Kerajaan Mori, 1600-1959, adalah kerajaan Suku Mori; terletak di pesisir timur Kab. Morowali, Prov. Sulawesi Tengah, tepatnya disekitar Teluk Tomori.
Kerajaan Mori merupakan suatu kerajaan yang terdapat di wilayah Sulawesi Tengah dan diperintah pada suatu masa oleh seorang raja yang dikenal dengan sebutan ‘Mokole Marunduh’ (Datu’ri tana Mokole Marunduh) yang memimpin perlawanan terhadap Belanda.
Raja bergelar Mokole.
The kingdom of Mori (1600-1959) was a kingdom of the Mori People; located in central Sulawesi. The Mori kingdom is a kingdom located in Central Sulawesi and was ruled once by a famous king known as ‘Mokole Marunduh’ (Datu’ri tana Mokole Marunduh), who led the resistance against the Dutch.
The title of the king is Mokole.
For english, click here
Lokasi kabupaten Morowali
* Foto Istana kerajaan Mori: link
Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link
Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link
KERAJAAN MORI
1 Tentang Raja
2 Sejarah kerajaan Mori
3 Kekuasan kerajaan di wilayah suku-suku To Poso
4 Daftar Raja
5 Istana / Palace
6 Peta-peta Sulawesi masa dulu
7 Sumber / Source
8 Foto
1) Tentang Raja
Raja sekarang (2018): Raja Muda Ten Marunduh Murut (kepala dinasti) – ketua Dewan Adat dari Mori
Raja Mori dikenal dengan sebutan ‘Mokole Marunduh’ (Datu’ri tana Mokole Marunduh).
2) Sejarah kerajaan Mori, 1600-1959
Perkiraan waktu berdirinya Kerajaan Mori adalah sekitar sekitar tahun 1580 dengan Raja pertama, Marunduh I (1580-1620).
Kerajaan Mori adalah salah satu kerajaan dari sejumlah kerajaan yang berkembang di Indonesia. Sama seperti kerajaan- kerajaan lain di Indonesia, kerajaan ini juga dibentuk dan diberikan pengabsahannya berdasarkan kisah-kisah lokal dari memori kolektif masyarakat yang bercorak legenda. Pembentukan kerajaan ini berawal ketika tampilnya seorang tokoh yang diberikan predikat Mokole Moiki. Ia menikah dengan seorang mokole dari wilayah sekitar Danau Matano, yang disebut Mokole Mohainga. Pernikahan itu memberi pengaruh yang luas terhadap kelompok kaum yang menghuni wilayah sekitarnya.
Pemimpin kelompok kaum (para mia mota’u) datang memberi hormat dan memohon menjadi pemimpin mereka, dan bahkan mengajaknya pindah bermukim di negeri mereka dan menjadi yang dipertuan. Sehubungan dengan itu Mokole Moiki dan permaisurinya pindah dan bermukim di Wawontuko dan membangun satu pemerintahan kerajaan yang membawahi sejumlah komunitas kaum yang bermukim di sekitarnya. Mokole Moiki menjadi Raja I (Mokole I) dari persekutuan kaum yang membentuk satu pemerintahan itu yang disebut Kerajaan Mori.
Lokasi Teluk Tomori
Perkiraan waktu berdirinya Kerajaan Mori adalah sekitar sekitar tahun 1580 dengan Raja pertama, Marunduh I (1580-1620).
Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.
Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni:
* Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo,
* Wilayah Bagian Utara tunduk dibawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala),
* Wilayah Bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.
Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.
Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905 – 1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan).
– Sumber: Wiki
– Sumber: https://morowaliindah.wordpress.com/
Mokole Owolu Marunduh Raja Mori XIII (1928-1950). Koleksi pribadi: Murdan U. Marunduh, Jakarta.
3) Kekuasan kerajaan di wilayah suku-suku To Poso
Untuk kekuasan kerajaan, klik di sini
Pirau Marunduh, Putera Mahkota Kerajaan Mori. saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR-D Propinsi Sulawesi Tengah 1971-1976 di Palu. Koleksi pribadi: Ny. Tirta Mudrika-Marunduh, Bandung.
4) Daftar Makole (raja)
c.1580 Mori state founded.
* 1670 – 1730: Anamba Marundoh V
* 1730 – …….: Marundoh VI (Sungkawawo II?)
* ……. – …….: Mohi Marunduh VII
* ……. – …….: Ngarindi Marunduh VIII
* ……. – 1840: Lawolio Marunduh IX
* 1840 – 1870: Makole Tosaleko Marunduh X
* 1870 – 17 Aug 1907: Makole Datu ri Tana Marunduh XI (d. 1907)
* 1907 – 1928: Kamasi Ede Marunduh XII
* 1928 – 1942: Owolu Marunduh XIII (1st time) (b. 1875 – d. 1950)
* 1942 – 1945: Besau Marunduh XIV
* 1945 – 1949: Owolu Marunduh XIII (2nd time)
* 1949 – 1950: Pirau Marunduh (acting)
* 1950 – 1957: Mainda Rumampuo Marunduh XV
- Sumber: link
Makam Raja Mori.
Raja Mori Datu Ri Tana Marunduh IX Meninggal Pada Perang Wulanderi Yg Tercatat Pada 17 Agustus 1907.
Kuburan Raja Mori Sendiri Terletak Di Kecamatan Petasia Barat, Tepatnya Didesa Sampalowo Kurang Lebih 20 Km Dari Kota Kolonodale.
5) Istana / Palace
Istana Raja Mori dibangun pada tahun 1926 oleh pemerintah Hindia Belanda, sebagai hadia kepada Raja Mori yang terpilih yaitu Mokole Owulu Marunduli, supaya mau mengakui keberadaan pemerintah kolonial di Kolonodale. Istana tersebut didirikan di Benteng Wulanderi.
Foto Istana kerajaan Mori: link
Situs Istana Raja Mori, lokasi Kolonodale.
Peta-peta Sulawesi masa dulu
Peta kuno tahun 1606, 1600-1667, 1633, 1683, 1700, 1705, 1757, 1872, klik di sini
Peta Sulawesi dan Maluku, tahun 1683
7) Sumber kerajaan Mori
– Sejarah kerajaan Mori: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Mori
– Sejarah kerajaan Mori: https://morowaliindah.wordpress.com/
– Sejarah kerajaan Mori: http://ceritarakyatnusantara.com/
– Daftar raja Mori: http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states2.html
– Tentang istana: https://springocean83.wordpress.com/
– About the raja (2008): link
Kerajaan di Sulawesi, 1760 M