Tomini, kerajaan / Prov. Sulawesi Tengah – kab. Parigi Moutong

Kerajaan Tomini terletak di prov. Sulawesi Tengah, kab. Parigi Moutong.
Raja Kuti Tombolotutu dari kerajaan Moutong sejak tahun 1929 sampai wafat tahun 1965, menguasai kerajaan Tomini dan Moutong.

Lokasi kab. Parigi Moutong


Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link


Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto situs kuno di Sulawesi: link


Video sejarah kerajaan-kerajaan di Sulawesi

– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi, 40.000 SM – 2018: link
– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi Selatan, 1M – 2020: link
– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi Tenggara, 50.000 SM – 2020: link
– Video sejarah kerajaan2 di Sulawesi Utara, 4000 SM – sekarang: link


KERAJAAN TOMINI

Sejarah kerajaan Tomini

Sebelum abad ke-17 masehi masyarakat Tomini sudah mulai ada perkembangan tentang pemerintahan; pada saat itu mereka sudah mulai membentuk susunan pemerintahan sederhana, yang dipimpin oleh seorang Olongia (orang berpengaruh) yang bernama Alam dan Bergelar Olingia Jogugu Alam.

Borman menjadi raja kerajaan Moutong dan juga raja kerajaan Tomini pada tahun 1904-1924; Borman diangkat menjadi raja kerajaan Moutong dengan wilayah Moutong sampai Tada.
Raja raja kerajaan Moutong juga raja raja kerajaan Tomini.
1901-1924: Raja Borman,
1925-1927: Raja Lambakarang,
1927-1928: Raja Saenso Lahiya,
1929-1945: Raja Kuti Tombolotutu.

Raja Kuti Tombolotutu bersama istri

Raja terakhir adalah raja Kuti Tombolotutu yang dilantik di Tomini.
Maka pemerintah Hindia belanda mengusahakan pengangkatan seorang raja yang resmi bernama Kuti Tombolotutu dan pelantikannya ditetapkan di desa Tomini, sebelum pengangkatan itu dilaksanakan masyarakat Tomini mempersiapkan pelaksanaan acara pelantikannya yang harus sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku di desa Tomini yaitu:
1. Raja disumpah dan di lantik duduk diatas batu
2. Istri raja harus duduk disamping raja serta duduk diatas batu
3. Saat pelantikan raja harus berjalan diatas kain berwarna putih, untuk tidak melanggar aturan adat diatas maka masyarakat tomin segera mencari dua buah batu besar, satu untuk di jadikan sebagai tempat duduk raja dan satu lagi sebagai tempat duduk sang istri yang mendampinginya ketika dilantik.
Batu-batu tersebut kemudian didapatkan dihulu sungai tomini yang diambil secara bergotong royong dengan rasa kekeluargaan sehingga kedua batu pelantikan tersebut sampai di tempat pelantikan yaitu dilapangan sepak bola tomini (sekarang dikenal dengan nama lapangan batu raja tomini) yang berjarak ± 2 km dari hulu sungai.
Setelah kedua batu itu didapatkan acara pelantikanmu segera dimulai tetapi sebelum acara pelantikan itu dimulai dibentangkanlah kain berwarna putih sepanjang jalan yang dilalui oleh calon raja dan menuju tempat tempat pelantikan yang berjarak ± 450 M. Dari tepi pantai ketempat pelantikan. Makna kain putih yakni suci hatinya dalam menjalankan pemerintahan sedangkan makna batu yakni keras hati untuk menegakan kebenaran dalam menjalankan pemerintahan.
Pada hari senin tanggal 10 juni 1929 resmi dilaksanakan pelantikan dalam acara pelantikan tersebut hadir pulah raja-raja tetangga dari daerah Sulawesi tengah dan dari daerah Sulawesi utara, Gorontalo, serta di hadiri oleh residen Manado, asisten residen Donggala kontroleur Parigi, dan seluruh rakyat kerajaan Moutong.

Penangkapan tentara Belanda di Desa Tomini peristiwa penangkapan tentara belanda pada tanggal 11 April 1942 oleh toko-toko masyarakat yakni: 1. H. Mbalu 2. M.B Poleh 3. Abdullah Barmawi 4. A.Thalib 5. Tjaraan 6. Abdullah Dg. Maliki 7. Samana, dll.
Tentara belanda yang ditangkap masing-masing bernama: Wilingharts (Weilinga) yang berpangkat sersan mayor dan Maitimu sebagai pengawal suku Ambon. Penangkapan dilaksanakan atas perintah kepala desa Tomini yang bernama A. Lamakada. Setelah ditangkap kedua tentara tersebut diantar ke Tinombo dan diserahkan swaparaja. Selain dari gambaran sejarah singkat tentang desa Tomini serta pelantikan raja di desa Tomini ada pula hal-hal yang menurut faktanya menyimpan pula unsur-unsur sejarah desa Tomini.

Di desa Tomini terdapat sebuah perkampungan kecil yang diberi nama Boinampal di kampung inilah mula-mula penduduk desa Tomini berada dengan mata pencarian bertani, dan disamping itu mereka mendirikan sebuah pertahanan apabila diserang musuh yang diberi nama benteng, hal ini pertanda bahwa sejak ratusan tahun lalu sudah ada penduduk yang mendiami daerah ini yang meliputi: orang Tomini, yang tekenal dengan suku Tialo, selanjutnya penduduknya semakin berkembang serta membuat pemukiman baru disepanjang pantai Tomini dari situlah desa Tomini dikenal sampai saat sekarang ini.

Raja Borman, tahun 1908-1929 dengan gelar Puang Meisi.


Sumber

– Sejarah kerajaan Tomini: https://arkeologiriset.wordpress.com/2017/11/09/kerajaan-tomini-2/
– Sejarah kerajaan Tomini: https://kpundanga.wordpress.com/category/sejarah/sejarah-desa/


Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: