Kesultanan Bacan, 1521-1950, sudah diketahui sejak abad ke-14. Terletak di P. Bacan, Kab. Halmahera Selatan, prov. Maluku Utara. Nama kuno Halmahera adalah Gilolo.
Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah Papua Barat. Banyak kepala suku di wilayah Waigeo, Misool yang terletak di Raja Ampat dan beberapa daerah lain yang berada di bawah administrasi pemerintahan kerajaan Bacan.
The Sultanate of Bacan is already know in the 14 century. The first King of Bacan who embraced Islam was King Zainulabidin who took the shahada in 1521. Even though he was in Maluku, his territory was wide enough to extend to West Papua. Many tribal chiefs in the Waigeo region, Misool located in Raja Ampat and several other areas under the administration of the Bacan kingdom.
For english, click here
Lokasi pulau Bacan
Foto kesultanan Bacan
* Foto kesultanan Bacan: link
* Foto penobatan Sultan Bacan november 2010: link
Video kesultanan Bacan
* Video ritual Arungi Nusa kesultanan Bacan: link
* Video tentang penobatan Sultan, 2010: link
* Video mistisisme penobatan sultan Bacan: link
* Video mahkota keramat sultan Bacan: link
KESULTANAN BACAN
1 Tentang sultan sekarang (2022)
2 Sejarah kesultanan Bacan
3 Daftar sultan
4 Istana / Palace
5 Sumber
1) Tentang Sultan (2020)
2022
Sultan Bacan ke-21: Sultan Dede Muhammad Gary Ridwan Sjah. Sultan ini dilantik tahun 2010.
19 november 2010
Ayah Sultan Dede Muhammad Gary Ridwan Sjah adalah Sultan Alhaji Dede Muhammad Gahral Adian Sjah; beliau adalah Sultan Bacan dari tahun 1983 sampai ia meninggal 21-9-2009. Dia juga adalah districtchief (Bupati) di Central–Halmaherah.
Anak sultan ini sudah pergi saat usia muda ke Amerika Serikat dan bisa membuat karir yang cukup sukses sebagai spesialis komputer; sekarang tinggal di negara bagian Ohio.
– Sumber / Source: link
Sultan Dede Muhammad Gary Ridwan Sjah. Sultan ini dilantik tahun 2010
21-9-2009: Sultan Alhaji Dede Muhammad Gahral Adian Sjah; beliau adalah Sultan Bacan dari tahun 1983 sampai ia meninggal 21-9-2009.
2) Sejarah kesultanan Bacan, 1521-1950
Umum
Adalah 5 kesultanan di Maluku Utara: Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo dan Loloda.
Sejarah Kabupaten Halmahera Selatan berawal dari sejarah tentang “Jazirat al-Mulk”, yaitu nama kepulauan di ufuk timur bagian utara dari kepulauan Indonesia. Istilah“Jazirat al-Mulk” yang diberikan para saudagar Arab ini mempunyai arti: negeri raja-raja. Selain itu, dikenal juga, istilah“Jazirah tuil Jabal Mulku“ dengan Pulau Halmahera sebagai pulau induk dari di kawasan ini.
Dari kata Muluk dan Mulku inilah yang kemudian menjadi Moluco menurut ucapan dan ortografi orang Portugis, Moluken menurut orang Belanda dan terakhir orang Indonesia sendiri disebut Maluku.
Catatan sejarah tentang “Jazirah tuil Jabal Mulku“ berlanjut dengan kemunculan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku) yang terdiri atas:
- Kesultanan Bacan
- Kesultanan Jailolo
- Kesultanan Tidore
- Kesultanan Ternate
Sultan Muhammad Usman (r. 1899-1935)
Sejarah kesultanan
Kesultanan Bacan atau kerajaan Bacan adalah salah satu kerajaan bercorak Islam yang berpusat di wilayah Pulau Bacan, Kepulauan Maluku. Diperkirakan kerajaan Bacan didirikan pada 1322 dengan Sultan Alauddin I sebagai sultan pertamanya.
Raja Bacan pertama yang memeluk agama Islam adalah Raja Zainulabidin pada 1521.
Berdirinya kerajaan Bacan dimulai sejak perpindahan kerajaan Kasiruta ke Pulau Sekki (Bacan), karena terjadi perkawinan antara Boki Hongi (putri Sultan Alauddin I) dengan Patra Alam (putera Sangaji Samargalila).
Wilayah kerajaan Bacan pada masa kejayaannya mencakup daerah yang cukup luas, hingga ke Papua Barat. Tercatat beberapa suku di wilayah Waigeo, yang terletak di Raja Ampat dan beberapa daerah lainnya berada di bawah pemerintahan kerajaan Bacan. Wilayah Pulau Bacan sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam proses produksi cengkeh dan pala di wilayah Maluku. Pulau Bacan menjadi pusat produksi dan distribusi cengkeh dan pala di Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Halmahera.
