Palu, kerajaan / Prov. Sulawesi Tengah – kab. Donggala

Kerajaan Palu, 1796–1960, terletak di Sulawesi, Kab. Donggala, prov. Sulawesi Tengah.
Kerajaan ini adalah kerajaan Suku Kaili.
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh.
Raja bergelar: Magau.

The kingdom of Palu, 1796–1960, was located on Sulawesi, in the District Donggala. Prov. Central Sulawesi.
The title of the king is Magau.
For english, click here

Suku Kaili: https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/suku-suku/sulawesi/suku-kaili-sulawesi/

Lokasi kabupaten Donggala


Kerajaan Palu

* Foto kerajaan Palu: link
* Foto istana kerajaan Palu: link


Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link


Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link


KERAJAAN PALU

1 Tentang raja 
2 Cara pelantikan raja Kagaua Palu

3 Sejarah kerajaan Palu
4 Daftar raja 
5 Istana / Palace
6 Makam raja Palu
7 Peta-peta Sulawesi masa dulu
8 Sumber / Source


1) Tentang Raja

Raja bergelar: Magau.

Kepala dinasti magau (raja) Palu: Drs. Haji Longki Djanggola (2019), mantan Gubernur provinsi Sulawesi Tengah.
Dia dari garis langsung dinasti magau (raja) Palu. Dia adalah putra dari Pangeran Yoto Djanggola, yang merupakan putra tertua Magau Djanggola, yang memerintah tahun 1928 – 1945.


2) Cara pelantikan Raja Kagaua Palu

– Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2785193751545326&set=gm.2494628340810092&type=3&theater

Setelah Nabotu (Menghasilkan Keputusan) Libu Nu Ada Kota Patanggota, Magau terpilih akan segera dilantik. Jika Magau sebelumnya mangkat, maka Sosok Magau terpilih akan diumumkan setelah prosesi pemakaman Magau yang mangkat.
Persiapan Polanti Magau segera dimulakan, mulai dari tempat pelantikan yaitu Baruga serta tempat para tamu undangan,Bantaya. Semua tempat pelatinkan harus dikelilingi kain mBesa (Mesa) dan kain antalasa (Sutra berwarna kuning). Tempat duduk Magau dinaungi Payupelanti (Payung Kagaua). Sementara di bagian luar dinaikan bendera Kagaua diapit Ula-ula, serta terdapat Gimba (tambur), yang akan ditabuh (Tintinggabara) untuk mengumpulkan orang.
Pasukan adat juga disiapkan, dengan dipimpin seseorang yang menggunakan songko tandu (songko Tadulako), sedangkan anggotanya menggunakan Siga dengan ikatan Perang, baju koje lei (berwarna merah), baju koje vuri nirampabaki (hitam), puruka pajama merah ( celana pendek), serta dilengkapi guma dan tombak (toko) yang terdapat lonceng (banggula), di pinggang dibalut dengan kain sutra merah.
Pada prosesi tersebut Madika Matua dan Baligau akan memakai tongkat begagang emas yang disebut sebagai
“Patonipando Bulava”, seragam yang dipakai Siga Gili, Celana Pajama Ni Paranggi, baju Koje Wuri Ni rambaki, No Saluabe Buya Sabbe Cokla (Sarung tenun berwarna Coklat), dan menggunakan Pasatimpo.
Pada kesempatan itu Permaisuri menggunakan pakaian berupa: Sampolu berwarna hitam yang dilekatkan cincin emas dan ditepinya dililit dengan pita emas, memakai anting Togenaga ( emas menyerupai naga)Baju jembe berwarna merah dengan bordiran emas, sarung tenun berwarna jingga.
Saat Pelantikan, Baligaulah yang melantik Magau dengan mengucapkan:
’Narosomo Pelanti Pempakonoi, Domo ia Ravanta Eo, Domo Molingga Ra Buru Mpoiri, tara Molambura Mbavote Lembah’.

