Bajo, dalu / P. Flores – prov. Nusa Tenggara Timur

Dalu (kerajaan) Bajo terletak di P. Flores barat, Wilayah Manggarai. Dalu Bajo berdiri abad ke-16.

The Dalu (kingdom) of Bajo  was located on the island of Flores, region of Manggarai. 16th Century.
For english, click here

Lokasi pulau Flores

——————————-
Kerajaan-kerajaan di pulau Flores abad ke-17/18, incl. Bajo


Foto kerajaan-kerajaan di P. Flores

* Foto raja-raja yang ada sekarang di Flores: link
* Foto raja-raja yang dulu ada di Flores: link

* Foto pulau Flores dulu: link
* Foto situs kuno di pulau Flores: link
* Foto wilayah Manggarai: link


DALU (KERAJAAN) BAJO

Tentang Dalu Bajo

Dalam peta administrasi kesultanan Bima, Dalu Bajo merupakan satu di antara kedaluan yang dikontrol langsung “naib Reo(k)” selain kedaluan lain dari rentangan Mata Wae sampai Lambaleda (Utara Manggarai Timur). Dalu, lantas merujuk pada orang dan wilayah kekuasaanya. Tempo dulu, ada tiga kedaluan besar yakni Cibal, Todo dan Bajo, karena langsung berada di bawah naib.

1914-1924: Belanda mulai menguasai Manggarai.
Dalam perjalanan sejarahnya, Belanda melihat Manggarai yang meliputi Wae Mokel awon (batas timur) dan Selat Sape salen (batas barat) adalah satu kesatuan yang utuh. Tidak ada lagi Cibal, tidak ada lagi Todo, tidak ada lagi Bajo, maka disebutlah Manggarai.
Pada tahun 1925, melalui suatu surat keputusan dari Belanda, Manggarai menjadi suatu kerajaan, yaitu kerajaan Manggarai, dan diangkatlah orang Todo-Pongkor menjadi raja pertama yaitu Raja Bagung dari Pongkor.

Kerajaan-kerajaan di P. Flores, 1315 M

Flores - NTT, 1300 M


Sejarah wilayah Manggarai dan Dalu

Tanah Manggarai yang berada di bagian barat pulau Flores adalah sebagai hadiah dari sultan Goa kepada kesultanan Bima pada tahun 1658 M. Setelah perjanjian dengan Belanda pada tahun 1660, Manggarai berada di bawah pemerintahan Bima.

Pada tahun 1700-an atau mungkin sebelumnya, di Manggarai telah ada suatu sistem pemerintahan dari tiga kelompok masyarakat yang cukup besar, yaitu Todo, Cibal dan Bajo.
Persaingan antara Bima dan Goa untuk mendapatkan kekuasaan atas Manggarai berlangsung hingga abad ke-19. Kerajaan- kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur termasuk kerajaan yang ada di Flores pada masa sesudah tahun 1900 pada umumnya telah berubah status menjadi swapraja. Pada waktu itu kerajaan-kerajaan tersebut telah kehilangan kedaulatannya sehingga nasibnya seluruhnya ditentukan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Pada tahun 1929, Manggarai dipisahkan dari daerah Bima dan menjadi bagian dari Flores.

Dalu sebagai bawahan kerajaan dipimpin oleh seorang kraeng, yang biasanya dipanggil Kraeng Adak. Kraeng yang dianggap berjasa ini berhak memperoleh gelar Sangaji dari raja. Sementara itu adanya wau yang dominan itu maka dalam masyarakat Manggarai terdapat pelapisan sosial yang cukup jelas. Pertama adalah golongan yang menganggap dirinya bangsawan, yang biasanya memakai gelar kraeng. Kedua adalah golongan rakyat biasa yang disebut ata lahe. Golongan ketiga adalah hamba sahaya atau mendi. Tentu saja pada zaman sekarang pelapisan sosial ini sudah semakin kabur.

