Sekadau, kerajaan / Prov. Kalimantan Barat


Kerajaan Sekadau: 1550 – 1952.
Terletak di Kalimantan, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat.
Gelar raja Sekadau: Panembahan.

The Kingdom of Sekadau: 1550 – 1952. Located in the district of Sekadau, West Kalimantan.
The title of the king: Panembahan.
For english, click here

Lokasi Kabupaten Sekadau


Foto kerajaan Sekadau

* Foto kerajaan Sekadau: link
* Foto Istana Kaca kerajaan Sekadau: link
* Foto Istana Kusuma Negara kerajaan Sekadau: link


Garis kerajaan-kerajaan di Kalimantan: link


Foto kerajaan-kerajaan di Kalimantan

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Kalimantan: link
* Foto raja2 di Kalimantan dulu: link
* Foto istana kerajaan di Kalimantan: link

* Foto Kalimantan dulu: link
* Foto perang belanda di Kalimantan, abad ke-19: link


KERAJAAN SEKADAU

1) Kebangkitan kerajaan, 2009
2) Sejarah kerajaan Sekadau
3) Daftar  Raja
4) Sumber / Source


1) Kebangkitan kerajaan, 2009

Gelar raja Sekadau: Panembahan.

15 des. 2018
Penobatan Raja baru kerajaan Sekadau.
Gusti Muhammad Effendi bergelar Pangeran Agung Sri Negara II dinobatkan sebagai Raja Kusuma Negara Sekadau, Jumat (14/12) malam di Istana Kusuma Negara. Proses penobatannya dihadiri raja-raja yang tergabung dalam Majelis Kerajaan Kalbar.

15 des. 2018: Gusti Muhammad Efendi Bin Sidik Gusti Agung dilantik sebagai Pangeran Agung Muda, Raja Sekadau.


2) Sejarah kerajaan Sekadau, 1550 – 1952

Kerajaan Sekadau adalah kerajaan yang pernah berdiri di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Asal-usul kerajaan ini bermula dari pecahan rombongan Dara Nante, yang berasal dari Kabupaten Sanggau, di bawah pimpinan Singa Patih Bardat. Riwayat kerajaan Sekadu berakhir ketika penguasanya menyerahkan administrasi kerajaan kepada pemerintahan Pusat di Jakarta pada 1952.

Lokasi kerajaan Sekadau, 1930

1 landak, 1930

– Sumber: https://www.kompas.com/stori

Sejarah berdirinya

Kerajaan Sekadau diperkirakan berdiri sekitar tahun 1780-an dengan pusat kerajaan berada di Kematu, sekitar 3 kilometer dari Rawak Hilir, di Sekadau. Cikal bakal kerajaan ini berasal dari pecahan rombongan kerabat Dara Nante, yang dipimpin oleh Singa Patih Bardat dan Patih Bangi. Rombongan ini menyusuri Sungai Sekadau, anak dari Sungai Kapuas. Dalam perkembangannya, mereka menurunkan suku Kematu, Benawa, Senganan, dan Mualang. Keturunan Dayak Mualang itulah yang akhirnya menurunkan raja-raja Sekadau. Adapun penguasa pertama kerajaan Sekadau adalah Pangeran Engkong, yang memiliki tiga anak laki-laki bernama Pangeran Agong, Pangeran Kadar, dan Pangeran Senarong.
Pangeran Kadar kemudian dipilih oleh Pangeran Engkong sebagai penerusnya karena dianggap lebih mampu memahami kehendak rakyat dan lebih bijaksana daripada kakaknya, Pangeran Agong. Setelah Pangeran Kadar, kerajaan Sekadau dipimpin oleh Pangeran Suma, yang sebelumnya dikirim untuk belajar Islam di Mempawah.

Masuknya pengaruh Belanda

Pada masa pemerintahan Pangeran Suma (…-1830) ibu kota kerajaan dipindahkan ke Sungai Bara dan dibangun sebuah masjid kerajaan. Meski Sekadau masih berstatus sebagai kerajaan yang berdaulat, tetapi pengaruh Belanda mulai masuk dan mengakar kuat. Bahkan Belanda juga sering melibatkan diri dalam permasalahan internal kerajaan Sekadau. Selanjutnya, Pangeran Suma digantikan oleh putra mahkotanya yang bernama Abang Todong 1830-1860) dengan gelar Sultan Anum. Dalam perkembangannya, hubungan dengan Belanda semakin memanas karena Kerajaan Sekadau dicurigai akan melakukan perlawanan.
Hal ini terjadi setelah pemerintahan Panembahan Gusti Mekah Kusuma Negara  (1867-1902) berakhir dan Panembahan Gusti Akhmad Sri Negara dinobatkan menjadi raja. Panembahan Gusti Akhmad Sri Negara berserta keluarganya ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Malang karena dianggap menghasut para tumenggung untuk memberontak.

Runtuh dan masuk wilayah Indonesia

Sejak menguasai Sekadau, kedudukan Belanda di Kalimantan Barat semakin kuat. Setelah itu, Sekadau menjadi bagian afdeeling (wilayah administratif) Sanggau. Ketika Jepang menguasai Kalimantan Barat, Sekadau dijadikan sebagai syu, setara dengan daerah kabupaten. Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Kalimantan Barat berubah status menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Barat yang terdiri dari 12 swapraja dan 3 neo-swapraja. Adapun Sekadau masuk dalam daerah swapraja yang dipimpin oleh Muhammad Kolen dari tahun 1946 hingga 1952. Berakhirnya Kerajaan Sekadau ditandai dengan penyerahan kekuasaan Sekadau kepada pemerintahan Republik Indonesia.

15 des. 2018: Kebangkitan kerajaan Sekadau; Gusti Muhammad Efendi Bin Sidik Gusti Agung dilantik sebagai Pangeran Agung Muda, Raja Sekadau.

Sumber: link

Pelantikan Panembahan Gusti Mohammad tahun 1932
 

Daftar raja kerajaan Sekadau

– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sekadau

* 1780-….: Pangeran Engkong. Raja pertama Sekadau adalah Pangeran Engkong yang memiliki tiga putra, yakni Pangeran Agong, Pangeran Kadar dan Pangeran Senarong.
* Pangeran Kadar. Sesudah Pangeran Engkong wafat, kerajaan diteruskan oleh putra keduanya, Pangeran Kadar.
* ….-1830: Pangeran Suma. Setelah Pangeran Kadar wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh putra mahkota Pangeran Suma.
Ibukota kerajaan kemudian dipindahkan ke kampung Sungai Bara dan sebuah masjid kerajaan didirikan di sana. Pada masa ini pula Belanda sampai ke kerajaan Sekadau.
* 1830-1860: Abang Todong dengan gelar Sultan Anum. Pangeran Suma kemudian digantikan oleh putra mahkota Abang Todong dengan gelar Sultan Anum.
* 1861-1867: Abang Ipong bergelar Pangeran Ratu. Lalu Sultan Anum digantikan lagi oleh Abang Ipong bergelar Pangeran Ratu yang bukan keturunan raja namun naik tahta karena putra mahkota berikutnya belum cukup dewasa. Setelah putra mahkota dewasa, ia pun dinobatkan memerintah dengan gelar Sultan Mansur.
* 1867-1902: Gusti Mekah bergelar Panembahan Gusti Mekah Kesuma Negara. Kerajaan Sekadau kemudian dialihkan kepada Gusti Mekah dengan gelar Panembahan Gusti Mekah Kesuma Negara karena putra mahkota berikutnya, yakni Abang Usman, belum dewasa. Abang Usman kemudian dibawa ibunya ke Nanga Taman.
* 1902-1910 (dan 1919): Panembahan Gusti Akhmad Sri Negara. Sesudah pemerintahan Panembahan Gusti Mekah Kesuma Negara berakhir, Panembahan Gusti Akhmad Sri Negara dinobatkan naik tahta. Tetapi oleh penjajah Belanda, panembahan beserta keluarganya kemudian diasingkan ke Malang, Jawa Timur, dengan tuduhan telah menghasut para tumenggung untuk melawan Belanda.
* Gusti Ahmad Pangeran Nata Negara
* 1931-1944: Adi Abul Murad Gusti Muhammad.
* 1944-1946: Gutsi Kelip.
* 1946-1952: Abang Kolen.
* Gusti Adnan

Istana dulu. Kondisi bangunan Istana Kaca yang sempat menjadi pusat pemerintahan raja-raja Sekadau, yang masih berbentuk kewedanaan. (dok. Kerabat Kerajaan Sekadau).


Istana kerajaan Sekadau

1) Istana Kaca
Bangunan ini dikenal sejak dibangun pada 1927 silam. Terletak di Jalan Tamtama, Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, rumah besar ini kokoh berpondasi belian dari Belitang.
* Foto Istana Kaca: link

—————————

2) Istana Kusuma Negara
* Foto Istana Kusuma Negara: link


Peta Kalimantan kuno

Untuk peta-peta Kalimantan kuno (1570, 1572, 1594, 1601, 1602, 1740, 1747, 1760, 1835), klik di sini.

Peta Kalimantan (Borneo) tahun 1601


Sumber kerajaan Sekadau

– Sejarah kerajaan Sekadau di Wiki: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sekadau
– Sejarah kerajaan Sekadau: http://www.pontianakonline.com/
– Sejarah kerajaan Sekadau: http://hanafiazam.blogspot.nl/
– Sejarah kerajaan Sekadau: http://ace-informasibudaya.blogspot.nl/

 Kerajaan-kerajaan di Kalimantan Barat, tahun 1800

——————————
Kerajaan-kerajaan di Kalimantan barat abad ke-19 dan awal abad ke-20


Blog at WordPress.com.