Buleleng, kerajaan / Bali

Kerajaan Buleleng, 1660–1950 terletak di Bali Utara, kab. Buleleng.
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dengan rajanya masih ada (2022).

The kingdom of Buleleng, 1660–1950. Located on north Bali. Came under dutch rule in 1849. This kingdom today still exists.
For english, click here

Lokasi kab. Buleleng

——————
Lokasi pulau Bali


Kerajaan Buleleng

* Foto kerajaan Buleleng: link
*
Foto Puri (Istana) kerajaan Buleleng: link


Foto kerajaan-kerajaan di Bali

* Foto raja-raja Bali, yang masih ada: link
* Foto raja-raja Bali masa dulu: link
* Foto Bali dulu: link
* Foto situs kuno di Bali: link
* Foto puputan Denpasar, 1906: link
* Foto puputan Klungkung, 1908: link


* Video sejarah kerajaan-kerajaan di Bali, 45.000 SM – sekarang: klik


* Garis kerajaan-kerajaan di Bali: klik


KERAJAAN BULELENG

Raja sekarang (2019)

2020: Penglingsir Puri Agung Singaraja: Anak Agung Ngurah Ugrasena. Putera mahkota kerajaan Buleleng.


Sejarah kerajaan Buleleng, 1660–1950

Sumber: https://www.kompas.com/stori

Kerajaan Buleleng adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu di Bali yang letaknya berada di Singaraja. Kerajaan ini berdiri pada sekitar pertengahan abad ke-17, setelah seluruh wilayah Bali utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit, berhasil disatukan. Pendiri kerajaan Buleleng adalah I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan. Setelah hampir dua abad berkuasa, masa pemerintahan kerajaan ini berakhir pada abad ke-19 karena jatuh ke tangan Belanda.

Sejarah kerajaan Buleleng

I Gusti Anglurah Panji Sakti adalah putra penguasa kerajaan Gelgel dari istri seorang selir. Karena dikhawatirkan akan menggeser posisi pewaris takhta, Panji Sakti diasingkan ke kampung halaman ibunya di Den Bukit, Bali utara.
Di daerah itu, Panji Sakti berhasil menyatukan wilayah-wilayah di sekitarnya dan akhirnya dinobatkan menjadi raja pada 1660 dan kerajaannya dikenal dengan nama kerajaan Buleleng. Beliau memerintah kerajaan Buleleng dari tahun 1660 sampai 1697. Pada awal didirikan, kerajaan Buleleng mampu berkembang pesat dan bahkan mencapai masa kejayaan.

Masa kejayaan kerajaan Buleleng

I Gusti Anglurah Panji Sakti tidak hanya menjadi pendiri dan raja pertama yang berkuasa, tetapi juga berhasil membawa kerajaan Buleleng menikmati masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya, kekuasaannya meluas sampai ke Blambangan di ujung Jawa Timur. Selain itu, kerajaan Buleleng memiliki bandar dagang yang ramai karena terletak di dekat pantai. Bahkan Buleleng berperan sebagai penyalur pasokan hasil bumi dari para saudagar Bali ke berbagai daerah.

Kerajaan Buleleng, 1830 M

Buleleng, 1830 M

Dikuasai Mengwi dan Karangasem

Setelah I Gusti Anglurah Panji Sakti meninggal pada 1704, kerajaan Buleleng mulai mengalami kemunduran karena putra-putranya memiliki perbedaan pendapat. Antara 1732-1752, Buleleng berada di bawah kekuasaan kerajaan Mengwi. Setelah sempat merdeka selama hampir tiga dekade, erajaan Buleleng kembali tunduk kepada penguasa di Bali lainnya pada 1780. Kali ini kepada kerajaan Karangasem, di mana rajanya kemudian membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Sejak saat itu, raja Buleleng berasal dari Wangsa Karangasem.

Ditaklukkan Belanda

Kekuasaan kolonial Belanda menyerang Buleleng pada tahun 1846, 1848 dan 1849, dan mengalahkan itu pada kesempatan terakhir. Buleleng didirikan dalam sistem kolonial Belanda dan kehilangan otonomi pada tahun 1882.
Pada tahun 1929 keturunan Gusti Panji Sakti, sarjana terkenal Gusti Putu Jelantik, diangkat bupati oleh Belanda. Dia meninggal pada tahun 1944, selama pendudukan Jepang di Indonesia. Anaknya, seorang novelis terkenal, Anak Agung Panji Tisna Nyoman.