Kiri: Magau Parampasi dan Permaisuri, Andi Tjeni Pettelolo (1909)
Kanan: Magau Parampasi bersama Magau Sigi (Lamakarate), Assistend Besturde (Soenusi) dan Magau Koelawi (Tomampe), Maret tahun 1918, atau 7 bulan sebelum beliau Mangkat.

3) Sejarah kerajaan Palu, 1796–1960

Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu: Besusu (Pandapa), Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh.

Pada tahun 1796 – 1960 kerajaan Palu masih menggunakan sistim pemerintahan monarki dan ibukota palu pertama bernama Pandapa (1796-1888), lalu yang kedua ibukota Palu bernama Panggovia berjalan mulai 1888-1960, dan saat Republik Indonesia merdeka tahun 1945, pada tahun 1960 kerajaan Palu lengser dan bergabung dengan Indonesia. Sebelum berdiri sendiri menjadi sebuah kerajaan, Palu masih dibawah kekuasaan kerajaan Gowa asal Sulawesi Selatan sejak era VOC pada tahun 1666.

Lokasi kerajaan Palu (merah, 1850 M

Palu.

Belanda pertama kali tiba di Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado pada tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue.

Setelah terjadi perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu, ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.

Sebelum ditaklukkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1904 wilayah Kabupaten Donggala adalah wilayah pemerintah raja-raja yang berdiri sendiri-sendiri yaitu:
1. Kerajaan Palu
2. Kerajaan Sigi Dolo
3. Kerajaan Kulawi
4. Kerajaan Biromaru
5. Kerajaan Banawa
6. Kerajaan Tawaili
7. Kerajaan Moutong
8. Kerajaan Parigi

Di tengah: Magau Janggola of Palu (1921-50), kiri: Magau Caco Ijasa (1945-50), kanan: Magau Andi Parampasi 1950-1955


4) Daftar Raja

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Palu

1) 1796-1805: Pue Nggari (Siralangi)
2) 1805-1815: I Dato Labungulili
3) 1815-1826: Malasigi Bulupalo
4) 1826-1835: Daelangi
5) 1835-1850: Yololembah
6) 1850-1868: Lamakaraka
7) 1868-1888: Maili (Mangge Risa)
8) 1888-1906: Jodjokodi
9) 1906-1921: Parampasi
10) 1921-1949: Djanggola
11) 1949-1960: Tjatjo Idjazah
Untuk penjelasan raja-raja Palu, klik di sini
.
NB:
* Djanggola itu menjadi Magau Palu 1921-1945. (Beliau wafat 1945 itu). Antara 1945-1949 tidak ada penguasa, 1949-1955 Tjatjo I Djasa menjadi magau (dalam status kepala pemerintahan swapraja) sesudah itu baru Andi Wawo Parampasi (1955-…..)

* Tentang Raja Radjamaili lebih di kenal dengan Mangge Risa (1868-1888): link


5) Istana: Souraja

Di Palu, Souraja dijadikan sebagai pusat pemerintahan, semakin menambah kesakralan dan kekeramatan seorang raja. Dalam pemikiran-pemikiran tradisional dikatakan bahwa tempat bersemayamnya seorang raja, baik berupa tempat tinggal atau istana pemerintahannya merupakan tempat suci pilihan penguasa langit. Raja adalah keturunan penguasa langit yang diturunkan ke bumi untuk memerintah rakyat yang terpilih.
* Foto istana kerajaan Palu: link

6) Makam raja Palu

Makam-makam yang berada di Kelurahan Besusu Barat rata-rata berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Makam yang terletak di pekarangan rumahnya tersebut disebut sebagai makam Pue I Nggari, raja pertama kerajaan Palu. Pue I Nggari (Siralangi) diperkirakan memerintah  selama kurun waktu antara awal 1600an – pertengahan 1600an. Pada masa pemerintahannya, pusat kerajaan Palu berada di Besusu. Setelah Pue I Nggari mangkat, ia digantikan oleh Labungulili. Labungulili kemudian dikenal dengan sebutan I Dato Labungulili.

