Wakasihu, negeri / P. Ambon – prov. Maluku

Negeri Wakasihu terletak di P. Ambon, kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, di provinsi Maluku.
Negeri ini beragama islam.

Lokasi pulau Ambon

—————————-

Lokasi negeri Wakasihu di P. Ambon


Foto raja-raja negeri di Maluku yang ada sekarang

Untuk foto raja-raja, klik di sini


Video negeri Wakasihu

* Video Ritual adat pengukuhan raja Wakasihu, 2019: link
* Video Pela gandong Eti – Wakasihu: link
* Video tarian cakalele negeri Wakasihu: link


Foto Maluku

* Foto Maluku masa dulu: link
* Foto Baileo di Maluku: link
* Foto tarian Cakalele: link
* Foto situs kuno di Maluku: link


Nederlands (bah. belanda)

* Klik Molukken en Nederland voor:
– lijsten met marga’s en negeri’s,
– zoekmachine voor marga’s,
– informatie over Molukkers in Nederland en molukse onderwerpen.


NEGERI WAKASIHU

Raja negeri Wakasihu

26 juli 2019
Pengukuhan raja negeri Wakasihu: Ahmad Polanunu.

Negeri Wakasihu, P. Ambon - Pengukuhan raja negeri Wakasihu: Ahmad Polanunu. Tanggal 26 juli 2019

Cara prosesi pengukuhan Raja Negeri Wakasihu, 26 juli 2019

– Sumber: kumparan.com/

Ahmad Polanunu Bin H. Abdul Basir Polanunu dikukuhkan secara adat sebagai Raja di Negeri Wakasihu, oleh Kepala Amai Walu (Bapak delapan), Mahfud Tapessy, di Baileo (rumah adat) atau dalam bahasa daerah Wakasihu, masyarakat menyebutnya Senggelisa, pada Jumat.
Namun, sebelum dikukuhkan, Ahmad Polanunu harus melewati beberapa proses adat yang dimulai pada pukul 08.00 WIT di rumah marga Talanaya, rumah keturunan Kapitan Kalalataeda, untuk membacakan doa. Setelah itu Ahmad Polanunu kembali lagi ke rumahnya.

30 menit berselang, Polonunu melanjutkan perjalanannya dengan melintasi Jalan Manusela ke rumah Nahukoly, rumah leluhur. Selama perjalanan Ahmad Polanunu diantar oleh para ibu-ibu yang menggunakan kain gendong berwarna putih.

Raja Polanunu didampingi dua putri dari Marga Nukukoly dan putri Raja Alifuru, saat mau dikukuhkan. Dok: Lely Mahfudz

IMG-20190726-WA0037.jpg

Setelah sampai di rumah Nahukoly, Polonunu menerima ritual khusus seperti didoakan, disarungi, dan dipakaikan baju Raja oleh Tete Nahu (tuan tanah atau tokoh adat dari marga Nahukoly). Dalam istilah adat Wakasihu, Rumah Nahukoly ini juga disebut sebagai Teuna Peiloko yang artinya duduk menunggu.
Proses adat selanjutnya, Polonunu diantar dengan tarian Cakalele dan kain gendong ke rumah Persilete (rumah saudara) untuk membacakan doa.
Setelah dari rumah Pesilete, Polonunu melewati Jalan Sialana dan masuk ke Senggelisa yaitu Baileu Negeri Wakasihu untuk dilakukan pengukuhan oleh Kepala Amai Walu.

Menurut Mahfud Tapessy, yang juga merupakan Saniri (tetua adat) Negeri Wakasihu, pengukuhan itu dilakukan untuk memberikan pengumuman kepada masyarakat Negeri Wakasihu yang diawali dengan kapata, sastra lisan asli Maluku.
“Saya yang melakukan pengukuhan itu, diawali dengan satu kapata”, ungkap Mahfud.
Setelah dikukuhkan, Polununu masuk ke dalam masjid yang tidak jauh dari Baileu untuk melakukan salat sunah dua rakaat.
Selanjutnya, ia kembali ke rumah diiringi dengan tarian Cakalele dan kain gendong. Kata Mahfud, yang membawa kain gendong itu hanya marga-marga tertentu saja.

Selain diiringi oleh tarian Cakalele dan kain gendong, Polonunu turut didamping oleh dua putri yang merupakan perwakilan dari marga Nahukoly dan putri Raja Alifuru bersamaan dengan pasukan Cakalele.

