Kerajaan Binuang adalah kerajaan Suku Mandar, terletak di Sulawesi, Kabupaten Polewali Mandar, prov. Sulawesi Barat. Kerajaan ini tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Baqbana Binanga. Kerajaan ini berdiri abad ke-16.
Raja bergelar Mara’dia.
The Kingdom of Binuang was a kingdom of the Mandar People; located in Kab. Polewali Mandar, West Sulawesi. 16th Century. This kingdom was part of the federation Pitu Baqbana Binanga.
The title of the king is Mara’dia.
For english, click here
Lokasi Kabupaten Polewali Mandar
Foto foto kerajaan Binuang: di bawah
Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link
Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link
KERAJAAN BINUANG
Tentang Arajang (raja) Binuang, juli 2022
Raja kerajaan Binuang ke-18: Andi Irfan Mappaewang, putera Andi Mappaewang.
27 februari 2022
Pengukuhan perangkat kerajaan Binuang serta digelarnya prosesi adat diadakan di gedung Gadis Polewali Jl. Dr.Ratulangi, Darma, Kec. Polewali, Kabupaten Polewali Mandar. Dalam acara tersebut Andi Irfan Mappaewang dikukuhkan sebagai Raja Binuang ke-18, selain pengukuhan Raja Binuang dikukuhkan pula perangkat kerajaan lainnya.
September 2021
Arajang Binuang ke-17, Andi Mappaewang, 2006-2021. Beliau mundur september 2021, karena sudah tua.
Kiri: Andi Irfan Mappaewang
Kanan: Andi Mappaewang

——————
September 2021 mundur Arajang Binuang ke-17, Andi Mappaewang
Sejarah kerajaan Binuang, abad ke-16
Kerajaan ini tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Baqbana Binanga
Kerajaan Binuang terletak di kab. Polman, Sulawesi Barat yang berbatasan dengan wilayah Sulawesi Selatan. Kerajaan ini merupakan kerajaan nomor dua terbesar setelah kerajaan Balanipa di tanah Mandar.
Kedua kerajaan tersebut menjalin kerja sama baik dalam perekonomian, budaya, dan lain-lain. Sistem pemerintahan di Binuang kala itu dilakukan secara turun temurun atau dari genersi ke generasi.
Adapun raja Binuang saat itu disebut sebagai Ammassangan, yang dalam sejarah dikatakan pernah membantu kerajaan Bone dalam memerangi Arung Panikian.
Atas dasar persaudaraan Raja Amassangan berangkat ke Bone dengan membawa serta pasukan pilihan diantaranya Tapengo dan Takumba.
Sekembalinya dari membantu kerajaan Bone ke Binuang, Tapengo langsung menyusun perangkat kerjanya dengan baik dibawah kepemimpinan bernama Sippajo Langi.
Sippajo Langi sebagai raja pertama membawa sebuah kayu yang dinamakan Binuang, kayu tersebut kemudian ditancapkan disebuah wilayah kerajaan Binuang sambil mengucapkan sumpah bahwa ditempat dia menancapkan kayu tersebut akan menjadi ibu kota kerajaan.
Maka sejak saat itulah salah satu kerajaan yang tergabung dalam aliansi Pitu Ba’bana Binanga ini disebut kerajaan Binuang.
Latar belakang gelar raja Binuang
Federasi Pitu Babana Binanga dan Federasi Pitu Ulunna Salu, 1763 M
Oleh: Akhmad Azhari
Binuang adalah salah satu kerajaan (sekarang daerah kecamatan) di provinsi Sulawesi Barat (pemekaran Sulawesi Selatan). Suku yang mendominasi di Sulawesi Barat adalah Suku Mandar. Berbeda dengan Sulawesi Selatan yang didominasi Suku Bugis (yang terkenal sebagai pedagang ulung). Gelar “Arung” adalah sebutan raja untuk suku Bugis. Beda dengan gelar raja suku Mandar yang disebut “Mara’dia”. Dahulu kala di Mandar terdapat 14 kerajaan: 7 kerajaan di hulu sungai Mandar (pitu ulunna salu, wilayah kerajaannya di daerah pegunungan) dan 7 kerajaan di hilir sungai Mandar (pitu ba’bana binanga, wilayah kerajaannya di daerah pesisir). 14 kerajaan ini terbentang dari ujung selatan sampai ujung utara provinsi Sulawesi Barat.
Kerajaan Binanga yang berada di ujung Selatan dan berbatasan langsung dengan Sulawesi Selatan memang dulunya adalah anak kerajaan Gowa, kerajaan Bugis terbesar di Sulsel. Sehingga rajanya bergelar Arung, bukan Mara’dia. Tetapi kemudian Raja Bone di daerah Bugis, Arung Palakka, melakukan pemberontakan besar-besaran untuk melengserkan hegemoni Kerajaan Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin. Kerajaan Bone (dibawah Arung Palakka) adalah rival abadi kerajaan Gowa (dibawah Sultan Hasanuddin).
Kerajaan Gowa yang kewalahan akhirnya meminta bantuan kepada kerajaan Balanipa, yang merupakan kerajaan induk di Mandar (Mara’dia Balanipa yang terkenal adalah Andi Depu). Mara’dia Balanipa kemudian setuju untuk mengirimkan bantuan pasukan ke Gowa. Hingga akhirnya aliansi Gowa-Balanipa berhasil mengusir Bone. Sebagai imbalannya, Raja Gowa menghadiahkan wilayah Binuang kepada Raja Balanipa. Jadi secara teritorial, kerajaan Binuang adalah salah satu kerajaan Mandar. Sehingga gelar rajanya bukan Arung, tapi Mara’dia. Ini yang saya baca dari Lontara (kitab yang menceritakan sejarah Mandar).