Pada tahun 1947, Anak Agung Pandji Tisna menyerah tahta untuk adiknya, Anak Agung Ngurah Ketut Djelantik, yang dikenal sebagai Meester Djelantik, sampai 1950.
Pada tahun 1949-1950 Buleleng, seperti sisa Bali, didirikan di republik kesatuan Indonesia.

Gusti Ngurah Ketut Jelantik, raja Buleleng ke-14, dalam pakaian berburunya.

Gusti Ngurah Ketut Jelantik, raja Buleleng ke-14, dalam pakaian berburunya.


Puri (istana) kerajaan Buleleng di Singaraja

 1) Puri Agung Buleleng

Puri Agung Buleleng di Singaraja yang sering disebut sebagai Puri Agung atau Puri Gede, dibangun oleh Raja pertama Kerajaan Den Bukit, Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti pada 30 Maret 1604. Ki Gusti Anglurah Panji Sakti adalah putra dari Dalem Sagening, Raja Bali Dwipa yang beristana di Puri Gelgel, Klungkung.
Sumber: https://springocean83.wordpress.com/2014/04/01/istana-istana-kerajaan-di-indonesia-yang-masih-ada-di-pulau-dewata/

* Foto foto Puri Agung Buleleng: link

Puri Agung Buleleng

———————–

2) Puri Kanginan 

Puri Kanginan ini diperkirakan sudah ada pada akhir abad ke 18. Tetapi nama puri Kanginan mulai ada sekitar tahun 1886.
Dahulu Puri Kanginan yang berfungsi sebagai tempat kediaman keluarga bangsawan dan juga sebagai pusat pemerintahan pada jamannya,

Penglingsir Puri Kanginan Buleleng, Anak Agung Ngurah Parwata Pandji, S.Sos, M.Si, menjelaskan Dahulu Puri Kanginan merupakan tempat tinggal dari I Gusti Ketut Jelantik atau Patih Jelantik namun belum bernama Puri Kanginan. “Beliau membuat puri, dan dari sini memimpin perang Buleleng tahun 1846 melawan Belanda. Tahun 1849 perang Jagaraga. Tahun 1886 baru mulai ada Puri Kanginan,”paparnya.


Daftar raja kerajaan Buleleng

Wangsa Panji Sakti

* 1660-1697/99: Gusti Panji Sakti
* 1697/99-1732: Gusti Panji Wayahan Danurdarastra, anak Gusti Panji Sakti
* 1732-1757/65: Gusti Alit Panji, anak Gusti Panji Wayahan

Di bawah kekuasaan Mengwi paruh pertama abad ke-18

* 1757/65: Gusti Ngurah Panji (di Sukasada), anak Gusti Alit Panji

Di bawah kekuasaan Karangasem c. 1757-1806

* 1757/65-1780: Gusti Ngurah Jelantik (di Singaraja), saudara Gusti Ngurah Panji
* 1780-1793: Gusti Made Jelantik, anak Gusti Ngurah Jelantik
* 1793-?: Gusti Made Singaraja, kemenakan Gusti Made Jelantik

Wangsa Karangasem

* ?-1806: Anak Agung Rai, anak Gusti Gede Ngurah Karangasem
* 1806-1818: Gusti Gede Karang, saudara Anak Agung Rai
* 1818-1822: Gusti Gede Ngurah Pahang, anak Gusti Gede Karang
* 1822-1825: Gusti Made Oka Sori, kemenakan Gusti Gede Karang
* 1825-1849: Gusti Ngurah Made Karangasem, kemenakan Gusti Gede Karang

Wangsa Panji Sakti

* 1849-1851-1853: Gusti Made Rahi, canggah Gusti Ngurah Panji

Di bawah kekuasaan Bangli 1849-1854

* 1854-1873, regen 1853-1861: Gusti Ketut Jelantik, keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik

Di bawah pemerintahan langsung Belanda 1882-1929

* 1929-1938: Regen: Anak Agung Putu Jelantik; menggunakan gelar Anak Agung 1938-1944, keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik
* 1944-1947: Anak Agung Nyoman Panji Tisna, anak Anak Agung Putu Jelantik
* 1947-1950: Ngurah Ketut Jelantik (wafat 1970), saudara Anak Agung Panji Tisna

Buleleng bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950

* 1950-1958: Anak Agung Nyoman Panji Tisna kepala keluarga kerajaan, wafat 1978).

– Sumber: Wiki


Raja Buleleng bersama keluarga, 2019


Puri (istana) di Bali

Puri di pulau Bali adalah nama sebutan untuk tempat tinggal bangsawan Bali, khususnya mereka yang masih merupakan keluarga dekat dari raja-raja Bali. Berdasarkan sistem pembagian triwangsa atau kasta, maka puri ditempati oleh bangsawan berwangsa ksatria.