Tahun 1925, melalui suatu surat keputusan dari Belanda, Manggarai menjadi suatu kerajaan dan diangkatlah orang Todo-Pongkor menjadi raja pertama kerajaan Manggarai, yaitu Raja Bagung dari Pongkor.

Sistem pemerintahan Dalu

Pada tahun 1732, situasi struktur pemerintahan di Manggarai adalah perwakilan Sultan Bima di Reo, Pota, Bari dan Labuan Bajo. Dan ada tiga dalu besar yang tidak mempunyai hubungan koordinatif dengan Naib di Reo:
Todo,
Cibal,
Bajo.

Dalu Todo juga membawahi tiga belas kedaluan yang lebih kecil yaitu Kolang, Lelak, Wontong, Welak, Ndoso, Ndeles, Rahong, Ruteng, Poco Leok, Torok Golo, Sita, Riwu dan Manus, namun tetap membayar upeti kepada Naib di Reo.

Dalu Cibal dan Dalu Bajo tidak membawahi dalu-dalu kecil lainnya namun juga membayar upeti kepada Naib di Reo.

Kedaluan yang mempunyai hubungan koordinatif dengan Naib di Reo adalah Ruis, Pasat, Nggalak, Rego, Pacar, Boleng, Kempo, Nggorang, Mburak, Lo’ok dan Lambaleda.
Sementara itu, kedaluan yang berada dalam garis koordinatif dengan Naib di Pota adalah Congkar, Biting dan Rembong.
Pada perkembangannya, daerah Manggarai terbagi dalam 38 kedaluan.

Raja Naib: merupakan wakil Sultan Bima yang bertempat di Reo dan Pota, Manggarai Utara.
Dalu: Dalu merupakan sistem pemerintahan terapan Kesultanan Bima yang terkait dengan penarikan pajak berupa budak (pajak taki mendi). Ada 3 Dalu besar, yang berada di Barat Manggarai, yang langsung berada di bawah kontrol ‘raja naib’ yakni: Cibal, Todo dan Bajo.
Kraeng Adak: Dalu sebagai bawahan kerajaan Bima dipimpin oleh seorang Kraeng, yang biasanya dipanggil Kraeng Adak.
Gelarang: Di bawah Dalu ditempatkan gelarang yang menguasai satu atau lebih wilayah tuan tanah (tu’a teno). Dalu maupun gelarang kebanyakan dipilih di antara tokoh adat. Kemudian, dalam perkembangannya menjadi gelar turun temurun.

– Untuk sejarah lengkap wilayah Manggarai, klik di sini

121212goed


DAFTAR KERAJAAN-KERAJAAN DI P. FLORES DAN SEJARAH P. FLORES

Untuk daftar kerajaan-kerajaan di P. Flores dan sejaah P. Flores, klik di sini

Kerajaan-kerajaan di P. Flores, 1920 M

Flores - NTT, 1920 M


Peta kuno pulau Flores

Klik di sini untuk peta kuno pulau Flores, 1493, 1653, abad ke-17, 1725, 1756, 1700-an.

Flores, tahun 1653


Sumber Dalu Bajo

– Tentang Dalu Bajo: http://fianrogersnote.blogspot.co.id/

Sumber sejarah pulau Flores

– Sejarah P. Flores: https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Flores
– Sejarah P. Flores: https://www.tourfloreskomodo.com/
– Sejarah P. Flores: http://sastra-indonesia.com/
– Sejarah Flores memeluk Katolik: https://m.tempo.co/read/
– Sejarah P. Flores: http://pulau-flores.blogspot.com/

Sumber sejarah wilayah Manggarai

– Sejarah wilayah Manggarai: https://floresa.co/
– Sejarah wilayah Manggarai: http s://floresku.com/
– Sejarah wilayah Manggarai: http://kraengadhy.blogspot.com/

Create a free website or blog at WordPress.com.