatan tiga orang putra Panembahan Girilaya, yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Panembahan Cirebon pada tahun 1677. Ini merupakan babak baru bagi keraton Cirebon, dimana kesultanan terpecah menjadi tiga dan masing-masing berkuasa dan menurunkan para sultan berikutnya. Dengan demikian, para penguasa Kesultanan Cirebon berikutnya adalah:
* Sultan Keraton Kasepuhan, Pangeran Martawijaya, dengan gelar Sultan Sepuh Abil Makarimi Muhammad Samsudin (1677-1703)
* Sultan Keraton Kanoman, Pangeran Kartawijaya, dengan gelar Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badrudin (1677-1723)
* Pangeran Wangsakerta, sebagai Panembahan Cirebon dengan gelar Pangeran Abdul Kamil Muhammad Nasarudin atau Panembahan Tohpati (1677-1713).
Pangeran Wangsakerta tidak diangkat menjadi sultan melainkan hanya Panembahan. Ia tidak memiliki wilayah kekuasaan atau keraton sendiri, akan tetapi berdiri sebagai Kaprabonan (Paguron) yaitu tempat belajar para intelektual keraton.
Perpecahan II, 1807, berdirian Kacirebonan
Suksesi para sultan Cirebon pada umumnya berjalan lancar, sampai pada masa pemerintahan Sultan Anom IV (1798-1803), dimana terjadi perpecahan karena salah seorang putranya, yaitu Pangeran Raja Kanoman, ingin memisahkan diri membangun kesultanan sendiri dengan nama Kesultanan Kacirebonan.
Kehendak Pangeran Raja Kanoman didukung oleh pemerintah Kolonial Belanda dengan keluarnya besluit (Bahasa Belanda: surat keputusan) Gubernur-Jendral Hindia Belanda yang mengangkat Pangeran Raja Kanoman menjadi Sultan Carbon Kacirebonan tahun 1807 dengan pembatasan bahwa putra dan para penggantinya tidak berhak atas gelar sultan, cukup dengan gelar pangeran. Sejak itu di Kesultanan Cirebon bertambah satu penguasa lagi, yaitu Kesultanan Kacirebonan, pecahan dari Kesultanan Kanoman. Sementara takhta Sultan Kanoman V jatuh pada putra Sultan Anom IV yang lain bernama Sultan Anom Abusoleh Imamuddin (1803-1811).
3) Daftar Raja
* 1662-1697: Sultan Sepuh I Syamsuddin, son of Pangeran Giri Laya
* 1697-1723: Sultan Sepuh II Jamaluddin, son
* 1723-1753: Sultan Sepuh III Muhammad Zainuddin, son
* 1753-1773: Sultan Sepuh IV Muhammad Zainuddin, son
* 1773-1786: Sultan Sepuh V Sapiuddin, son
* 1786-1791: Sultan Sepuh VI, brother
* 1791-1816: Sultan Sepuh VII Joharuddin, son
* 1816-1819: Sultan Sepuh VIII Syamsuddin, titular sultan 1819-1843, brother
• Titular sultans of Kraton Kasepuhan since 1819
* 1843-1853: Sultan Sepuh IX Raja Syamsuddin, son
* 1853-1875: Sultan Sepuh Raja Dipati Satria, son
* 1875-1880: Pangeran Jayawikarta, regent-sultan, brother
* 1880-1885: Sultan Sepuh X Raja Atmaja, brother
* 1885-1942: Sultan Sepuh XI Raja Aluda Tajularifin, son
* 1942-1969: Sultan Sepuh XII Raja Rajaningrat, son
* 1969-2010: Sultan Sepuh XIII Pangeran Raja Adipati Maulana Pakuningrat, son
* 2010-sekarang : Sultan Sepuh XIV Arif Natiningrat, son.
4) Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan berisi dua komplek bangunan bersejarah yaitu Dalem Agung Pakungwati yang didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Cakrabuana dan komplek keraton Pakungwati (sekarang disebut keraton Kasepuhan) yang didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 M . Pangeran Cakrabuana bersemayam di Dalem Agung Pakungwati, Cirebon. Keraton Kasepuhan dulunya bernama ‘Keraton Pakungwati. Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama dia diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.
– Tentang Keraton Kasepuhan di Wiki: link
* Foto keraton Kasepuhan (komplek bangunan): link
Kereta kencana keraton Kasepuhan
Kereta Singa Barong adalah hasil karya Panembahan Losari, cucu Sunan Gunung Jati, yang dibuatnya pada 1549. Ukiran binatang pada kereta Kereta Singa Barong ini berbelalai gajah yang melambangkan persahabatan Kasultanan Cirebon dengan India, berkepala naga sebagai lambang persahabatan dengan Cina, serta bersayap dan berbadan Buroq yang melambangkan persahabatan dengan Mesir.
Sumber: https://www.aroengbinang.com/2018/03/museum-kereta-singa-barong-cirebon.html
Kereta Singa Barong
5) Sumber / Source
– Sejarah Keraton Kasepuhan di Wiki: https://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Kasepuhan
– Sejarah Keraton Kasepuhan: http://indahcahayaa.blogspot.co.id/
– Silsilah sultan sultan Kasepuhan: https://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Kasepuhan#Silsilah
– Keraton Kasepuhan: http://gotocirebon.com/keraton-kasepuhan-cirebon/
– Penobatan Sultan Sepuh XIV (2010): link
.
– Sejarah kesultanan Cirebon (1430-1667) di Wiki: link
– Sejarah kesultanan Cirebon (1430-1667) : http://www.sejarahnusantara.com/kerajaan-islam/sejarah-kejayaan-kesultanan-cirebon-1445%E2%80%931677-kesultanan-pakungwati-cirebon-10026.htm