Kabupaten Donggala terletak di prov. Sulawesi Tengah.
The region of Donggala is located in the prov. of Central Sulawesi.
For english, click here
Lokasi kab. Donggala
Garis kerajaan-kerajaan di Sulawesi: link
Foto kerajaan-kerajaan di Sulawesi
* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sulawesi: link
* Foto sultan dan raja di Sulawesi dulu: link
* Foto istana kerajaan2 di Sulawesi: link
SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI WILAYAH DONGGALA
Sebelum ditaklukkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1904 wilayah Kabupaten Donggala adalah wilayah Pemerintah raja-raja yang berdiri sendiri-sendiri yaitu :
• Kerajaan Palu
• Kerajaan Sigi Dolo
• Kerajaan Kulawi
• Kerajaan Biromaru
• Kerajaan Banawa
• Kerajaan Tawaili
• Kerajaan Parigi
• Kerajaan Moutong
Selain kerajaan tersebut diatas masih ada lagi kerajaan lain yang perlu diteliti secara mendalam keberadaannya, tempat pemerintahannya dan hubungannya dengan kerajaan tersebut diatas.
Gelar Pejabat Pemerintah pada waktu itu disebut : MAGAU, MADIKA, LANGGA NUNU, GALARA, PABISARA, dan lain-lain.
Struktur, nama dan jabatan aparat kerajaan dan jumlah Dewan Adat ditetapkan menurut kondisi, bahasa dan adat istiadat yang berlaku dan membudaya oleh masyarakat pada daerahnya masing-masing, ada yang sama dan ada pula yang berbeda.
—————————————————–
Catatan tertua tentang Donggala ditemukan dalam sumber-sumber Tiongkok sebelum abad ke-15 yang ditulis oleh J. V. Mills dan disunting Marcell Bonet di buku Chinese Navigation (1965). Sejak tahun 1430, wilayah kota Donggala telah dikenal sebagai pelabuhan untuk memperdagangkan hasil bumi seperti kopra, damar, dan kemiri, juga ternak sapi.
Di rentang waktu yang panjang itu, Donggala adalah suatu kesatuan sebagai wilayah kerajaan Banawa, yang bersamaan dengan masuknya kekuatan kolonial seperti kongsi dagang milik kerajaan Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Pada tahun 1667, VOC melalui Traktat Banawa selanjutnya mengikat Donggala untuk kali pertama dalam perjanjian penyerahan emas. Oleh Belanda, Donggala dijadikan titik tengah di Selat Makassar untuk mengamankan jalur perdagangan laut di wilayah tersebut yang menghubungkan Makassar dan Manado.
Kerajaan-kerajaan di Donggala: Palu, Tawaeli, Moutong, Sigi, Parigi, Kulawi, Donggala (= Banawa), 1810 M
Sejak Traktat Banawa 1667, Donggala telah menjadi penting tidak hanya untuk Belanda (VOC) tapi juga bagi perebutan kuasa tiga kerajaan: Ternate, Gowa (Makassar), dan Bugis (Bone). Kepentingan di bawah pengaruh koloni Belanda itu kemudian berkaitan dengan penentuan Donggala sebagai wilayah penunjang Karesidenan Celebes en Onderhoorigheden di Makassar dan Karesidenan Midden Celebes di Manado. Jalur darat antara Donggala ke Makassar yang lebih baik dibanding Donggala ke Manado di masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van der Capellen itu melahirkan sarkasme: “lebih cepat ke Eropa dari Manado, daripada dari Manado ke Sulawesi Tengah (Donggala)”.
Kedatangan Bangsa Belanda dengan maksud menjajah daerah ini disambut dengan perlawanan oleh Raja-raja bersama rakyatnya, sehingga perang pun tidak terhindarkan. Sejarah mencatat pecahnya perang dibeberapa tempat, dimana rakyat melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda, seperti:
Perang Sigi Dolo,Perang Kulawi, Perang Banawa, Perang Palu, Perang Tatanga, Perang Tombolotutu, Perlawanan Rakyat Parigi, dan lain-lain.
Pemerintah Hindia Belanda dengan Politik “Devide Et Impera” atau politik adu domba terhadap tujuh kerajaan tersebut, bertujuan untuk melemahkan dan melumpuhkan kekuatan raja-raja. Perang tersebut diakhiri dengan penandatangan perjanjian yang dikenal dengan “Korte Vorklaring” yang intinya adalah: Pengakuan terhadap kekuasaan Belanda atas wilayah-wilayah kerajaan.
Pada tahun 1888, Belanda melalui Plakat Panjang (Lange Verklaring) – sebelumnya Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) menetapkan Donggala sebagai jalur eksklusif perusahaan kapal dagangnya, KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij). Jalur penting itu diberi nama Jalur 14.
Setelah wilayah-wilayah kerajaan ditaklukkan, dan berdasarkan desentralisasi Wet 1904, maka seluruh daerah kekuasaan raja-raja tersebut dijadikan Wilayah Administratif berupa distrik dan onder distrik. Dari beberapa distrik ini bergabung menjadi wilayah Swapraja atau Landschep (Zell Ghurturende Landschappend) sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dalam wilayah-wilayah kerajaan yang telah ada pada waktu itu.
Dalam perkembangan selanjutnya daerah ini yang merupakan bagian dari wilayah Sulawesi Tengah dijadikan afdeling Donggala.
Sumber kabupaten Donggala
– Sejarah Kabupaten Donggala: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Donggala
– Sejarah Kabupaten Donggala: http://donggala.go.id/sejarah/
– Sejarah Kabupaten Donggala: https://www.tribunnewswiki.com/
Foto foto
Pelabuhan Donggala, 1916.
—————————
Donggala masyarakat 1901
—————————
Parigi – Sumber foto: Coll. Tropenmuseum, Netherlands
—————————
Tempat duduk para petinggi belanda di gunung bale Donggala
—————————
Donggala, Kulawi – COLLECTIE TROPENMUSEUM De ‘Marego’ dans te Kulawi Donggala
—————————
Donggala, Kulawi COLLECTIE TROPENMUSEUM Parigi pangeran dan putri suku Kulawi