Kerajaan Moutong adalah kerajaan di Sulawesi, Kab. Parigi Moutong, prov. Sulawesi Tengah. Tahun 1778 kerajaan Moutong terbentuk, berdiri sampai 1945. Keturunan raja terakhir (Kuti Tombolotutu) masih ada (2022).
The kingdom of Moutong was a kingdom on Sulawesi, in the District of Parigi Moutong, prov. of Central Sulawesi. In 1778 the kingdom of Moutong was founded; it existed until 1945.
For english, click here
Lokasi kabupaten Parigi Moutong
Kerajaan Moutong
* Foto foto kerajaan Moutong: di bawah
Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link
Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link
KERAJAAN MOUTONG
Tentang Raja
Dynasty-chief (2017): YM. Madika H. Samsurizal Tombolututu.
Dilantik secara adat oleh majelis adat tomini sebagai Tosiangee yang arti dari bahasa suku tialo adalah orang yang dituakan H. Samsurizal Tombolotutu lalui prosesi molayage, mogane dan sambulunggana. prosesi pelantikan adat tosiange H. Samsurizal Tombolututu sekaligus memperingati HUT Kec. Tomini ke 12 tahun berlangsung di desa Tomini Kecamatan Tomini. Sabtu, 18 Januari 2020.
Prosesi adat yang telah dilakukan secara adat yaitu molayage (berlayar) mulai dari pantai desa pogaian sampai ke dermaga desa tomini, selanjutnya Bupati Parigi Moutong H. Samsurizal Tombolotutu bersama ibu Hj. Noorwachida Prihatini. S. Tombolotutu (istri) diusung diatas kursi bambu kuning sebagai raja dan ratu kemudian berjalan diatas kain putih menuju batu raja tomini dan lakukan mogane.
Sejarah pelantikan adat tosiange yang dilaksanakan dikatakan Drs. Aminudin Lapindu selaku ketua majelis adat tomini ini dilakukan oleh sejak para leluhur Raja Tombolotutu dan prosesinya sama seperti yang terakhir dilaksanakan pada Raja Kuti Tombolotutu yaitu direncanakan mulai dari desa pogaian dan nama pogaian diambil dari penyebutan suku bahasa tialo. Mogaiyan yang artinya merencanakan, selanjutnya berlayar dengan perahu sinaga naga kemudian berlabuh didermaga tomini dan berjalan diatas kain putih menuju batu raja yang masyarakat leluhur tomini menyebutnya batu posituvu anoto yaitu batu kebersamaan.
Sejarah kerajaan Moutong
Umum
Sebelum ditaklukkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1904 wilayah Kabupaten Donggala adalah wilayah Pemerintah raja-raja yang berdiri sendiri-sendiri yaitu:
1. Kerajaan Palu
2. Kerajaan Sigi Dolo
3. Kerajaan Kulawi
4. Kerajaan Biromaru
5. Kerajaan Banawa
6. Kerajaan Tawaili
7. Kerajaan Moutong
8. Kerajaan Parigi
Sejarah kerajaan Moutong
Kerajaan Moutong merupakan salah satu kerajaan besar yang ada di wilayah Sulawesi tengah, tepatnya di Kabupaten Moutong. Kerajaan Moutong terbentung atas cikal bakal dari Kerajaan Kasimbar. Kerajaan-kerajaan ini memiliki sistem kekuasaan yang masih sangat sederhana atau bersifat tradisional, yang memang saat itu masih kental dengan tradisi dan bersih dari sentuhan tangan-tangan penjajah.
Kerajaan Moutong terbentuk atas cikal bakal dari Kerajaan Kasimbar yang bernama Raja Pataikacci (Arajang Logas) memerintahkan anaknya bernama Magallatu untuk tinggal di Moutong pada tahun 1771. Sekitar tahun 1778 kekuasaan diserahkan pada anaknya untuk menjadi Raja. Saat itulah Manggalatu memilih Moutong sebagai pusat kerajaan, sedangkan kerajaan Kasimbar tetap dijalankan, yang diserahkan kapada saudara Magallatu yakni Baru’langi, dan kemudian digantikan lagi oleh Suppu (1899-1904). Pada masa kekuasaan Raja Suppu (Raja Kasimbar), pemerintah Kolonial Belanda berhasil membujuk bekerja sama, sehingga Ratu Wilhelmina di Nederland sebagai kepala pemerintahan kerajaan Belanda, mengeluarkan Besluit (surat keputusan) resminya suppu menjadi paduka raja Kasimbar.
