Kerajaan Sumenep: 31 oktober 1269 – 1879. Terletak di pulau Madura, Kab. Sumenep.
The Kingdom of Sumenep: 31 oktober 1269 – 1879. Located on the island of Madura, district Sumenep.
For english, click here
Lokasi Madura
Lokasi kab. Sumenep
* Foto Kerajaan Sumenep: link
* Foto Keraton Sumenep: link
* Foto foto raja dan penguasa di Madura: link
* Foto foto suku Madura: link
1 Tentang Raja / About the King
2 Sejarah / History
3 Daftar Raja / List of kings
4 Keraton / Palace
5 Sejarah kerajaan-kerajaan di Madura
6 Sumber / Source
1) Tentang raja (2018)
Sultan sekarang (2018): Sultan Pakunataningrat V.
Putera mahkota Sumenep, Deny Fahrurrazy Suryoningprang. 2019.
2) Sejarah Kadipaten Sumenep
Kadipaten Sumenep (sering dikenal sebagai Kadipaten Madura Timur atau Madura Wetan), adalah sebuah monarki yang pernah menguasai bagian timur Pulau Madura (Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep sekarang) termasuk kepulauan-kepulauan di lepas pantai Selat Madura dan Laut Bali. Pusat pemerintahannya berada di Kota Sumenep sekarang.
Didirikan pada tahun 1269 oleh seorang adipati bawahan Prabu Kertanegara dari Singhasari bernama Arya Wiraraja, wilayah ini berada dibawah pengawasan langsung Kerajaan Singhasari dan selanjutnya, Kerajaan Majapahit.
Pada tahun 1559, pada masa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Ario Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur ini berada pada kekuasaan penuh Kesultanan Demak dan baru pada pemerintahan Pangeran Lor II yang berkuasa pada tahun 1574, wilayah Kadipaten Sumenep berada dibawah pengawasan langsung Kesultanan Mataram.
Pangeran Aryo Pakunataningrat (1879 – 1901)
Pada tahun 1705, akibat perjanjian Mataram dengan VOC, wilayah ini berada dalam kekuasaan penuh Pemerintahan Kolonial. Selama Sumenep jatuh ke dalam wilayah pemerintahan Hindia Belanda, wilayah ini tidak pernah diperintah secara langsung, para penguasa Sumenep diberi kebebasan dalam memerintah wilayahnya namun tetap dalam ikatan-ikatan kontrak yang telah ditetapkan oleh Kolonial Kala itu. Selanjutnya pada tahun 1883, Pemerintah Hindia Belanda mulai menghapus sistem sebelumnya (keswaprajaan), kerajaan-kerajaan di Madura (Bangkalan dan Sumenep) dikelola langsung oleh Nederland Indische Regening dengan diangkatnya seorang Bupati. Semenjak itulah, sistem pemerintahan Kadipaten di Sumenep berakhir dan berubah menjadi pemerintahan Kabupaten.
Pada tahun 1883, Pemerintah Hindia Belanda mulai menghapus sistem sebelumnya (keswaprajaan), kerajaan-kerajaan di Madura (Bangkalan dan Sumenep) dikelola langsung oleh Nederland Indische Regening dengan diangkatnya seorang Bupati. Semenjak itulah, sistem pemerintahan Kadipaten di Sumenep berakhir dan berubah menjadi pemerintahan Kabupaten.
– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kadipaten_Sumenep
Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I, penguasa Kadipaten Sumenep tahun 1811-1854.
3) Daftar Raja Sumenep
1) 1269-1292: Aria Banyak Wedi (Aria Wiraraja ), Batuputih. Otak pendiri Ker. Majapahit
2) 1292-1301: Ario Bangah(Wiraraj) (di Banasare).
3) 1301-1311: Ario Danurwendo (di Lembu Sarenggono).
4) 1311-1319: Ario Assrapati.
5) 1319-1331: Panembahan Joharsari (di Bluto).
6) 1331-1339: Panembahan Mandaraga (R. Piturut). (di Keles).
7) 1339-1348: P. Bukabu Wotoprojo (di Bukabu).
8) 1348-1358: P. Baragung Notoningrat (di Baragung).
9) 1358-1366: R. Agung Rawit (Secodiningrat I) (di Banasare).
10) 1366-1386: Tumenggung Gajah Pramono (Secodiningrat II) (di Banasare).
11) 1386-1399: Panembahan Blongi (Aryo Pulang Jiwo) (di Bolingi / Poday).