Pantauan Lentera Maluku, proses adat pengukuhan Raja Polonunun ini, juga dihadiri oleh masyarakat Desa Eti dari Kabupaten Seram Barat. Eti merupakan Desa yang mayoritasnya beragama Kristen, mereka memiliki ikatan hubungan gandong dengan Negeri Wakasihu yang merupakan mayoritas beragama Islam.

Menurut informasi yang dihimpun, acara pelantikan Raja Polanunu juga akan dilakukan secara kenegaraan oleh Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua, pada Sabtu (27/7). Acara pelantikan kedua itu, juga akan dihadiri oleh masyarakat dari Negeri Hatu yang memiliki ikatan Pela dengan Wakasihu di Kecamatan Leihitu Barat, dan masyarakat Negeri Asilulu dari Kecamatan Leihitu sebagai ikatan saudaranya.

Tarian Cakalele untuk mengiringi perjalanan Raja. Dok: Lentera Maluku

20190726_072011.jpg


Baileo negeri Wakasihu

Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara. Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja. Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga.
Lantai baileo dibuat tinggi karena dipercaya agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Dan agar masyarakat tahu permusyawaratan yang berlangsung di balai.
– Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_baileo

Tidak ada foto baileo negeri Wakasihu; sebagai contoh, di bawah foto Baileo negeri Aboru


Tentang negeri Wakasihu

Info dibawah dari: http://wakasihumanise.blogspot.com/p/profile.html

Wakasihu terdiri dari tiga Soa yaitu, SILITOU, PALUMATOU, TAPUE dan 2 daerah Petuanan yaitu Tapi dan Weyasel. Soa Silitou berbatasan dengan Desa Larike, Soa Tapue berbatasan dengan Desa Alang. Tiap soa dipimpin oleh kepala soa.

Tapi berbatasan langsung dengan Desa Alang, sedangkan Weyasel bertempat di Pulau Seram (belakangan terjadi Perebutan Wilayah oleh Kabupaten Seram Bagian Barat). Walaupun Weyasel tidak sepulau dengan Wakasihu, tetapi weyasel merupakan Tanah Adat Negeri Wakasihu. penduduk daerah petuanan adalah rata-rata Orang Buton yang menempati daerah tersebut dengan Ijin dari Raja Desa Wakasihu.

Negeri Wakasihu

* Pemuda soa Silitou masih lebih taat dan patuh diantara 3 soa tersebut. kompleks yang tenang dan damai masih mewarnai soa silitou.
* Pemuda soa Tapue banyak yang sudah kurang taat dan patuh. kericuhan dan keributan sering terjadi, baik dalam kompleks maupun dengan kompleks tetangga (palumatou dan silitou).
* Pemuda Palumatou lebih tidak taat dan patuh. keributan, pekelahian, selalu terjadi. soa yang berada di tengah-tengah negeri wakasihu ini bisa dikatakan adalah pusat desa wakasihu, karena roda pemerintahan maupun tempat-tempat penting semua berada di palumatou.

Mesjid yang besar dan mewah pun berada di soa palumatou. watak keras dan suka berantem lebih banyak didapati di soa ini. walau lebih kecil dari 2 soa lainnya, tetapi soa palumatou mempunyai pemuda2 yang pemberani. jiwa yang pantang mundur dan solidaritas yang tinggi itulah yang membuat palumatou lebih disegani soa lainnya maupun kampung tetangga.