Puri-puri di Bali dipimpin oleh seorang keturunan raja, yang umumnya dipilih oleh lembaga kekerabatan puri. Pemimpin puri yang umumnya sekaligus pemimpin lembaga kekerabatan puri, biasanya disebut sebagai Penglingsir atau Pemucuk. Para keturunan raja tersebut dapat dikenali melalui gelar yang ada pada nama mereka, misalnya Ida I Dewa Agung, I Gusti Ngurah Agung, Cokorda, Anak Agung Ngurah, Ratu Agung, Ratu Bagus dan lain-lain untuk pria; serta Ida I Dewa Agung Istri, Dewa Ayu, Cokorda Istri, Anak Agung Istri, dan lain-lain untuk wanita.

Daerah atau wilayah kekuasaan puri-puri di Bali zaman dahulu, tidak berbeda jauh dengan wilayah administratif pemerintahan kabupaten dan kota di Provinsi Bali. Setelah Kerajaan Gelgel mulai terpecah pada pertengahan abad ke-18, terdapat beberapa kerajaan, yaitu Badung (termasuk Denpasar), Mengwi, Tabanan, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Buleleng, Bangli dan Jembrana. Persaingan antardinasti dan antaranggota dinasti pada akhirnya menyebabkan Belanda dapat menguasai Bali dengan tuntas pada awal abad ke-20.

Setelah masa kolonial Belanda, Jepang dan masa kemerdekaan Indonesia, kekuasaan puri berubah menjadi lebih bersifat simbolis. Peranan berbagai puri di Bali umumnya masih tinggi sebagai panutan terhadap berbagai pelaksanaan aktivitas adat dan ritual Agama Hindu Dharma oleh masyarakat banyak.

Puri Agung Singaraja


Pura (tempat ibadah hindu) di Bali

Pura adalah istilah untuk tempat ibadat agama Hindu di Indonesia. Pura di Indonesia terutama terkonsentrasi di Bali sebagai pulau yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu.
Tidak seperti candi atau kuil Hindu di India yang berupa bangunan tertutup, pura di Bali dirancang sebagai tempat ibadah di udara terbuka yang terdiri dari beberapa zona yang dikelilingi tembok. Masing-masing zona ini dihubungkan dengan gerbang atau gapura yang penuh ukiran. Lingkungan atau zonasi yang dikelilingi tembok ini memuat beberapa bangunan seperti pelinggih yaitu tempat suci bersemayam hyang, meru yaitu menara dengan atap bersusun, serta bale (pendopo atau paviliun). Struktur tempat suci pura mengikuti konsep Trimandala, yang memiliki tingkatan pada derajat kesuciannya.

Pura Besakih

Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar.


SEJARAH SINGKAT KERAJAAN-KERAJAAN DI BALI

Untuk sejarah singkat kerajaan-kerajaan di Bali, klik di sini

Kerajaan-kerajaan di Bali, sekitar tahun 1900.


Peta kuno Bali

Klik di sini untuk peta kuno Bali1618, 1683, 1700-an, 1750, 1800-an, 1856, abad ke-19.

 Bali abad ke-16 ?


Sumber kerajaan Buleleng

– Sejarah kerajaan Buleleng: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Buleleng
Sejarah kerajaan Buleleng: https://www.kompas.com/stori
Sejarah kerajaan Buleleng dan dinasti Warmadewa: http://www.mikirbae.com/
Sejarah kerajaan Buleleng: http://rosmalinda-hidayah.blogspot.co.id/
Tentang A.A. Pandji Tisna, last king: https://id.wikipedia.org/wiki/Pandji
– Daftar Raja Buleleng di Wiki: https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Raja_Bali#Raja-raja_Buleleng
– Istana kerajaan Buleleng: https://springocean83.wordpress.com/

Intervensi Belanda di Bali, 1846, 1848, 1849, 1906, 1908

– 1846: Perang Bali I: Intervensi belanda, 1846
– 1848: Perang Bali II: Intervensi belanda, 1848
– 1849: Perang Bali III: Intervensi belanda, 1849
– 1906: Intervensi belanda di Bali / Puputan 1906: Intervensi belanda, 1906
1908: Intervensi Belanda di Bali / Puputan 1908: Intervensi belanda, 1908

Kerajaan Buleleng di Facebook

Puri Agung Singaraja


Leave a comment

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.