Sejak 1778 kerajaan Moutong terbentuk, dan dipimpin oleh Pataikaci yang tidak lama kemudian dipimpin oleh raja Magallatu sebagai raja ke-2 Moutong. Kehidupan masyarakat sangat damai, perekonomian dan pendapatan sudah mencukupi. Saat itupula pedagang asing mulai berdatangan untuk berdagang bersama, seperti portugis, inggris, Belanda, dan Cina. Kedatangan para pedagang asing tersebut dengan cara damai, seperti halnya di daerah yang ada di Indonesia lainnya.
Pada waktu Raja Massu diangkat sebagai Raja ke-3 untuk kerajaan Moutong pada tahun 1822-1877. Hubungan dagang dengan pedagang lokal maupun asing masih tetap terjalin baik. Pada masa ini pula penyebaran agama islam mulai dilakukan pedagang Bugis dan Mandar yang dikenal dengan istilah Pandita.
Pada tahun 1877-1904 Raja Tombolotutu diangkat menjadi Raja ke-4.
Perang Moutong terjadi antara raja Moutong Tombolotutu dengan belanda sampai tahun 1901 yang memaksa raja Tombolotutu untuk bergerilia dan belandapun menguasai kerajaan Moutong. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat Moutong terhadap belanda, maka belanda mengangkat seorang raja dari keturunan Raja Tombolotutu yaitu Raja Borman, yang berkuasa dari tahun 1901 – 1924.
Setelah menjadi raja, Raja Borman mengatur siasat untuk melawan belanda. Perangpun terjadi dan akhirnya Raja Borman berhasil di tangkap oleh belanda dan dipenjara di Donggala.
Kemudian pemerintah belanda mengangkat wakil dari Raja Borman yang bernama Lambakarang yang berkuasa dari tahun 1925 – 1927, lalu Raja Saenso Lahiya 1927 – 1928.
Raja terakhir adalah Raja Kuti Tombolotutu yang dilantik di Tomini tepatnya di Polu Polantiane Puange (sekarang batu tersebut di tengah lapangan batu raja Tomini) dengan pusat kerajaan di Tinombo dan benteng pertahanannya di Moutong dikenal dengan Buluhye Nopoae.
Raja Kuti Tombolotutu berkuasa dari tahun 1929 – 1945 dan wafat pada tahun 1965.
Yang jelasnya bahwa Raja Tombolotutu dan Raja Borman sama sama menentang penjajahan Belanda di Sulawesi Tengah dengan cara mereka masing masing.
Raja Moutong, Tombolotutu
Daftar raja kerajaan Moutong
Kerajaan Moutong terbentuk atas cikal bakal dari kerajaan kasimbar yang bernama Raja Pataikacci (Arajang Logas) memerintahkan anaknya bernama Magallatu untuk tinggal di Moutong pada tahun 1771.
1) 1778: kerajaan Moutong terbentuk, dan dipimpin oleh Pataikaci
2) Raja Magallatu,
3) 1822-1877: Raja Massu,
4) 1877-1904: Raja Tombolotutu,
5) 1901-1924: Raja Borman (juga raja Tomini),
6) 1925-1927: Raja Lambakarang (juga raja Tomini),
7) 1927-1928: Raja Saenso Lahiya (juga raja Tomini),
8) 1929-1945: Raja Kuti Tombolotutu (juga raja Tomini),
Raja Borman, Raja kerajaan Moutong tahun 1908-1929 dengan gelar Puang Meisi
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintah tradisional yang berkembang di Moutong yang disebut kekuasaan keolongianan yang terdiri atas jojogu, wukum/ukumi, madding/marinu, kapitan/kapitalau, pasobo, pasori, dan pangata. Dalam pandangan tradisional biasanya disebut sebagai pelaku adat masyarakat setempat inilah pangkat Birokrasi tradisional yang memiliki kedudukan penting di ke olongianan tersebut.