Makam milik Raja Maili (Mangge Risa), Raja Palu yang memerintah antara tahun 1868-1888. Makam yang terletak di sebuah lorong sempit yang terletak di belakang showroom CV. Akai Jaya Abadi, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat. Komples pekuburan di sekitar makam Raja Maili tersebut hanya dipagari oleh dinding batako yang tidak selesai. Kondisi di sekitar makam yang ditumbuhi semak belukar, menghadirkan kesan tidak terurus. Nisan makam yang terbuat dari kayu pun telah rusak dan berlubang, serta kini miring posisinya.

Kondisi dua makam milik raja kerajaan Palu yang tidak terawat dan terkesan dibiarkan ini adalah tamparan bagi Kota Palu yang tengah membangun identitas menuju kota maju dan berkembang. Kondisi ini juga merupakan bukti bahwa baik pemerintah maupun masyarakat Kota Palu, masih belum memberikan perhatian yang serius dengan sejarah lokalnya.
-Sumber: https://jefriantogie.blogspot.com/


DAFTAR DAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI WILAYAH DONGGALA

Untuk sejarah kerajaan-kerajaan di wilayah Donggala, klik di sini

Kerajaan-kerajaan di Donggala: Palu, Tawaeli, Sigi, Parigi, Kulawi, Donggala (= Banawa), 1810 M

Sulawesi, 1810 M


7) Peta-peta Sulawesi masa dulu

Untuk peta peta kuno (1606, 1633, 1683, 1700, 1757, 1872, abad ke-19): klik di sini

Peta Sulawesi dan Maluku, tahun 1683


8) Sumber kerajaan Palu

Sejarah kerajaan Palu: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Palu
– Sejarah kerajaan Palu: https://regional.kompas.com/read/
Sejarah kerajaan Palu: https://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/
– Sejarah kota Palu: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palu#Sejarah
– Daftar raja Palu: http://damaitriana.blogspot.co.id/
– Tentang Istana Souraja: https://palukota.go.id/
– Situs (makam) sejarah kota Palu: http://jefriantogie.blogspot.co.id/


Peta peta lama

Peta wilayah Kerajaan di Lembah Palu, pada lampiran besluit No.21, tahun 1908.
Bardasarkan Peta yang terlampir pada arsip Missive van asisten resident van midden celebes, 22 November 1907 , melalui besluit no. 4216 tertanggal 10 Maret 1908, Hindia Belanda menetapkan batas tiap Kerajaan di Lembah Palu.
Tampak secara kasar, beberapa kerajaan memiliki wilayah yang terpisah-pisah, tengok saja Kerajaan Banawa dan Kerajaan Tawaeli, justru Kerajaan Palu, memiliki Wilayah yang satu, dan jauh mengambil pegunungan barat Lembah Palu, sedangkan wilayah Pegunungan Timur dikuasai Kerajaan Tawaeli.

———————

Peta Palu, Tawaili, Parigi, Banawa, tahun 1916


4 Comments

4 thoughts on “Palu, kerajaan / Prov. Sulawesi Tengah – kab. Donggala

  1. Delvia

    Kenapa sebab akibat keruntuhannyabtidak ada?

    • Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia / Sultanates and Kingdoms in Indonesia

      Karena tidak ada info ! Makasi

  2. Iswanto

    kenapa Raja Datu Pamusu tdk ada dlm sejarah, sedangkan surat pengakuannya ada

    • Sultans in Indonesia

      Datu Pamusu adalah raja Dolo. Diturunkan tahun 17-5-1918. Kemudian Dolo dan Sigi bersatu. Kalau ada info tambahan, mohon kirim.

      dengan hormat,
      Paul,
      penerbit website

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.