Desa Wakasihu bisa di tempuh dengan menggunakan kapal penumpang feri  GALALA – POKA / dengan menggunakan angkutan darat BIS. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam/ 1 jam bila berkendaraan roda 2. Overland jalan untuk Wakasihu dan Allang baru saja dibangun. Saat ini, transportasi juga tersedia dalam bentuk minibus dan Damri (pemerintah bus umum) yang menghubungkan kabupaten dengan pusat kota. Di masa lalu, Wakasihu umumnya ramah dan hormat kepada pendatang baru. Namun, masalah baru-baru ini di daerah tersebut telah menciptakan iklim kecurigaan dan ketidakpercayaan melalui Ambon dan kepulauan Maluku lainnya.
Mata pencaharian Masyarakat Wakasihu umumnya pertani dan nelayan. Komoditas andalan adalah cengkeh dan pala, bersama dengan tanaman lain yang dibudidayakan dengan cara tradisional. Wakasihu terletak di pusat penangkapan ikan untuk wilayah tersebut. Lokasi strategis dekat pantai mereka memiliki potensi untuk pengembangan selanjutnya. Namun, upaya dalam mengelola tenaga kerja perikanan belum berjalan dengan baik karena sebagian besar pendapatan tersebut diarahkan untuk kegiatan keagamaan seperti terjadi pada haji (Muslim ziarah ke Mekah).
Suami dan istri biasanya bekerja sama, baik dalam pertanian atau nelayan. Biasanya, memancing melibatkan seluruh keluarga. Biasanya ayah dan anak menangkap ikan, dan ibu dan anak-anak perempuan kemudian mengurusi hasil tangkapan (dijual/dimasak). Atau ketika pergi ke kebun bersama-sama.

Wakasihu  adalah Muslim. Dengan demikian, mereka yakin bahwa mereka akan dinilai berdasarkan pengetahuan mereka tentang Al-Qur’an (Kitab Suci Islam), serta apa yang mereka lakukan dengan kehidupan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, provokator luar telah memicu siklus mematikan kekerasan dan balas dendam antara berbagai kelompok di Ambon.
Pendidikan telah sangat dibatasi sebagai bangunan yang rusak dan dibakar, dengan guru takut untuk mengajar, dan orang tua takut untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah. Lembaga-lembaga publik lainnya menghadapi masalah yang sama, termasuk pasar, rumah sakit, dan tempat-tempat ibadah. Kedamaian, ketertiban, dan pemulihan pulau hancur sangat dibutuhkan.

Wakasihu sering terjadi Bentrokan antar kampung dengan Desa Larike. dikarenakan jarak ke 2 desa yang sangat dekat dan Rasa sensitif yang tinggi, sehingga masalah sepele bisa berdampak pada perang di antara 2 kampung tersebut.

Pemerintahan di Wakasihu masih Bersifat Negeri Adat yang pada umumnya diperintah Oleh seorang Raja dan di bantu Penghulu2/pemangku2 adat. hidup bergotong royong masih kental di tengah2 masyarakat.

Kapitan wate aru negeri Wakasihu. Sumber foto: http://rudyalan.blogspot.com/p/wakasihu.html


Fam, SOA dan Pela / Gandong negeri Wakasihu

1) Fam
Konsina
Polanunu

2) SOA
Ada tiga Soa yaitu:
Silitou,
Palumatou.
Tapue
dan 2 daerah Petuanan yaitu Tapi dan Weyasel. Soa Silitou berbatasan dengan Desa Larike, Soa Tapue berbatasan dengan Desa Alang.
Tiap Soa dipimpin oleh kepala soa.

3) Pela dan Gandong
Negeri Wakasihu pela dengan negeri Eti dan Hatu.


Cari nama Fam SOA, pela, gandong, klik di sini


Subjek penting budaya Maluku

1) Penjelasan Baileo negeri Maluku: klik di sini
2) Foto foto Baileo di Maluku: klik di sini
3) Penjelasan Pela dan Gandong, klik di sini
4) Penjelasan Panas Pela, klik di sini
5) Struktur pemerintahan dan masyarakat negeri Maluku, klik di sini
6) Penjelasan Fam, marga dan SOA, klik di sini

Cakalele Wakasihu. Sumber foto: http://rudyalan.blogspot.com/p/wakasihu.html


Peta Maluku kuno

Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764 klik di sini

Peta Maluku tahun 1640


Sumber negeri Wakasihu

 – Tentang Wakasihu: http://wakasihumanise.blogspot.com/


2nd from left Raja of Nusaniwe, middle Raja of Soya, right Raja of Kilang

Maluku Ambon - 2nd from left Raja of Nusaniwe, middle Raja of Soya, right Raja of Kilang

                                                                          ——————————————

Raja-raja dari Ambon 30-8-1925. Dari kanan ke kiri: raja Nusanive, Kilang, Soya, Halong

Raja-raja dari Ambon 30-8-1925. Dari kanan ke kiri: raja Nusanive, Kilang, Soya, Halong

—————————————————
Maluku, tahun 1700 M

Maluku, tahun 1700 M


Create a free website or blog at WordPress.com.