Kerajaan Limboto terletak di Sulawesi, provinsi Gorontalo, kabupaten Gorontalo. Kerajaan ini sudah ada abad ke-14 (?).
Lokasi kabupaten Gorontalo
Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link
Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link
KERAJAAN LIMBOTO
Sejarah kerajaan Limboto
Sejarah 1
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut “Pohala’a”. Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala’a:
- Pohala’a Gorontalo
- Pohala’a Limboto
- Pohala’a Suwawa
- Pohala’a Boalemo
- Pohala’a Atinggola
Pertengkaran kerajaan Gorontalo dan Limboto
Konon pada abad ke-15, kerajaan Gorontalo dan Limboto diperintah oleh sepasang suami isteri yaitu Raja Wolanga dan Ratu Moliye. Zaman itu di Gorontalo dan Limboto belum dikenal lembaga kerajaan dwi-tunggal yang dikenal pada tahun-tahun sesudahnya. Perkawinan antara pemimpin dua kerajaan ini melahirkan seorang anak laki-laki bernama Polamolo.
Ketika Polamolo beranjak dewasa, kedua orang tuanya (Moliye dan Wolanga) bermaksud maju berperang ke Teluk Tomini, menaklukkan beberapa kerajaan kecil untuk menambah jumlah rakyatnya. Pemerintahan atas Gorontalo dan Limboto diserahkan kepada Polamolo. Dengan demikian ia menjadi raja pertama yang memerintah dua kerajaan tersebut sekaligus. Polamolo naik tahta dengan gelar “Olangia Mobalanga” artinya raja yang berpindah-pindah, tujuh hari pertama memerintah Gorontalo dan tujuh hari lainnya di Limboto.
– Sejarah lengkap: http://kejayaangorontalo.blogspot.co.id/
Lokasi kerajaan Limboto, 1670 M
Sejarah 2
Pada 1673, dua kerajaan yang berseteru, Hulonthalo atau Gorontalo dan Limutu atau Limboto, mencapai kata sepakat di tengah danau itu.
Perseteruan kedua kerajaan telah menahun pada abad ke-17. Kedatangan kekuatan kolonial Belanda dalam rupa kongsi dagang Hindia Timur (VOC) menjadi awal bagi berakhirnya kesengitan dua kerajaan itu. Kala itu, Belanda datang mencari kesempatan di tengah entah apa yang diperebutkan kerajaan Hulonthalo dan kerajaan Limboto, mungkin tanah atau hasil bumi.
Politik divide et impera membuat Belanda memperoleh wilayah kekuasaan di tengah dua raja kecil yang tengah bertengkar. Tanah Hulonthalo dan Limutu pun semakin menyusut. Kemunduran kerajaan menyadarkan Raja Eyato dari Hulonthalo dan Panglima Popa dari Limutu bahwa ada pihak lain yang mengambil untung dari perseteruan mereka.
Sudah saatnya perseteruan dibenamkan, berganti kerja sama dan kerukunan. Di tengah Danau Limboto, Panglima Popa dan Raja Eyato saling berikrar untuk bersekutu. Dua cincin yang bertautan, lambang perdamaian dan persaudaraan dua kerajaan, ditenggelamkan ke Danau Limboto. Sebelum cincin itu kembali terlihat, tidak akan ada perang di antara dua kerajaan, di Tanah Gorontalo.
Yang ketiga dari kiri: Jogugu Limboto: Ayuba Wartabone. Sumber foto: Beranda museum sejarah Gorontalo.
Daftar raja kerajaan Limboto
Tidak jelas apakah daftar ini benar; tidak ada sumber daya lain di internet.
1340-1360: Tolangohula
1360-1380: Jilonggowa
1380-1400: Hulado
1400-1420: Nggealo
1420-1450: Tobuto
1450-1470: Dataupapu
1470-1500: Mitu
1500: Moito
1500-1525: Puluhulawa
Jogugu Limboto: Soeradjah Olii. Memerintah 1886-1905. Sumber foto: aba Golu Gobel, FB
Perseteruan kerajaan Gorontalo dan kerajaan Limboto
Lebih dari sekadar cekungan penampung air, Danau Limboto di Provinsi Gorontalo adalah saksi bisu perjanjian damai dua kerajaan.
Pada 1673, dua kerajaan yang berseteru, Hulonthalo atau Gorontalo dan Limutu atau Limboto, mencapai kata sepakat di tengah danau itu.
Perseteruan kedua kerajaan telah menahun pada abad ke-17. Kedatangan kekuatan kolonial Belanda dalam rupa kongsi dagang Hindia Timur (VOC) menjadi awal bagi berakhirnya kesengitan dua kerajaan itu. Kala itu, Belanda datang mencari kesempatan di tengah entah apa yang diperebutkan Kerajaan Hulonthalo dan Kerajaan Limutu, mungkin tanah atau hasil bumi.
Politik divide et impera membuat Belanda memperoleh wilayah kekuasaan di tengah dua raja kecil yang tengah bertengkar. Tanah Hulonthalo dan Limutu pun semakin menyusut. Kemunduran kerajaan menyadarkan Raja Eyato dari Hulonthalo dan Panglima Popa dari Limutu bahwa ada pihak lain yang mengambil untung dari perseteruan mereka.
Sudah saatnya perseteruan dibenamkan, berganti kerja sama dan kerukunan. Di tengah Danau Limboto, Panglima Popa dan Raja Eyato saling berikrar untuk bersekutu. Dua cincin yang bertautan, lambang perdamaian dan persaudaraan dua kerajaan, ditenggelamkan ke Danau Limboto. Sebelum cincin itu kembali terlihat, tidak akan ada perang di antara dua kerajaan, di Tanah Gorontalo.
DAFTAR DAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI WILAYAH GORONTALO
Untuk daftar dan sejarah kerajaan-kerajaan di wilayah Gorontalo, klik di sini.
Kerajaan-kerajaan di Sulawesi, 1810 M
Peta-peta Sulawesi masa dulu
Untuk peta peta kuno (1606, 1633, 1683, 1700, 1757, 1872, abad ke-19): klik di sini
Peta Sulawesi dan Maluku, tahun 1683
Sumber kerajaan2 di Gorontalo
– Sejarah kerajaan-kerajaan di Gorontalo: http://mediacerdasbangsa.com/
– Sejarah kerajaan-kerajaan di Gorontalo: http://gorontalokab.blogspot.com/
– Sejarah kerajaan-kerajaan di Gorontalo: http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/
– Sejarah kerajaan-kerajaan di Gorontalo: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
– Sejarah kerajaan-kerajaan di Gorontalo lengkap: http://www.geocities.ws/
Foto
Jogugu Limboto: Soeradjah Olii. Memerintah 1886-1905
Makam Yoesoef H. Olii, Jogugu Limboto, lahir 1877, wafat 1941