Raja Moutong Kuti “Datu Pamusu” Tombolotutu bersama Istri Ketiganya ( Boki, Madawara) yang merupakan saudara sepupunya (anak dari Raja Borman), dari perkawinan tersebut beliau dikaruniai seorang anak bernama Panji Putra, tetapi sayang Panji meninggal di usia dini. – Sumber: Komunitas Historia Sulawesi Tengah, Facebook.
Istana kerajaan Moutong
Rumah tertua di Parigi Moutong Kec Moutong, Desa Moutong Timur. Di bangun pada tahun 1902. Raja-raja dulu berada disini.
Istana Raja Tombolotutu
Raja Tombolotutu adalah raja kerajaan Moutong tahun 1877-1904.
Memasuki Kec. Tinombo dengan jarak ± 160 km dari kota Parigi, Anda dapat mengunjungi rumah kediaman dan peninggalan Raja Kuti Tombolotutu yaitu raja yang berkuasa sejak tahun 1929 sampai wafat tahun 1965, menguasai kerajaan Tomini dan Moutong.
– Sumber: https://pariwisataparimo.wordpress.com/
DAFTAR DAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI WILAYAH DONGGALA
Untuk sejarah kerajaan-kerajaan di wilayah Donggala, klik di sini
Kerajaan-kerajaan di Donggala: Palu, Tawaeli, Moutong, Sigi, Parigi, Kulawi, Donggala (= Banawa), 1810 M
Peta-peta Sulawesi masa dulu
Untuk peta peta kuno (1606, 1633, 1683, 1700, 1757, 1872, abad ke-19): klik di sini
Peta Sulawesi dan Maluku, tahun 1683
Sumber kerajaan Moutong
– Sejarah kerajaan Moutong: http://rezkidesmita.blogspot.co.id/
– Sejarah desa / kerajaan Moutong: https://kpundanga.wordpress.com/category/sejarah/sejarah-desa/
– Sistem pemerintahan: http://rezkidesmita.blogspot.co.id/2014/01/sejarah-kerajaan-moutong-metodologi.html
– Sejarah Donggala: Wiki
Foto foto kerajaan Moutong
Mobil raja Lahiya, kerajaan Moutong. Tahun 1928
——————————————–
Raja Parigi dan Raja Moutong (Bupati Parigi Moutong) Menjamu Sri Sultan Hamengkubowono di Parigi Sulawesi Tengah. 2016
——————————————–
Magau Parigi (Tagunu) berdiri disebelah kanan Raja Moutong Kuti Tombolotutu, saat prosesi adat.
– Sumber: Mohamad Antho Heriantho, Facebook
———————————–
Jabatan raja Moutong, Koeti Tombolotutu zaman jepang
———————————–
Raja Tinombo Kuti Tombolotutu bersama istri, Tinombo. Magau dari Moutong.
———————————-
Moutong, Sulawesi – Peninggalan Raja Tombolotut.
Sumber: https://pariwisataparimo.wordpress.com/potensi-pariwisata/cagar-budaya/rumah-raja-kuti-tombolotutu/
————————————–
Salah satu baju kebesaran kerajaan sojol Kuti Tombolotutu (datupamusu) Menurut tutura… Kuti Tombolotutu (datupamusu) adalah anak dari raja tombolotutu… Saat pengejaran raja tombolotutu oleh pihak belanda.. Raja tombolotutu terus bergerak sampai tiba kegunung sojol dan bertemu dgn kepala kampung yang bernama sinala dan anaknya kaleolangi … Hasil pertemuan tersebut raja tombolotutu kerja sama dgn kepala kampung untuk menentang pihak belanda…. Permaisuri {tidak disebut namanya} melahirkan anak dari raja tombolotutu yang di beri nama datupamusu atau kuti tombolotutu
————————————-
Moutong, Sulawesi – Peninggalan Raja Tombolotutu.
Sumber: https://pariwisataparimo.wordpress.com/potensi-pariwisata/cagar-budaya/rumah-raja-kuti-tombolotutu/
——————————
Rumah Tertua di Parigi Moutong Kec Moutong, Desa Moutong Timur. Di bagun Pada tahun 1902. Raja-raja dulu berada disini.
Raja Tombolotutu
Pingback: Kerajaan Tawaili – ToKaili
Terima kasih atas kommen anda ! Paul, penerbit website