* FOTO intervensi belanda di Lombok, 1894

Intervensi belanda di Lombok

Pada tahun 1891, di Daerah Lombok terjadi Perang saudara antara orang Sasak yang beragama Islam dengan keluarga Raja Lombok yang beragama Hindu Bali. Perang saudara ini memancing campur tangan Belanda. Orang Sasak minta bantuan Belanda di Batavia.
Pada tahun 1892, Belanda mengirimkan utusan ke Lombok sebagai usaha penengah kedua belah pihak. Perutusan tersebut tidak diterima secara wajar oleh raja Lombok.
Pada tahun 1894, sekali lagi Belanda mengirimkan perutusan yang membawa ancaman dan tuntutan permintaan maaf raja terhadap perlakuan pada perutusan Belanda sebelumnya. Ancaman dan tuntutan ini pun tidak mendapat jawaban yang memuaska. Pada tahun 1894, itu juga pasukan Belanda di bawah pimpinan Jenderal Vetter dan Van Ham menyerang kerajaan Lombok. Pertempuran sengit terjadi di Cakranegara yang mengakibatkan tewasnya Jenderal Van Ham. Lombok dapat dikuasai dan raja Lombok yang sudah lanjut umur itu ditawan dan diasingkan ke Batavia. Kerajaan Lombok jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1895.

Pasukan KNIL saat mendarat di Pantai Ampenan pada tahun 1894. Sumber foto Coll. Tropenmuseum, Netherlands

———————————

Intervensi belanda tahun 1894.

———————————

Tentara belanda 1894

———————————

  Intervensi belanda di Lombok, 1894. Tentara Kavaleri dengan melintasi sungai dekat Jangkok Ampenan Lombok. 1894.

———————————

Intervensi belanda di Lombok, 1894. Tentara belanda di jalan dari Ampenan ke Mataram, 1894

———————————

Intervensi belanda di Lombok, 1894. Tentara belanda 1894

———————————

Serangan puri (palace) oleh belanda. 18 November 1894. Sumber Fahru Rizki, FB.

———————————

Intervensi belanda di Lombok, 1894. Puri Pagesangan (Cakranegara) yang luluh lantah diserbu oleh Belanda (KNIL) pada tahun 1894.

———————————

Intervensi belanda di Lombok, 1894. Pasukan KNIL saat akan menyerbu Puri Pagesangan, Cakranegara tahun 1894. Coll. Tropenmuseum, Netherlands

———————————

———————————

Intervensi belanda di Lombok, 1894. Gambar pasukan KNIL yang berangkat dari Semarang menuju Lombok tahun 1894 (oleh J.P. Schomake)

———————————

Penyerahan Ratu Agung Agung G’de Ngoerah Karang- Asem, Raja Lombok.

Penyerahan Ratu Agung Agung G’de Ngoerah Karang- Asem, Raja Lombok.
Dia muncul dalam jubah kuning mengenakan kursi dibawa oleh volgelingen.Generaal Segov dan beberapa petugas pergi ke bertemu dengannya. Raja keluar dan menawarkan Segov hadiah. Untuk mencabut menyerah kemiripan apapun dari tindakan sukarela jika Raja tidak memungkinkan lagi diangkut oleh pengikutnya sendiri. Pekerja paksa harus mengambil sampah. Dua memegang pajong emas, sisa-sisa terakhir dari martabat, di atas kepalanya. Ia diasingkan ke Jawa, di mana ia meninggal pada 20 Juli 1895. Ilustrasi K. de Hartogh, Les Hollandais à Lombok (1894) (Amsterdam, 1899) p. 161

Raja Ratu Agung Gede Ngurah Karangasem saat berada di pengasingan Batavia.


 

 

 

Blog at WordPress.com.