Kerajaan Aru: abad ke-13 sampai awal abad ke- 17. Terletak di Sumatera, wilayah Kab. Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Dalam 1613 Aru digantikan dengan nama Kesultanan Deli.
Haru pertama kali muncul dalam kronik Tiongkok masa Dinasti Yuan, yang menyebutkan Kublai Khan menuntut tunduknya penguasa Haru pada Tiongkok pada 1282, yang ditanggapi dengan pengiriman upeti oleh saudara penguasa Haru pada 1295.
Islam masuk ke kerajaan Haru paling tidak pada abad ke-13. Kemungkinan Haru lebih dulu memeluk agama Islam daripada Pasai, seperti yang disebutkan Sulalatus Salatin dan dikonfirmasi oleh Tome Pires
The kingdom of Aru: 13th century – 17th century. Located on Prov. of north Sumatera.Visit page
In 1613 Aru was changed into the Sultanate of Deli.
For english, click here
Lokasi kab. Deli Serdang; 1613 Aru digantikan dengan nama Kesultanan Deli.
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sumatera: link
* Foto sultan dan raja di Sumatera dulu: link
* Foto raja-raja di Simalungun dulu: link
* Foto raja-raja kerajaan kecil di Aceh dulu: link
* Foto suku Minangkabau: link
* Foto suku Batak: link
* Foto situs kuno di Sumatera: link
Lokasi kerajaan (H)Aru
Terdapat perdebatan tentang lokasi tepatnya dari pusat Kerajaan Haru. Winstedt meletakkannya di wilayah Deli yang berdiri kemudian, namun ada pula yang berpendapat Haru berpusat di muara Sungai Panai.
Groeneveldt menegaskan lokasi Kerajaan Aru berada kira-kira di muara Sungai Barumun (Padang Lawas) dan Gilles menyatakan di dekat Belawan. Sementara ada juga yang menyatakan lokasi Kerajaan Aru berada di muara Sungai Wampu (Teluk Haru/Langkat).
– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Aru#Lokasi_Kerajaan_Haru
Peta kuno Kerajaan Aru, 1619 (peta Portugis)
Sejarah kerajaan Aru, abad ke-13 sampai awal abad ke- 17
Kerajaan Aru atau Haru merupakan sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah pantai timur Sumatera Utara sekarang. Nama kerajaan ini disebutkan dalam Pararaton (1336). Dalam laporannya, Tomé Pires juga mendeskripsikan akan kehebatan armada kapal laut kerajaan Aru yang mampu melakukan pengontrolan lalu lintas kapal-kapal yang melalui Selat Melaka pada masa itu.
Kerajaan Aru telah terwujud pada abad ke-13, sebagaimana beberapa utusannya telah sampai ke Tiongkok, yaitu pertama di tahun 1282 dan 1290 pada zaman pemerintahan Kubilai Khan. ada abad ke-14, sebagaimana disebutkan dalam Negara Kertagama karangan Prapanca bahwa Harw (Aru) kemudian menjadi daerah vasal (bawahan) Kerajaan Majapahit, termasuk juga Rokan, Kampar, Siak, Tamiang, Perlak, Pasai, Kandis dan Madahaling.
Aru berhasil dikuasai Aceh dan Sultan Abdullah ditempatkan sebagai Wakil Kerajaan Aceh di Aru. Ratu Aru melarikan diri ke Melaka untuk meminta perlindungan kepada Gubernur Portugis, Pero de Faria. Dengan bukti-bukti itu secara tertulis, jelas Kerajaan Aru memang pernah wujud di Pantai Timur Sumatera paling tidak sejak abad ke 13 hingga awal abad ke-16.
Wilayah Haru kemudian mendapatkan kemerdekaannya dari Aceh pada 1669, dengan nama Kesultanan Deli. Hingga terjadi sebuah pertentangan dalam pergantian kekuasaan pada tahun 1720 menyebabkan pecahnya Deli dan dibentuknya Kesultanan Serdang pada tahun 1723.
– Sumber / Source: Wiki
1613 Aru digantikan dengan nama Kesultanan Deli.
Daftar raja kerajaan Aru
- Sultan Husin (…-…)
- Sultan Mansur Shah (1456-1477)
- Sultan Ali Boncar (…-…)
Berkaitan dengan penguasa Aru, tidak dapat dipisahkan dengan peran lembaga Raja Berempat, yang menurut Peret (2010) telah ada sebelum pengaruh Aceh. Raja Urung di pesisir ini meliputi Urung Sunggal. Urung XII Kuta, Urung Sukapiring dan Urung Senembah, yang masing-masing berkaitan dengan Raja Urung di dataran tinggi (Karo), yakni Urung Telu Kuru merga Karo-Karo), Urung XII Kuta (merga Karo-Karo), Urung Sukapiring (merga Karo-Karo) dan Urung VII Kuta (merga Barus).
Dalam kesempatan berikut, Raja Berempat ini berperan dalam penentuan calon pengganti Sultan di Deli/Serdang, dengan menempakan Datuk Sunggal sebagai Ulun Janji.
– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Aru
Peninggalan kerajaan Aru: Benteng Putri Hijau
Benteng Putri Hijau merupkan peninggalan dari Kerajaan Aru yang ditemukan di Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang Sumatra utara.
Penelitian puluhan tahun yang terus menerus dilakukan para peneliti asing dan lokal telah membuktikan kebenaran usia benteng tanah tersebut sudah ratusan tahun, tepatnya masa Kerajaan Aru yang dibuat untuk membentengi kerajaan dari serangan Aceh pada saat itu.
Benteng Putri Hijau memiliki fungsi memperkuat pemukiman yang berada di dalamnya agar sulit diterobos oleh musuh yang menyerang, sehingga Kerajaan Aru tidak dapat ditaklukkan.
Peta-peta kuno Sumatera
Untuk peta kuno Sumatera (1565, 1588, 1598, 1601, 1616, 1620, 1707, 1725, 1760), klik di sini
Sumatera, tahun 1707
Sumber / Source
– Sejarah kerajaan Aru: http://tembakaudeli.blogspot.co.id/p/blog-page.html
– Sejarah kerajaan Aru di Wiki: Wiki
– Sejarah kerajaan Aru lengkap: http://limamarga.blogspot.co.id/2012/03/kerajan-aru-haru-karo-dari-tahun-1258.html
– Daftar Raja Aru: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Aru
– Kota Rantang dan hubungannya dengan kerajaan Aru: https://nisanaceh.wordpress.com/2009/11/28/11/
– Lokasi kerajaan Aru: http://unjuksejarah.blogspot.co.id/2012/11/kerajaan-aru.html
– Lokasi kerajaan Aru: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Aru#Lokasi_Kerajaan_Haru
– Benteng Putri Hijau: jejak kerajaan Aru di Deli Tua: https://delituablog.wordpress.com/category/kerajaan-aru/
– Kesultanan Deli: link
Pingback: Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia – studis2farmasi2a2016kel5
Terima kasih atas mail anda.
Kami apresiasi kommen !
dengan hormat,
Paul, penerbit website