Negeri Ema berteung Huaressy Rehung, adalah negeri kecil yang terletak di P. Ambon selatan, prov. Maluku.
Mayoritas beragama kristen.
Lokasi negeri Ema, pulau Ambon
Foto raja-raja negeri di Maluku yang ada sekarang
Untuk foto raja-raja, klik di sini
Video negeri Ema
* Video Dansa rond pisang negeri Ema: link
* Video Tari Perisai negeri Ema: link
* Video Pengukuhan adat Ina Latu negeri Ema (2021): link
Foto Maluku
* Foto Ambon masa dulu: link
* Foto Maluku masa dulu: link
* Foto Baileo di Maluku: link
* Foto tarian Cakalele: link
* Foto situs kuno di Maluku: link
Nederlands (bah. belanda)
* Klik Molukken en Nederland voor:
– lijsten met fam namen en negeri’s,
– zoekmachine voor fam. namen (matarumah),
– informatie over Molukkers in Nederland en molukse onderwerpen.
NEGERI EMA
Tentang Raja negeri Ema
26 maret 2021
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, melantik Janse Tresia Leimena sebagai raja negeri Ema, periode 2021-2027.
—————-
Pelantikan Badan Saniri Negeri Ema dan Negeri Hatalai, 2017
Sejarah Negeri Ema, berteung Huaressy Rehung
Menurut sejarah, Negeri Ema berasal dari Teluti Seram Utara, mayoritas masyarakat beragama Kristen Protestan.
Masyarakat Ema berasal dari Nusa Ina atau pulau Ibu. Menurut sejarah yang dituturkan oleh para leluhur sewaktu, mereka masih bermukim di Nusa Ina, mereka terdiri dari tiga bersaudara (segandong) yaitu satu moyang yang tetap tinggal di Seram yang keturunannya mendiami negeri Teluti.
Sedangkan dua moyang dengan keturunannya keluar dari Seram berlayar ke Pulau Ambon dengan dua perahu kora-kora. Sesampai di Tanjung Alang, satu perharu kora-kora putar haluan masuk Teluk Ambon dan mereka mendarat di Pantai Hunipopu (Kota Ambon sekarang). Disitu mereka membangun perkampungang dipesisir Panai Hunipopu sampai ke Panai Batumerah sekarang ini. Mereka inilah yang disebut Negeri Batu Merah.
Kora-kora yang satu lagi berlayar terus melewati Tanjung Nusaniwe menuju ke timur dan sampi di pantai Rupang (antara petuanan negeri Naku dan Mahia sekarang), mereka mendaratkan kora¬koranya disitu dan masuk ke gunung kurang lebih 2 kilometer dari pantai lalu mendirikan negeri disitu. Tampat itu mereka beri nama Batu Hitam. Itulah negeri Ema yang pertama. Karena keturunan mereka berkembang makin hari makin banyak sehingga daerah itu tidak layak lagi untuk menampung mereka. Maka mereka berusaha mencari tempat pemukiman baru yang layak hum. Tempat itu mereka cari dengan cara melemparkan tombak.
– Sumber: http://fmaitimu.blogspot.com/2012/03/sejarah-terbentuknya-negeri-ema-huaresi.html
Raja Ema, Emous Dias, 1985-2012. Wafat 25 mei 2018, umur 75 tahun.
Konon katanya, pada abad ke-14 putri Raja dan rombongan dari Kerajaan Majapahit diutus oleh Paduka Raja untuk bersekutu dengan para kapitan di bagian Timur wilayah Nusantara. Ada beberapa Kapitan di wilayah Timur (Maluku) saat itu, antara lain kapitan Tanahatu Meseng atau kapitan Kerajaan Hitu. Salah satu kapitan perkasa di Leitimor adalah kapitan negeri Ema Tanihatuila.
