Kerajaan Alor terletak di pulau Alor. Kab. Alor, Prov. Nusa Tenggara Timur. Kerajaan ini dengan rajanya masih ada (2022).
The Kingdom of Alor is located on the island of Alor. District of Alor. This kingdom still exists.
For english, click here
Lokasi pulau Alor
Foto P. Alor
* Foto raja raja di pulau Alor: link
* Foto suku suku di pulau Alor: link
KERAJAAN ALOR
Raja kerajaan Alor
Present Raja (2008): Raja Muda Muhammad Marzuki Nampira.
Sejarah kerajaan Alor
Dinasti Nampira sebenarnya berasal dari kerajaan Lamakera di pulau Solor (sebelah timur dari Alor dan Flores), sesuai dengan tradisi lokal.
Judul lokal untuk Kapitan adalah Atabeng.
Keluarga raja Nampira di pulau Alor sebelum hanya adalah Kapitan Dulolong, di sisi lain dari teluk Kalabahi dari kediaman raja-raja Alor dari apa yang sekarang mereka sebut dinasti Tulimau.
Beberapa raja dari dinasti ini sangat non–bekerja sama, tidak cocok benar-benar menjadi raja dan mungkin beberapa alasan lain.
Sejarah raja raja Nampira
Ditulis oleh Eka R. Abdurachman Nampira, SP
Bapak Raja Nampira Bukang berkuasa sejak tahun 1908 sampai dengan tahun 1915. Saat itu terjadi peralihan kekuasaan oleh Belanda dari Dinasti Tulimau di Alor Besar kepada Dinasti Nampira di Dulolong. Belanda lebih memilih Bapak Nampira Bukang dari dinasti Nampira di Dulolong karena beliau berpendidikan dan fasih berbahasa Belanda. Sebagai kompensasinya, putra mahkota Tulimau ditunjuk sebagai Kapitan Lembur. Bapak Raja Nampira Bukang meninggal dunia pada tahun 1915. Setelah meninggal, kekuasaan raja beralih ke putranya yakni Bapak RAJA MARDJUKI BALA NAMPIRA (anak Raja Nampira Bukang dari istri ke-5).
Mardjuki Bala Nampira, memerintah 1915 – 1918
Ketika terjadi peralihan kerajaan oleh Belanda kepada Raja Nampira pada tahun 1908, terjadi protes sampai dengan pengalihan dari Raja Nampira Bukang ke anaknya Raja Mardjuki Bala Nampira (Raja Nampira ke-2) yang memerintah dari tahun 1915 sampai dengan 1918, tapi protes tersebut kemudian diredam dengan bantuan Belanda. Terjadi protes karena anggota-anggota Galiau Watang Lema menganggap pergantian raja tersebut sebagai pelanggaran dalam aliansi mereka, karena para sekutu mereka telah dipermalukan.
P. Alor, 1300 M
Rasa tidak puas dan protes pengalihan kerajaan oleh Belanda tersebut kepada Raja Nampira, karena mereka diharuskan tunduk dibawah kekuasaan Raja Nampira termasuk Kerajaan Abui dan Munaseli. Para sekutu Galiau Watang Lema yang tidak puas dengan pengalihan kekuasaan raja itu menjanjikan sebuah moko yang bernilai tinggi kepada seorang wanita dari Manet bernama Malailehi apabila dapat membunuh Raja Nampira. Dengan cara ini mereka berniat mengembalikan takhta Bunga Bali ke Alor Besar. Pada tahun 1918, Raja Nampira ke-2 yang menggantikan ayahnya meninggal dunia di Atengmelang. Penyebab meninggalnya Raja Nampira ke-2 ini masih diperdebatkan sampai saat ini.
Sebagai pengganti dari Raja ke-2 Nampira ini adalah Raja Oemar Watang Nampira sebagai Raja Nampira ke-3. Dan Raja Oemar Watang Nampira menikah dengan Mama Holo Tulimau, dan berjalan dengan baik karena situasi sudah normal dan telah dimulai pembangunan seperti para istri pegawai pemerintah dikirim ke Alor, jalan utama di tengah kota, rumah-rumah pegawai Pemerintah Kolonial dibangun, juga kerja sama dengan lima kerajaan di Alor dan Pantar relatif baik.
Raja Umar Watang Nampira, memerintah 1919 – 1952
Bapak Raja Nampira Bukang memiliki 7 (tujuh) istri. Istri pertama Mama Lilo Todo berasal dari Mananga / Solor / Flores Timur dan dikarunia 5 (lima) orang anak yakni; 1) anak pertama Bapak Watang Nampira; meninggal di Mekka Tanah Suci saat menunaikan ibadah Haji ditanah suci pada tahun 1911, 2) anak kedua Ina Wadang Nampira (Ina Wadang Nampira menikah dengan Bapak Boki yang berasal dari Lamahala suku Hering Guhir dan dikaruniahi 4 (empat) orang anak yakni; Bapak Tahir Boki, Mama Gina Boki, Bapak Minta Boki dan bapak Kasim M. Tahir). 3) anak ketiga Bapak Koso Nampira meninggal di Waiwerang / Flores Timur, 4) anak keempat Bapak Noni Nampira, dan 5) anak kelima Bapak Ambao Nampira.
