Pertempuran Sambas – Inggris, 1812

Sumber: Raden Muhammad Hamzah, FB

Alhamdulillah, sebuah meriam kuno ditemukan tepat ditepi Sungai di wilayah Sebawi, Kabupaten Sambas. Meriam ini diyakini adalah meriam yang dulu digunakan oleh pasukan Kesultanan Sambas dibawah pimpinan Pangeran Anom ketika berhasil mengalahkan serangan pasukan Kerajaan Inggris dalam pertempuran hebat di daerah Sebatu (wilayah Sebawi sekarang) pada bulan Oktober 1812. Meriam ini tertimbun selama lebih dari 200 tahun sehingga kondisinya pun sudah sangat korosif namun yang jelas penemuan ini adalah sebuah lagi bukti sekaligus saksi bagi Sejarah Sambas dan Kesultanan Sambas yang sangat heroik itu.

Sekilas Sejarah Pertempuran di Sebatu (Sebawi) itu adalah :
Pada Bulan Oktober 1812, Pasukan Kesultanan Sambas dibawah pimpinan Pangeran Anom berhasil mengalahkan serangan pasukan Kerajaan Inggris (pasukan Thomas Stamford Raffles) dibawah pimpinan Kapten J. Bowen, R.N., dalam pertempuran hebat di daerah Sebatu’ (wilayah Sebawi sekarang). Sejarawan terkenal Inggris yaitu Sir Graham Irwin. Ph.D. dalam bukunya yang berjudul “Nineteenth-Century Borneo” terbitan tahun 1967, sempat merekam peristiwa ini dalam bukunya itu dengan kalimat : “Ketika Kapten J. Bowen menyadari bahwa pasukannya tidak mampu melawan Pasukan Sambas, maka Kapten J. Bowen dan pasukannya terpaksa melakukan pengunduran dengan amat memalukan dimana dampak dari kekalahan pasukan Inggris itu telah menjatuhkan marwah Inggris di Borneo yang tidak dapat digambarkan”.

Kunci kemenangan pasukan Kesultanan Sambas terhadap pasukan Kerajaan Inggris pada pertempuran hebat dan heroik di daerah Sebatu pada Oktober 1812 itu adalah disamping Keberanian juga karena strategi penggunaan meriam kanon yang brilyan dan jitu oleh pasukan Kesultanan Sambas dibawah pimpinan Pangeran Anom. Perlu diketahui bahwa pada saat itu Kesultanan Sambas dalam kondisi yang sangat kaya dengan melimpah ruah hasil emasnya sehingga mampu membeli meriam kanon dalam jumlah cukup banyak untuk masa itu (ratusan buah). Meriam-meriam kanon itu kemudian ditempatkan pada berbagai titik strategis dengan memanfaatkan kondisi sungai di wilayah Sebatu yang sangat meliuk-liuk tajam…begitu armada Inggris tiba …maka titik-titik kubu meriam Kesultanan Sambas itu pun meletup dengan dhsyat dari berbagai arah……Sungguh membanggakan dan mengharukan bila membayangkan peristiwa heroik itu.

Pangeran Anom itu adalah anak Sultan Umar Aqamaddin II (Sultan Sambas ke-5) dari Istri Sultan yang ke-3 yang lahir pada tahun 1776. Beliau pertama kali ikut dalam pertempuran pada usia 17 tahun yaitu pada saat perang serangan ke-3 Kesultanan Siak ke Kesultanan Sambas pada tahun 1793 dan dalam perang itu Pangeran Anom berhasil secara tidak terduga menyelamatkan posisi pasukan Kesultanan Sambas yang sangat terdesak dalam perang tersebut. Sejak saat itu namanya melambung sebagai Penyelamat Kesultanan Sambas dari serangan Kesultanan Siak dan sejak itu pula Beliau diangkat menjadi Panglima Besar Kesultanan Sambas.

Adapun setelah selesai perang Sambas dan Inggris di atas yaitu dengan ditandatangani Perjanjian damai pada September 1813, kemudian oleh Kerabat Kesultanan Sambas saat itu Pangeran Anom diangkat menjadi Sultan Sambas yang ke-8 (1815 – 1828) dengan gelar Sultan Muhammad Ali Shafiuddin I. Baginda wafat dengan tenang di Istana Sambas saat itu pada usia sekitar 52 tahun dan makam Baginda masih terjaga di kompleks makam induk Kerabat Kesultanan Sambas hingga saat ini. Untuk diketahui bahwa Pangeran Anom (Sultan Muhammad Ali Shafiuddin I) ini adalah Nenda (Kakek) dari Sultan Muhammad Shafiuddin II (Tok Tue / Tok Tuan).

Diantara jasa-jasa besar Pangeran Anom (Sultan Muhammad Ali Shafiuddin I) selama hidup Baginda terhadap Kesultanan dan Negeri Sambas adalah sebagai berikut :
1. Menyelamatkan Kesultanan Sambas dari serangan ke-3 Kesultanan Siak pada tahun 1793;
2. Menumpas pemberontakan terbesar Kongsi Thai Kong di Montraduk pada tahun 1797;
3. Menumpas bajak laut di sekitar muara Sungai Sambas besar pada tahun 1805;
4. Mengalahkan pasukan Kerajaan Inggris T. S. Raffles di Sebatu pada tahun 1812;
5. Mengarahkan kekuatan Hindia Belanda untuk melemahkan Kongsi pada tahun 1823.

Oleh itu berdasarkan kajian saya terhadap Sejarah Kesultanan Sambas sejak tahun 2005 hingga sekarang dengan data baik dari Sambas, Arsip Nasional, Brunei hingga Serawak maka kesimpulan saye adalah tidak ada Tokoh lain selain Pangeran Anom Sambas yang paling berjasa terhadap Kesultanan dan Negeri Sambas baik sebagai Bangsawan, Panglima dan Negarawan Kesultanan Sambas.


——————————————————————————————————————

Create a free website or blog at WordPress.com.