Daftar raja kerajaan Binuang
Daftar ini dikirim: Rajab Ashari
1576-1601: Sippajolangi
1602-1626: Arung Ammassangan
1627-1651: Puang Binuang
1652-1677: La Mariona
1678-1702: La Ubeng
1703-1730: Karaeng Baine
1731-1756: La Caco Arung Palanro
1757-1782: La Makkaratang Daeng Marulu
1783-1808: Paropo Daeng Pawajo
1809-1835: Pammarica
1836-1861: La Sattowapo Daeng Malliungan
1862-1887: La Mattoangin Daeng Mangiri
1888-1905: La Ma’ga Daeng Silasa
1906-1917: La Madjalekka Daeng Patompo
1918-1930: La Paenrongi Arajang Cappung
1931-1948: La Mattulada Puanna Saleng
1949-1963: La Ma’ga
2009-2021: Andi Mappaewang
2021-…….: Andi Irfan Mappaewang
Tentang Perangkat Hadat kerajaan Binuang
– Sumber: http://kompadansamandar.blogspot.co.id/
1. Ulu Bate, diketuai oleh Tomakaka Mirring,
2. Bate Tangnga, diketuai oleh Tomakaka Penanian,
3. Cappa Bate, diketuai oleh Tomakaka Dara.
Selain itu fungsi lain dari Tallu Bate adalah menurunkan tahta Raja Binuang apabila melanggar “Adaq Mappura Onro”. Sama dengan sistem pengangkatan Raja-raja di Baqbana binanga, di Kerajaan Binuang juga tidak mengenal istilah PUTRA MAHKOTA, yang dimana seorang Raja memberikan tahta kepada anaknya secara langsung.
SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI MANDAR / PITU BABANA BINANGA – PITU ULUNNA SALU
Untuk daftar dan sejarah kerajaan-kerajaan di Mandar, klik di sini
Kerajaan-kerajaan yang ada di Tanah Mandar, yang terdiri dari Pitu Baba’na Binanga dan Pitu Ulunna Salu.
Tarian Taro To Eran Batu Kerajaan Binuang
Tarian Taro To Eran Batu Kerajaan Binuan merupakan tarian yang di persembahkan buat panglima perang To Eran Batu ketika selesai menaklukkan musuh-musuhnya. tarian ini senantiasa menjadi warisan buat warga khususnya di desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar Provinsi SULBAR yang saat ini yang biasa di pertunjukan ketika penyambutan tamu-tamu agung baik dari Pemerintah Daerah, Tokoh adat dan lain lain.
Sumber kerajaan Binuang
– Sejarah kerajaan Binuang: https://pattae.com/kerajaan-binuang
Sumber Pitu Ulunna Salu dan Pitu Baqbana Binanga
– Sejarah kerajaan2 di Mandar: https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Mandar
– Sejarah kerajaan2 di Mandar: https://www.detik.com/sulsel/
– Sejarah kerajaan2 di Mandar: https://archysig.wordpress.com/
Lokasi kerajaan Binuang (Binoeang), tahun 1909
Ratusan barang antik yang diduga berumur ratusan tahun, ditemukan warga di wilayah bekas Kerajaan Binuang. Sumber: http://news.liputan6.com/read/251938/ratusan-jenis-barang-antik-ditemukan-warga-polewali
Kami mengenal Laparopo Daeng Pawajo Arung di Kassa dan menjadi Puang Panette Enrekang, dan dimakamkan di Panette, apakah ini orang yang sama di menjadi arung, beliau adalah bapak dari Lamattoanging Dg. Maggiri dari ibu Binuang sedang di Kassa putranya bernama Lakassang Dg. sallassa Arung Buttu yg menggantikan beliau menjadi Arung Kassa
Terima kasih atas kirim info ini. Sudah dipublikasikan di website, Thank you, Paul
DAFTAR Raja-raja Binuang
1.Sippajolangi (1576-1601)
2. Arung Ammassangan (1602-1626)
3. Puang Binuang (1627-1651)
4. La Mariona (1652-1677)
5. La Ubeng (1678-1702)
6. Karaeng Baine (1703-1730)
7. La Caco Arung Palanro (1731-1756)
8. La Makkaratang Daeng Marulu (1757-1782)
09. Paropo Daeng Pawajo (1783-1808)
10. Pammarica (1809-1835)
11. La Sattowapo Daeng Malliungan (1836-1861)
12. La Mattoangin Daeng Mangiri (1862-1887)
13. La Ma’ga Daeng Silasa (1888-1905)
14. La Madjalekka Daeng Patompo (1906-1917)
15. La Paenrongi Arajang Cappung (1918- 1930)
16. La Mattulada Puanna Saleng (1931-1948)
17. La Ma’ga (1949-1963)
18. Andi Mappaewang (2009-sekarang)
Terima kasih atas kirim daftar raja Binuang. Daftar ini sudah dimasukkan halaman “Kerajaan Binuang” di website. Thank you !
Tailaso lontar sesat,andi depu pejuang belanda jauh sebelum konflik bone gowa telaso binuang jg lebih dulu berdiri sebelum balanipa
Terima kasih atas kommen anda !
Gowa bukan kerajaan bugis tapi makassar
KYT,
Terima kasih atas mail anda.
Menurut info yang kami dapat, kesultanan Gowa adalah kerajaan SUKU Bugis.
Kalau info ini salah mohon kasih tahu.
Dengan hormat,
Paul, penerbit website
Gelar raja Mandar bukan “Arung” tapi “Mara’dia”