Putri Paduka Raja Majapahit secara khusus diutus untuk bersekutu dengan kapitan Tanihatuila dari negeri Ema. Dalam pelayarannya sang putri membawa sebuah peta, gendi emas sebagai tempat air minum, tombak dan seperangkat gending/gamelan (=toto buang). Pada pinggangnya terselip sebuah keris pusaka untuk menghadapi kesaktian kapitan negeri Ema (Sumber : ihuresy). Hingga saat ini peninggalan itu masih dijaga dengan baik.
– Sumber: https://roesda11.wordpress.com/2015/04/22/negeri-ema-yang-dilupakan-bangsa/
Tentang Baileo negeri Ema
Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara. Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja. Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga.
Lantai baileo dibuat tinggi karena dipercaya agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Dan agar masyarakat tahu permusyawaratan yang berlangsung di balai.
– Sumber:
* https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_baileo
Tidak ada foto baileo negeri Ema; sebagai contoh, di bawah foto Baileo negeri Aboru
Fam, SOA dan Pela / Gandong negeri Ema
1) Fam
Anakotta
De Fretes
Dias
Huwae
Kolibunso
Leimena
Maitimu
Makatita
Palapessy
Pary
Sahulata
Sariwartin
Tanihatu
Tehupiory
Tuhehay
Tupan
2) SOA
Februari 2022: Pengukuhan Kepala SOA Adat negeri Ema:
SOA Sama-Sima (Leimena)
SOA Haulaki (Sahulata)
SOA Pelelatu (Tanihatu)
SOA Sapariti (Huwae)
SOA Peilani (Palapessy)
3) Pela dan Gandong
* Pela: Negeri Ema pela dengan Naku-Amangdua dan Ameth-Samasuru Amalatu di Nusa Laut.
* Gandong: dengan Batu Merah dan Batu Putih/Teluti.
Pelantikan Kepala Soa Marga Maitimu di Negeri Ema, 2013
Cari nama Fam SOA, pela, gandong, klik di sini
Subjek penting budaya Maluku
1) Penjelasan Baileo negeri Maluku: klik di sini
2) Foto foto Baileo di Maluku: klik di sini
3) Penjelasan Pela dan Gandong, klik di sini
4) Penjelasan Panas Pela, klik di sini
5) Struktur pemerintahan dan masyarakat negeri Maluku, klik di sini
6) Penjelasan Fam, marga dan SOA, klik di sini
Pelantikan Kepala Soa Marga Huwae di Negeri Ema, 2013
Peta Maluku kuno
Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764 klik di sini
Peta Maluku tahun 1640
Sumber Negeri Ema
– Sejarah terbentuknya Negeri Ema: http://fmaitimu.blogspot.co.id/
– Sejarah Air Majapahit Negeri Ema: http://juliansoplanit.blogspot.co.id/
Facebook
– Ema di Facebook
Foto foto
Air Majapahit merupakan kebanggaan sekaligus sumber daya alam yang bernilai sejarah bagi peduduk negeri Ema di Ambon. Ini Jalan setapak menuju mata air
Sumber: http://www.kompasiana.com/honny/air-majapahit-di-desa-ema_5501153ba33311c56f512fa9
Air Majapahit merupakan kebanggaan sekaligus sumber daya alam yang bernilai sejarah bagi peduduk negeri Ema di Ambon. Sinilah mata air bersumber. Sumber: http://www.kompasiana.com/honny/air-majapahit-di-desa-ema_5501153ba33311c56f512fa9
Tombak Majapahit Foto Dok Maitimu Erween Leonardo
Ema – Foto Dok Maitimu Erween Leonardo
Raja raja Ambon. All the 34 raja’s, patihs and orang kaya’s of Ambon together with their staff and their banners with the symbols of the three kingdoms. About 1920. In the middle with crown: raja Leonard L. Rehatta van Soya. Photographer unknown. – Picture from Pusaka (Indonesian Kingdoms Documentation Centre) in Vlaardingen (the Netherlands), used with permission of secretary Donald P. Tick.
Foto foto di bawah: Panitia Panas Pela Ema – Naku 1967. – Sumber: https://www.facebook.com/pg/Negeri.Ema/photos/?ref=page_internal