Kerajaan ini mencapai masa kejayaannya pada 1470 hingga 1682, yaitu sejak raja pertama memerintah hingga keenam. Kerajaan ini sempat menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat penting di Maluku. Karena itulah Belanda dan Portugis sangat ingin menguasai Maluku, salah satunya dengan menguasai kerajaan Hitu.
Pada abad ke-15, terjadilah kontak pertama dengan Portugis yang ingin menguasai Maluku.
Tahun 1558, bangsa Portugis mulai memasuki wilayah Pulau Bacan yang dikuasai oleh kesultanan Bacan. Bangsa Portugis lantas membangun sebuah benteng di pulau tersebut, bernama Benteng Bernevald Fort.
Namun, pada 1575 Portugis keluar dari Maluku dan digantikan oleh Belanda pada 1599. Belanda mendirikan benteng pertahanan dan mematik peperangan pada 1634 hingga 1643.
Belanda berhasil menguasai kerajaan yang menjadi pusat Islam di Maluku Selatan itu sehingga perlahan-lahan kerajaan ini menghilang dan secara turun-temurun kemudian diintegrasikan dalam bentuk kepemimpinan desa.
Pada 1889, sistem monarki kesultanan Bacan diganti dengan sistem kepemerintahan di bawah pemerintah Hindia Belanda.
Sultan Bacan, 1900
3) Daftar Raja (Kolano Madehe)
Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521.
* 1660 – 1706: Sultan Alauddin II
* 1706 – 2 Jan 1715: Sultan Musa Malikuddin
* 1715 – 17 Feb 1732: Sultan Kie Nasiruddin
* 1732 – 1741: Sultan Hamza Tarafan Nur
* 1741 – 1780: Sultan Muhammad Sahadin
* 1780 – 1788: Sultan Skander Alam
* 1788 – 1787: Sultan Muhammad Badaruddin
* 1797 – 1826: Sultan Kamarullah
* 1826 – 19 Jul 1861: Sultan Muhammad Hayatuddin Kornabei Syah Putera
* 14 May 1862 – 27 Feb 1889: Sultan Muhammad Sadik Syah
* 1889 – 1899: Regency council (three members)
* 28 Aug 1899 – 24 Apr 1935: Sultan Muhammad Usman Syah
* 1935 – 1983: Sultan Muhammad Muhsin Syah
* 1983 – 21 Sep 2009: Sultan Gahral Aydan Syah
* 19 Nov 2010: Dilantik: Sultan Al-Abd-Al-Rahim Gary ibn Gahral (Gary Ridwan Syah).
– Sumber / Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Bacan
Sultan kesultanan Bacan, maret 2020
4) Istana / Palace
Kedaton Sultan Bacan terletak di tengah Kota Labuha, tepatnya di jl. Usmansyah. Kedaton yang ada saat ini awalnya merupakan kediaman sultan Muksin Syah. Kediaman sultan ini digunakan sebagai kedaton dikarenakan kedaton sebelumnya hancur akibat perang dunia II. Kedaton ini sempat direnovasi pada tahun 2003 dengan mengganti bagian atap rumahnya. Warna kuning yang mendominasi kedaton ini melambangkan kesultanan.
– Foto Istana Bacan: link
Istana Bacan tahun 1935. Istana ini sudah hancur.
Peta kuno Maluku
Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764, klik di sini
Peta Maluku, tahun 1640 (Gilolo = Halmahera)
5) Sumber kesultanan Bacan
– Sejarah kesultanan Bacan: http://adhykoepa1.blogspot.com/
– Sejarah kesultanan Bacan: https://id.wikipedia.org/wiki/
– Sejarah kesultanan Bacan: https://www.kompas.com/stori/
– Daftar Sultan Bacan: https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Bacan
– Keraton (Istana) kesultanan Bacan:
– Sultan Bacan meninggal (bah. inggris, 2009): http://kerajaan-indonesia.blogspot.com/
– Sultan baru Bacan (bah. inggris, 2010): http://kerajaan-indonesia.blogspot.com/
—————–
Facebook
Sultan Dede Muhammad Gary Ridwan Sjah
Assalamualaikum, alangkah baiknya Silsilah Kesultanan Bacan dapat diuraikan lagi secara rinci,agar para anak cucu,cicit,cecet dapat mengetahui posisi dia berada di turunan Sultan ke berapa..sekian Terimakasih.
Terima kasih atas mail anda. Ide baik, tetapi kami cuma punya data dasar. Mungkin ada yang lain, yang bisa. Paul, penerbit website