Singkil, kerajaan2 di wilayah Singkil / Sumatera – Prov. Aceh

Wilayah Singkil terletak di Sumatera, prov. Aceh. Di wilayah ini dapat beberapa kerajaan kecil.

Lokasi kabupaten Aceh Singkil


Garis kerajaan-kerajaan di Sumatera: link


Foto kesultanan Aceh

* Foto kesultanan Aceh Darussalem: link
* Foto raja-raja kerajaan kecil di Aceh: link
*
Foto Aceh dulu: link
*
Foto perang Aceh-belanda (1873-1903): link


Foto kerajaan-kerajaan di Sumatera

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sumatera: link
* Foto sultan dan raja di Sumatera dulu: link


Video sejarah kerajaan / kesultanan di Sumatera

* Video sejarah kerajaan di Sumatera, 75.000 SM – sekarang: link
* Video sejarah kerajaan di Sumatera Utara, 0 M – sekarang: link
*
Video sejarah kerajaan di Sumatera Barat, 0 M – sekarang, link


KERAJAAN-KERAJAAN  DI  WILAYAH  SINGKIL

Sejarah kerajaan-kerajaan di wilayah Singkil

Daerah Singkil pernah dikuasai oleh tiga kerajaan kecil (Sabeak). Masing-masing:
* Negeri dari Marga Angkat,
* Negeri dari Marga Tendang yang beribukota Panisihan dan
* Negeri dari Marga Buluara.
Ketiga negeri tersebut akhirnya lenyap. Beberapa tahun kemudian muncullah Kerajaan Berguh Tugan di wilayah Simpang Kanan (sungai Simpang Kanan). Tepatnya terletak didekat Kampung Tugan.

Menuju ke arah muara, di sekitar sungai Simpang Kanan tumbuh menjamur kerajaan-kerajaan kecil. Antara lain:
Kerajaan Jantan Arus (seberang sungai Simpang Kanan),
Kerajaan Bajar Pintor di Hilir Pakiraman,
Kerajaan Betahpe didekat Kampung Surau,
Kerajaan Kehing dan Raba (keduanya di belakang Cibubukan),
Kerajaan Uhuk Latar (di belakang Surau) dan
Kerajaan Huta Batu.
Menurut trombo, kerajaan-kerajaan kecil itu tunduk kepada Kerajaan Pagaruyung Minangkabau, keturunan dari Cindur Mata. Ketika Putra Maharaja Minangkabau kawin dengan Putri Aceh, wilayah Simpang Kanan dan Simpang Kiri yang disebut juga “Rantau 12” dijadikan Mas Kawin. Dengan demikian kerajaan-kerajaan tersebut menjadi daerah kekuasaan Aceh.

Penobatan raja-raja di semua wilayah kekuasaan Aceh, dilakukan langsung oleh Sultan Aceh. Biasanya dilaksanakan dalam sebuah upacara dengan Surakata dan Keris kebesaran (Bawar). Kemudian di wilayah Singkil Hulu ini, terbentuklah kerajaan-kerajaan kecil yang disebut “Raja Sinambelas” (Raja 16) yaitu :

Simpang Kanan: terdiri dari Raja Tanjung Mas, Raja Surau, Raja Selatong, Raja Ujung Limus, Penghulu Pakiraman, Penghulu Simsim, Penghulu Rantau Panjang, Penghulu Tanah Merah, Kejeruen Sarasah, O.K. Balau Punaga dan Saping.

Simpang Kiri: terdiri dari Raja Tualang, Raja Kota Baru, Raja Pasir Belo, Raja Binanga, Penghulu Belegen, Penghulu Kumbi, Penghulu Batu-batu, Penghulu Longkip dan Penghulu Samar Dua.

Mereka (baik yang di Simpang Kanan maupun yang di Simpang Kiri) memimpin sepetak wilayah. Wilayah-wilayah tersebut kemudian terkenal dengan nama penguasanya. Misal wilayah yang dipimpin oleh Raja Tualang, dikenal orang sebagai Kerajaan (Negeri) Tualang. Ketika Singkil dianeksasi oleh Belanda dan dijadikan enderafdeeling pada tahun 1840, keduapuluh penguasa (raja) itu disatukan dalam sebuah wadah bernama Dewan Rapat. Tetapi mereka tetap memimpin daerah masing-masing. Kepada raja-raja tersebut, Belanda memberikan juga tongkat jabatan. Raja Tanjung Mas (dari Simpang Kanan) dan Raja Tualang (dari Simpang Kiri) diberi tongkat jabatan berjambul emas, mengingat keduanya adalah raja yang diangkat oleh Kesultanan Aceh pertama kali. Sedang raja-raja lain diberi tongkat jabatan berjambul perak. Setiap raja didampingi pengapit(Mentri) dalam melaksanakan tugasnya.

Sejarah Singkil sangat menarik untuk dikaji, baik dari segi sejarah, sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Hal itu disebabkan kota tersebut pernah mengalami kejayaan, terutama di bidang ekonomi sekitar abad ke-18 ketika Kota Singkil menjadi Banda (pelabuhan) di bagian pantai selatan Aceh dan sekaligus menjadi kota perdagangan. Pada saat itu segala perdagangan lada yang akan diekspor ke Amerika Serikat harus melalui Kota Singkil (A.Doup, 1899). Bahkan kota tersebut menjadi daya tarik penduduk daerah lain sebagai tempat untuk bekerja. Pada saat itu memang ada istilah bagi penduduk di Aceh yang mengatakan pergi ke rantau barat yang berarti pergi ke pantai selatan Aceh untuk mencari nafkah dan sekaligus bertanam lada (C. Snouck Hurgronje, 1906). Daerah Trumon merupakan salah satu daerah penghasil lada di Pantai Barat yang saat itu berada di wilayah Singkil (G.A. Fokker, 1935 dan J.Siegner, 1940).


Sumber

http://aceh-hebat.blogspot.com/2019/01/mengenai-kerajaan-kerajaan-di-singkil.html
http://ogeksingkil.blogspot.com/p/blog-page.html
https://ibrahimbako.blogspot.com/2016/04/kerajaan-kerajaan-di-aceh-singkil.html
https://acehprov.go.id/jelajah/read/2013/10/02/5/singkil-dalam-pernik-sejarah-aceh.html


Blog at WordPress.com.