Kerajaan Benua Tunu terletak di Sumatera, Kab. Aceh Tamiang, Prov. Aceh. Kerajaan ini muncul tahun 1558 dan berdiri sampai 1945.
The Kingdom of Benua Tunu was located in Aceh Tamiang, province of Aceh.
For english, click here
Kab. Aceh Tamiang, prov. Aceh
* Foto kesultanan Aceh Darussalem: link
* Foto raja-raja kerajaan kecil di Aceh: link
* Foto Aceh dulu: link
* Foto perang Aceh-belanda (1873-1903): link
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sumatera: link
* Foto sultan dan raja di Sumatera dulu: link
* Foto situs kuno di Sumatera: link
Tentang raja atau keturunan Kerajaan Benua Tunu (2020)
Kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Tamiang / Aceh
* Kerajaan Bukit Karang, abad ke-10 – 1330
* Kesultanan Benua (Banua) Tamiang, 1330 – 1558
* Kerajaan Karang, 1558 – 1945
* Kerajaan Benua Tunu, 1558 – 1945
* Kerajaan Seruway, abad ke-19 – 1945
* Kerajaan Bendahara, abad ke-19 – 1945
Sejarah kerajaan Benua Tunu
Pada tahun 960, di wilayah Aceh Timur telah berkuasa seorang raja di Negeri Tamiang bernama Tan Ganda. Negeri ini berpusat di Bandar Serangjaya, banda ini pernah diserang oleh Raja Indra Cola I yang menyebabkan Raja Tan Ganda meninggal. Anak Raja Tan Ganda yaitu Tan Penuh berhasil melarikan diri dari serangan itu. Ketika kondisi Negeri Tamiang telah aman, ia memindahkan pusat pemerintahan ke daerah pedalaman, yaitu Bandar Bukit Karang, di dekat Sungai Simpang Kanan. Sejak saat pemindahan itu, maka mulai berdirilah Kerajaan Bukit Karang dengan raja-rajanya sebagai berikut:
1) Tan Penuh (1023-1044)
2) Tan Kelat (1044-1088)
3) Tan Indah (1088-1122)
4) Tan Banda (1122-1150)
5) Tan Penok (1150-1190).
Kemudian Kerajaan Bukit Karang dikuasai oleh Dinasti Sulooh, dengan raja-rajanya sebagai berikut:
1) Raja Pucook Sulooh (1190-1256)
2) Raja Po Pala (1256-1278)
3) Raja Po Dewangsa (1278-1300)
4) Raja Po Dinok (1300-1330)
Pada akhir pemerintahan Raja Po Dinok (1330), sebuah rombongan para da‘i yang dikirim oleh Sultan Ahmad Bahian Syah bin Muhammad Malikul Thahir (1326-1349) dari Samudera Pasai tiba di Tamiang. Kedatangan para da‘i itu tidak mendapat respon positif oleh Raja Po Dinok. Ia menyerang rombongan tersebut yang menyebabkan dirinya tewas di medan perang. Setelah masuknya rombongan da‘i ke Tamiang dan melakukan dakwah keagamaan, banyak rakyat Tamiang yang kemudian memeluk Islam. Berdasarkan kesepakatan antara Sultan Ahmad Bahian Syah dengan para bangsawan dan rakyat Tamiang yang telah memeluk Islam, maka ditunjuklah Sultan Muda Setia sebagai Sultan I di Kesultanan Benua Tamiang (1330-1352) untuk memimpin negeri itu. Dengan demikian dialah yang merupakan raja pertama yang menjadi peletak dasar Kerajaan Islam Benua Tamiang.
Raja Muda Sedinu: 1352–1369
Raja Po Malad: 1369–1412
Raja Po Kelabu: 1412-1454
Raja Po Kandis: 1454-1483
Raja Po Garang: 1483-1528
Raja Pendekar Sri Mengkuta: 1528-1558
Sultan Po Garang digantikan oleh menantunya, ipar Po Garang, yang bernama Pendekar Sri Mengkuta (1528-1558).
Pada masa pemerintahan Pendekar Sri Mengkuta, Kerajaan Tamiang di pecah menjadi (1558) dua kerajaan kecil yaitu:
kerajaan Karang dan
kerajaan Benua Tunu.
Dua kerajaan ini masing-masing di pimpin oleh anak keturunan Raja Muda Sedia dan Muda Sedinu.
Negeri Benua Tunu di bangun di atas puing-puing Kota Benua Raja, yang di pimpin oleh Raja Gempa Alamsyah (1558 – 1588).
Negeri Karang di pimpin oleh Raja Fromsyah (1588 – 1590) berpusat di Negeri Menanggini.
Kedua kerajaan kecil ini tunduk kepada kerajaan Tamiang di Pantai Tinjau (Raja Pendekar Sri Mangkuta).
Setelah Raja Sri Mangkuta wafat, di masa pemerintahan Raja Penita (1699 – 1700) turunan dari Raja Gempa Alamsyah yang memerintah Benua Tunu dan Raja Tan Kuala (1662 – 1699) turunan dari Raja Fromsyah memerintah Negeri Karang.
Seiring perjalanan waktu dari dua kerajaan kecil dahulu,terlahir pula kerajaan-kerajaan baru yaitu Negeri Bendahara di bawah pemerintahan Potjcut Achmad gelar Raja Bendahara I (1883 – 1871) yang juga mendapatkan Cap Sikureung dari sultan Aceh.
Istana Kerajaan Benua Tunu
Pendopo istana Benua Tunu
Daftar raja raja Kerajaan Benua Tunu
1) 1558-1588: Gempa Alamsyah
2) 1588-1629: PO Banda
3) 1629-1669: PO Perum
4) 1669-1700: Pendita
5) 1700-1737: PO Gam
6) 1737-1770: PO Kecik
7) 1770-1800: PO Penuh
8) 1800-1837: Bahma
9) 1837-1860: Perum
10) 1860-1866: Peganding
.
11) 1866-1872: Pegondan
12) 1872-1887: Nyak Mut
13) 1887-1893: Raja Man
14) 1893-1911: Mangkubumi
15) 1911-1917: Raja Habsyah
16) 1917-1933: Mangku Raja
17) 1933-1945: Raja Sulung
– Sumber: http://kerajaan-karangtamiang.blogspot.co.id/
Peta Aceh dulu
Peta Aceh tahun 1646. Achem, from ‘Livro do Estado da India Oriental’, an account of Portuguese settlements in the East Indies, by Pedro Barreto de Resende
Peta Aceh 1873.
Sumber / Source
– Sejarah kerajaan Benua Tunu: http://visitacehdarussalam.blogspot.co.id/2012/11/kerajaan-kerajaan-di-tamiang.html
– Daftar Raja Benua Tunu: http://kerajaan-karangtamiang.blogspot.co.id/
– Daftar raja Benua Tunu: http://visitacehdarussalam.blogspot.co.id/2012/11/kerajaan-kerajaan-di-tamiang.html
– Istana Raja Benua Tunu: http://www.liputanaceh.com/2015/10/26/bukan-sekadar-rumah-biasa-ini-istana-di-aceh/
———————–
– Sejarah kerajaan-kerajaan di Tamiang: http://kerajaan-karangtamiang.blogspot.co.id/
– Sejarah kerajaan-kerajaan di Tamiang: http://visitacehdarussalam.blogspot.co.id/2012/11/kerajaan-kerajaan-di-tamiang.html
– Sejarah kerajaan Tamiang: http://acehdalamsejarah.blogspot.co.id/2009/10/sejarah-kerajaan-tamiang.html