Istri ke-2 dari Bapak Raja Nampira Bukang adalah Amma Saloi atau biasa dipanggil Ina Holo, Ina Holo adalah anak dari Raja Lamakera / Flores Timur dan dikaruniahi 4 (empat) orang anak yakni; 1) Ina Lensu Nampira, menikah dengan Bapak Raja Tulimau, asal suku Bunga Bali – Alor Besar dan dikaruniahi seorang anak yakni; Mama Holo Bunga Tulimau. 2) Amma Somi Nampira, 3). Haji Abdurahman Nampira. H. Abdurachman Nampira meninggal dunia pada tahun 1940, Bapak H. Abdurachman Nampira menikah dengan Ina Kou dari Lakaduli-Alor Kecil dan dikaruniahi 6 (enam) orang anak yakni; Bapak Halim Abdurachman Nampira, Bapak Haji Ilyas Abdurachman Nampira (bapak H. Ilyas Nampira memiliki anak; Sofyan Abdurachman Nampira, Muslich Abdurachman Nampira, Ahmad Abdurachman Nampira, Hj. Hapsah Abdurahman Nampira, Norma Abdurachman Nampira, Arifin Abdurachman Nampira, Aisya Abdurachman Nampira), Bapak Mardzuki Abdurachman Nampira, Mama Holo H. Abdurachman Nampira, Bapak Saleh H. Abdurachman Nampira, Hajja Siti Khadijah Abdurachman Nampira. 4) Ina Lima Nampira.
Ahmad Bala Nampira, memerintah 1952 – 1962
Istri ke-3 dari Bapak Raja Nampira Bukang adalah Mama Leti, berasal dari suku Lekaduli Alor Kecil dan dikaruniahi 7 (tujuh) orang anak. Istri ke-4 bapak Raja Nampira Bukang adalah Ina Patu berasal dari kampung Foang/Hamap dan dikaruniahi seorang anak perempuan yakni Mama Helang. Istri ke-5 dari bapak Raja Nampira Bukang adalah Mama Hulu yang berasal dari suku Uma Sina Alor Kecil dan dikaruniahi 4 (empat) orang anak yakni; bapak Mardzuki Bala Nampira (bapak Mardzuki Bala Nampira yang dilantik menjadi Raja Alor ke-2 ini menikah dengan Mama Koda yang berasal dari suku Bugis/Makasar dan dikaruniahi 2 (dua) orang anak yakni : Bapak Ahmad Bala Nampira kemudian menjadi Raja Alor ke-4 dan Mama Doti Nampira). Istri ke-6 (enam) dari Bapak Raja Nampira Bukang adalah Mama Bui Wanja yang berasal dari suku Mudiluang Alor Kecil. Istri ke-7 dari Bapak Raja Nampira Bukang adalah Ina Malle yang berasal dari Foang/Hamap.
Daftar raja kerajaan Alor
1) 1908 – 1915: Nampira Bukang, Nampira Bukang
2) 1915 – 1918: Mardjuki Bala Nampira, Mardjuki Bala Nampira
3) 1919 – 1952: Oemar Watang Nampira, Oemar Watang Nampira
4) 1952 – 1962: Ahmad Bala Nampira, Ahmad Bala Nampira
Raja Nampira Bukang, memerintah 1908 – 1915
DAFTAR DAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI P. ALOR
Untuk daftar dan sejarah kerajaan-kerajaan di P. Alor, klik di sini
Lokasi “The landschappen” di pulau Alor tahun 1918. Sumber: Stokhof 1984. Landschap adalah distrik saat pemerintahan colonial belanda. Distrik ini sering ikut perbatasan kerajaan sebelumnya
Sumber kerajaan Alor
– Raja dari kerajaan Alor: http://rajanampira.blogspot.com/
Sumber sejarah kerajaan-kerajaan di P. Alor
– Sejarah kerajaan-kerajaan di P. Alor: http://inihari.co/blog/
– Sejarah kerajaan-kerajaan di P. Alor: https://id.wikipedia.org/
– Sejarah kerajaan-kerajaan di P. Alor: http://alorkab.go.id/
– Suku Abui: http://suku-dunia.blogspot.com/
– Suku Abui: https://phinemo.com/
Peta kuno Kepaulauan Sunda Kecil
Kepaulauan Sunda Kecil 1602
Kepaulauan Sunda Kecil 1748 (Alor = I. Omba)
Apakah Masih ada bukti berupa tongkat dan SK pemerintahan kerajaan Alor yang diberikan oleh Belanda?
Tidak ada info tentang tongkat yang diberikan oleh belanda. Sorry. Paul
artikel yg sangat bagus k’
Jalan Jalan Kepulau Alor
Melihat Dugong di Pulau Alor
Surga di Timur Matahari Pulau Alor
Terima kasih atas kirim info ini. Paul, penerbit website
Chief rajas are Alor(old and new dynasty;Nampira is new dynasty),Batulolong,Kui and Kolana,Then you have some more little dyansties ,which the bigger dynasties not want tom recognizwe as real rajas like Mataru.Look for all info on the Almanach de Bruxelles site.But..sorry..I do not think he will like you take all info fromn there and put it on your site.