Sejak 10 juni 2018: Raja Gowa ke-38, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang.
10 juni 2018: Raja Gowa ke-37: I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II meninggal di Makassar
Setelah meninggalnya Andi Maddusila Patta Nyonri, posisi Raja Gowa ke 37 akhirnya digantikan adiknya Andi Kumala Idjo dengan gelar Karaeng Lembang Parang.
Pergantian Kumala Idjo itu diumumkan oleh Dewan Adat Kerajaan Gowa, Andi Makmum Bau Tayang usai proses pemandian jenazah Andi Maddusila di Balla Lompoa.
Andi Bau Tayang mengatakan, tugas-tugas kerajaan Gowa selanjutnya akan dilanjutkan oleh Andi Kumala Idjo.
Perangkat Kerajaan Gowa Andi Masualle Patta Ago menjelaskan, Raja Gowa tidak bisa meninggalkan kerajaan atau rumah duka sebelum ada penggantinya.
“Seorang raja yang meninggal tidak bisa meninggalkan tempat atau rumah duka sebelum ada penggantinya. Itu sesuai adat Gowa. Jadi yang menggantikan itu Andi Kumala Idjo Karaeng Lembang Parang,” ujarnya.
10 juni 2018- Raja Gowa ke-37, Andi Maddusila Patta Nyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II, tutup usia
Istana Raja Gowa, Balla Lompoa
Museum Balla Lompoa merupakan rekonstruksi dari istana Kerajaan Gowa yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-31, I Mangngi-mangngi Daeng Matutu, pada tahun 1936.
Iring-iringan pembawa mahkota Raja Gowa pada pencucian pusaka kerajaan Gowa (accere’ kalampoa) di Istana Ballalompoa Gowa, Sulsel, Minggu (5/10). Sebanyak 14 benda pusaka kerajaan Gowa yang terdiri dari mahkota, pedang, dan gelang emas dicuci menggunakan air suci dan darah hewan qurban yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha
Mahkota kesultanan Gowa
Terbuat dari perak sepuh emas, berbentuk Kuncup Bunga Teratai yang mempunyai kelopak daun sebanyak 5 (lima) helai diberi permata putih, hijau dan merah, digunakan sebagai Mahkota Kerajaan Gowa oleh Raja pada waktu pelantikan. Berdasarkan mitologi orang Gowa bahwa atribut kerajaan ini muncul bersamaan dengan ManurungngA (To Manurung) yaitu orang yang turun dari langit diutus menjadi pemimpin di Tana Gowa yang menjelma di Tamalate, kemudian dilantik menjadi Raja Gowa I sekitar abad ke-13.
Andi Mappanyukki (lahir 1885 – meninggal 18 April 1967) adalah salah tokoh pejuang dari Sulawesi Selatan. Ia adalah Putra dari Raja Gowa ke XXXIV yaitu I’Makkulau Daeng Serang Karaengta Lembang Parang Sultan Husain Tu Ilang ri Bundu’na (Somba Ilang) dan I Cella We’tenripadang Arung Alita, putri tertua dari La Parenrengi Paduka Sri Sultan Ahmad, Arumpone Bone.
Duduk di depan (dari kiri): Karaeng Manjalling, Andi Mappanyukki, Controller, Assisten Controller, Andi Mangi-mangi, Karaeng Barangmamase, Bakeng (anak2)Berdiri di belakang (dari kiri) : Karaeng Lembang Parang, Kadi Gowa, Karaeng Popo, Karaeng Lengkese, Karaeng Katapang (Karuwisi). Tempat di depan Kantor Ondeafdeeling Gowa, Sungguminasa.
——————————–
Istana raja Gowa atau Ballalompoa (yang lama) di Jongaya, yang dibangun oleh I-Mallingkaang Karaeng Katangka, Raja Gowa 33 (22 Oktober 1844 -18 Mei 1895) pada tahun 1844, setelah wafat, maka ditempati lagi anaknya yaitu I-Makkulau Dg.Serang Karaeng Lembang Parang, Raja Gowa ke-34 (1895-1906). Nur Kasim’s photo.
——————————–
I-Makkulau Dg.Serang Karaeng Lembang Parang Raja Gowa ke-34 (1895-1906) (duduk di kursi ) bersama pembawa Pappangajaiyyang, Pappi’ruang, Sele, Tombak, dan La’lang Sipue (payung) kerajaan, di Ballalompoa Jongaya, tahun 1903.L atar belakang adalah Ballalompoa yang baru, dengan bangunan permanen bertingkat dua.
——————————–
Raja Gowa, bertahta 1936-1946 – Taraekat Khalwatiyah Samman Sombayya I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bontonompo Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa.
Raja Gowa ke-34 I Makkulau Sultan Husain Bersama Putranya Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim Raja Bone, dan La Panguriseng Bau Tode Arung Alitta.
Sultan Malikussaid; 11-12-1605 (lahir)-6-11-1635 (wafat). Sultan ke-15
Sultan Gowa
Rajah Gowa (Mangi Mangi-Karaeng Bontonompo), Bone (La Mappanjoeki) dan Boetoeng (Laode Hamidi) ke Makassar pada tahun 1947.
Raja ke-33 – I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga ri Kalabbiranna (1893 – wafat 18 Mei 1895).
Raja Gowa. Foto 1899-1905.
Raja Gowa, I Makkulawu
Penobatan raja Gowa, Paduka Tuan Andi Idjo Karaeng Lalolang Sultan Mohamad Abdulkadir Aidid pada tanggal 25 april 1947.
Penobatan raja Gowa, Paduka Tuan Andi Idjo Karaeng Lalolang Sultan Mohamad Abdulkadir Aidid pada tanggal 25 april 1947.
Makam raja Gowa
I Makkulau Dg Serang Karaeng Lembangparang, Sultan ke-34
Foto seorang nenek yang memegang Mahkota Salokoa dan Ponto janga-jangayya Raja Gowa dalam acara di Kerajaan Gowa.
Andi Mappanyukki (lahir 1885 – meninggal 18 April 1967) adalah salah tokoh pejuang dari Sulawesi Selatan. Ia adalah Putra dari Raja Gowa ke XXXIV
Sultan Hasanuddin. Sultan ke-16. Lahir 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670.
Sultan Gowa
Prosesi pemakaman raja lama Gowa melewati kerbau disembelih ritual
Pelantikan raja gowa ke 36 Andi ijo Daeng Mattawang kr.Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir
Makam Raja Gowa di Gowa tahun 1925
Kubah makam.
Kanan – I Makkulau Daeng Serang Krt. Lembang Parang Sultan Husain Raja Gowa ke-34, bersama (kiri) Ishak Manggabarani Krt. Mangngeppe Arung Matoa Ri Wajo. 1901
Istana dulu raja Gowa. 1900-1920
Di depan Istana Balla Lompoa ri Gowa
I Mappatunru Karaeng Limbangparang of Gowa (memerintah 1810-1825 – 1816.
I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa (bertahta 1936-1946) mendengarkan pidato pengangkatan pejabat gubernur Celebes, Tn. Bosselaar (awal tahun 1930-an).
I Mallombassi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin Karaeng Bontomangape Sultan Hasanuddin Karaeng Bonto Mangape Raja Gowa ke-16 (Sultan Malikussaid Sombayya ri Gowa ke-15)
Hiasan raja Gowa
Andi Idjo Karaeng Lalolang (Raja Gowa ke 36) dan H. Andi Mappanyukki (Raja Bone ke 32)
Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin, Sultan ke-36. 1946 – 1960