12) 1399-1415: Pangeran Adipoday (Ario Baribin) (di Nyamplong / Poday).
13) 1415-1460: Pangeran Jokotole (P. Secodiningrat III) (di Banasare). Pendiri Benteng Kalimo’okmelawan orang-orang Bali . Awang pendiri pintu Gerbang Ker. Majapahit.
14) 1460-1502: R. Wigonando (P. Secodiningrat IV) (di Gapura).
15) 1502-1559: P. Siding Purih(P. Secodingrat V) (di Parsanga).
16) 1559-1562: RT. Kanduruwan (di Karang Sabu).
17) 1562-1567: P. Wetan dan P Lor.
18) 1567-1574: R. Keduk ( P. Keduk II ).
19) 1574-1589: R. Rajasa ( P. Lor II ).
20) 1589-1626: R. Abdullah( P. Cokronegoro I ) (di Karang Toroy).
21) 1626-1644: P. Anggadipa (di Karang Toroy).
22) 1644-1648: Tumenggung Jaing Patih dari Sampang (di Karang Toroy).
23) 1648-1672: R. Bugan( Tumenggung Yudonegoro ) (di Karang Toroy).
24) 1672-1678: P.T. Pulang Jiwo dan P. Sepuh (di Karang Toroy).
25) 1678-1709: P. Romo (P. Cokronegoro II) (di Karang Toroy).
26) 1709-1721: RT. Wiromenggolo(Purwonegoro) (di Karang Toroy).
27) 1721-1744: R. Ahmat alias P. Jimat (T. Aryo Cokronegoro III) (di Karang Toroy).
28) 1744-1749: R. Alza Alias P. Lolos (di Karang Toroy). Lolos dalam penyergapan K. Lesap.
29) 1749-1750: K. Lesap (di Karang Toroy). Pimpinan sementara diserahkan T. Tirtonegoro
30) 1750-1762: R. Ayu Tirtonegoro R. Rasmana & Bindara Saod (di Pajagalan). Pemerintahan diserahkanpada suaminya.
31) 1762-1811: Panembahan Sumolo Asiru (di Pajagalan). Pendiri Masjid Jamik
32) 1811-1854: Sri Sultan Abdurrahman (Pakunataningrat I) (di Pajagalan). Kerajaan Sumenep
33) 1854-1879: Panembahan Moh. Saleh (Notokusumo II) (di Pajagalan).
34) 1879-1901: P. Mangkudiningrat (P. Pakunataningrat II) (di Pajagalan).
35) 1901-1926: P. Ario Prataningkusumo (di Pajagalan).
36) 1926-1929: RP. Ario Prabuwinoto (di Pajagalan).
– Sumber /Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Kadipaten_Sumenep#Daftar_Penguasa_Kadipaten_Sumenep
Panembahan Noto Kusumo, 1854 – 1879
4) Keraton / Palace: Keraton Sumenep
Keraton Sumenep adalah tempat kediaman resmi para Adipati/Raja-Raja selain sebagai tempat untuk menjalankan roda pemerintahan.
Keraton Pajagalan atau lebih dikenal Karaton Songennep dibangun di atas tanah pribadi milik Panembahan Somala penguasa Sumenep XXXI. Dibangun Pada tahun 1781 dengan arsitek pembangunan Karaton oleh Lauw Piango salah seorang warga keturunan Tionghoa yang mengungsi akibat Huru Hara Tionghoa 1740 M di Semarang.
– Keraton Sumenep di Wiki: link
Foto Keraton Sumenep: link
5) Kereta kencana
1) Kereta kencana ini pemberian Ratu Inggris, sekarang hanya dikeluarkan dan digunakan pada saat HUT Sumenep. Hanya Bupati dan Bunda Bupati yang menaiki kereta ini.
Kereta kencana tersebut merupakan hadiah dari raja Inggris. Kereta kencana ini dihadiahkan karena Sultan Abdurrahman menjadi satu-satunya orang yang berhasil menterjemahkan kitab sastra berbahasa Sansekerta.
.

6) Sejarah kerajaan-kerajaan di Madura
Sejarah Madura berawal dari perjalanan Arya Wiraraja sebagai Adipati Madura pertama di abad ke-13. Dalam kitab Nagarakertagama khususnya pada lagu ke-15 dikatakan bahwa Pulau Madura pada mulanya menyatu dengan tanah Jawa, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 1365-an orang Madura dan Jawa merupakan bagian dari masyarakat, budaya yang sama.
Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kerajaan Hindu Jawa Timur seperti Kediri, Singhasari dan Majapahit. Antara 1500 dan 1624, penguasa Madura sampai batas tertentu bergantung pada kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik dan Surabaya. Pada 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram.
Pada tahun 1624, Sultan Agung dari Mataram menaklukkan Madura dan pemerintahan pulau itu berada di bawah kekuasaan Cakraningrat, satu garis pangeran. Keluarga Cakraningrat menentang kekuasaan Jawa Tengah dan seringkali menaklukkan sebagian besar Mataram.
Setelah Perang Suksesi Jawa Pertama antara Amangkurat III dan pamannya, Pangeran Puger, Belanda menguasai setengah bagian timur Madura pada tahun 1705. Pengakuan Belanda atas Puger dipengaruhi oleh penguasa Madura Barat, Cakraningrat II yang diperkirakan mendukung klaim Puger dengan harapan perang baru di Jawa Tengah akan memberikan kesempatan bagi orang Madura untuk ikut campur. Namun, ketika Amangkurat ditangkap dan diasingkan ke Ceylon, Puger mengambil gelar Pakubuwono I dan menandatangani perjanjian dengan Belanda yang memberi mereka Madura Timur.
Para Cakraningrat setuju untuk membantu Belanda menumpas pemberontakan tahun 1740 di Jawa Tengah setelah pembantaian Cina tahun 1740. Dalam perjanjian tahun 1743 dengan Belanda, Pakubuwono I menyerahkan kedaulatan penuh Madura kepada Belanda, yang diperebutkan oleh Cakraningrat IV. Cakraningrat melarikan diri ke Banjarmasin, berlindung dengan Inggris, dirampok dan dikhianati oleh sultan, dan ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Tanjung Harapan.
Pada abad 19, Pemerintahan Hindia Belanda memberdayakan kelebihan dan kekuatan warga lokal demi mencari keuntungan. Iming-iming gelar kebesaran oleh pihak Hindia Belanda menjadi format legitimatif tersendiri bagi para kolonial. Gelar Sultan diberikan oleh pihak Kolonial kepada Raja Sumenep pada tahun 1825, Raja Pamekasan di tahun 1830, Raja Bangkalan di tahun 1847 diberi gelar Panembahan.
Tahun 1858 , Madura dire-organisasi kembali menjadi dua Karesidenan, Madura timur dengan Ibukota Karesidenan di Pamekasan dan Madura Barat dengan Ibukota Karesidenan di Bangkalan, dengan masing masing Karesidenan dikuasai Oleh Belanda. Dan pada 1858 memutuskan untuk menghapus Kerajaan Pribumi dan Kerajaan Pamekasan menjadi bagian dari Karesidenan dari struktur birokrasi Kolonial, dan pada tahun 1883 dihapuskan Kerajaan Sumenep, dan berikut Kerajaan Bangkalan pada tahun 1885.
6) Sumber Sumenep
– Sejarah Kadipaten Sumenep di Wiki: Wiki
– Sejarah kerajaan Sumenep: http://sejarah-sumenep.blogspot.nl/2008/09/pengantar-sejarah-sumenep-jaman-dahulu.html
– Asal usul Kadipaten Sumenep: https://surieyorei.wordpress.com/sastra/seputar-madura/sejarah-madura/asal-usul-sumenep/
– Bindoro Saud, raja ke-29 memimpin kerajaan Sumenep: http://www.lontarmadura.com/bindoro-saud-raja-ke-29-memimpin-kerajaan-sumenep/
– Dilantikan Arya Wiraja tahun 1269: link
– Daftar raja: http://leilyeiza.blogspot.nl/2010/03/keraton-sumenep-dan-sejarah-asta-tinggi.html
– Keraton Sumenep di Wiki: link
– Mistik keraton Sumenep: http://www.indospiritual.com/artikel_mistik-keraton-sumenep-piring-ajaib-dan-kolam-enteng-jodoh.html
– Tentang keraton Sumenep di Wiki: link
Sumber Madura
– Sejarah pulau Madura: https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura#Sejarah
– Asal usul pulau Madura: https://madurajatim.wordpress.com/2011/06/14/asal-usul-pulau-madura/
Peta lokasi Madura tahun 1660
Paguyuban Keluarga Kesultanan Bangkalan is processing to make a website. Pray for us to give you all the truth story about Cakraningrat Dynasty up to now.
Sumenep is in thr east,Pamekasan in the middle,Bagkalaan/Bangkalaan with Cakraningrat dynasty(see for picture the older man in my facebook contact list)in the west.