Sohuwe, negeri / P. Seram – prov. Maluku

Negeri Sohuwe terletak di P. Seram, kec. Taniwel Timor, prov. Maluku.

Lokasi Taniwel Timur di P. Seram


Foto raja-raja negeri di Maluku yang ada sekarang

Untuk foto raja-raja, klik di sini


Video negeri Sohuwe

* Video Ritual Adat Panas Pela Lumahpelu dan Sohuwe, 2019: link


Foto Maluku

* Foto Maluku masa dulu: link
* Foto Baileo di Maluku: link
* Foto tarian Cakalele: link
* Foto situs kuno di Maluku: link


Nederlands (bah. belanda)

* Klik Molukken en Nederland voor:
– lijsten met marga’s en negeri’s,
– zoekmachine voor marga’s,
– informatie over Molukkers in Nederland en molukse onderwerpen.


NEGERI SOHUWE

Raja negeri Sohuwe

Raja negeri Sohuwe adalah A. Marayate (2019).

2019. Pela Antar Negeri Lumapelu dan Sohuwe


Sejarah Negeri Sohuwe

Negeri Sohuwe atau yang disebut Sahuw Ey Nunuwe Masaite terbentuk dari beberapa keluarga yang berlatar belakang suku Wemale. Kehidupan masyarakat selalu berpindah-pindah tempat (nomaden) karena diwarnai dengan peperangan antara suku Wemale dan Alune pada tahun 1908.

Peristiwa dari peperangan antar suku, mengakibatkan kematian seorang perempuan yang sedang hamil ketika sedang mempersiapkan makanan untuk prosesi peperangan. Di mana perempuan tersebut jatuh ke dalam lubang tempat air, sehingga sakit dan beberapa hari kemudian meninggal. Tempat kematian perempuan tersebut diberi nama “Ma Ete Tatiyane”.

Dari perisitiwa ini, masyarakat melaksanakan rapat untuk mencari tempat tinggal yang aman dan sumber air yang mencukupi kehidupan mereka. Dari proses pencarian tempat tinggal akhirnya ditemukan dan diberi nama “Umapai Ela” yang artinya kampung yang besar. Di tempat inilah masyarakat berpikir untuk berkebun antara lain menanam umbi dan sayuran, walaupun disadari bahwa mereka akan berpindah-pindah tempat.

Kehidupan masyarakat di “Umapai Ela” tidak berlangsung lama karena mendapatkan gangguan dari suku Alune. Maka kesepakatan yang sesuai dengan petunjuk dan saran dari kapitan Woro Tua bahwa masyarakat perpindah di suatu tempat yang disebut “Teyna Huwei” yang artinya pohon bambu besar. Di sinilah masyarakat kembali membangun kehidupan yang harmonis dan pertambahan penduduk yang mulai bertambah. Oleh karena itu, Kapitan dan Tokoh Adat membuat kesepakatan untuk membagi masyarakat dalam tiga kelompok berdasarkan marga atau soa, antara lain; Latu, Marayate, dan Marawane.

Selanjutnya, diberikan nama Nunue Malasaite Kara sebagai negeri tahun 1913 dan berlangsung sampai 1916.

Dalam konteks ini, masuknya kolonial Belanda membawa perubahan besar untuk masyarakat setempat. Di mana kolonial tidak hanya ingin menguasai teritorial dan hasil alam, namun menyebarkan agama Kristen Protestan. Hal ini dilakukan dengan negosiasi antara kolonial dengan Kapitan dan Tokoh Adat.

Keberhasilan kolonial Belanda dari negosiasi adalah merubah nama Nunue Malasaite Kara dengan nama Sohuwe yang artinya pohon perkara. Nama yang diberikan dengan arti pohon perkara, dimaksudkan ketika setiap persoalan yang terjadi di antara suku maka akan diselesaikan di Sohuwe.

Di sinilah awal pembentukan negeri adat dan penunjukan seorang dati oleh kolonial Belanda untuk memimpin sesuai tata kerja pemerintahan dan mengajarkan agama Kristen Protestan supaya masyarakat meninggalkan kepercayaan kakehang (agama suku).
Kolonilal Belanda bersepakat dengan masyarakat di hadapan Penginjil dan Tokoh Adat dan disetujui melalui sumpah untuk mengangkat Soumai Latununuwe sebagai pemimpin dan diberikan gelar pati. Janji ini dilaksanakan dengan meninggalnya Soumai Latununuwe digantikan dengan anaknya Christian Latununuwe pada tahun 1939.

Diangkatnya Christian menjadi raja belum menjamin masyarakat seluruhnya untuk memeluk agama Kristen Protestan. Hal ini terlihat ketika masyarakat yang masih memeluk kepercayaan kakehang diberikan hak untuk tinggal di pegunungan dan diberikan nama Purute yang artinya kesenangan. Masyarakat yang tinggal di pegunungan dipimpin oleh Solihau Marayate yang diberikan mandat oleh pemimpin negeri Sohuwe.

Pada tahun 1949 Penginjil berhasil meyakinan masyarakat pegunungan untuk memeluk agama Kristen Protestan dan bergabung dengan saudaranya di pesisir pantai yang sebelumnya telah meningalkan kepercayaan kakehang.

Dalam sistem pemerintahan dengan berbagai dinamika, Salmon Petrus Marayate dan saniri negeri berhasil mengangkat saudara Yonadap Latununuwe sebagai raja pada tanggal 15 April 1974, yang merupakan latar belakang Purnawirawan Angkatan Darat. Sistem pemerintahan selanjutnya dipimpin olehMoses Latununuwe.

– Sumber: https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/20193/3/T2 75201 BAB%20III.pdf

2019. Puncak Ritual Panas Pela Sohuwe dan Lumapelu, Kedua Negeri Tunggu Kedatangan Bupati


Tradisi budaya Pela Negeri Sohuwe dan Negeri Lumapelu

17 juli 2019
Raja Sohuwe A.Marayate menilai tradisi budaya Pela Negeri Sohuwe dan Negeri Lumapelu  sudah ada sejak  leluhur. “Jadi tentu setiap 5 tahunan di wajibkan melakukan pesta,” tandasnya.
Marayate menguraikan, dalam aksi pesta Pela antara kedua raja ini untuk lebih memperkuat persaudaraan dan menghindari hal hal negetif.
“Karena sejak dari leluhur kami tidak perna ada benturan antara negeri Sohuwe dan Lumahpelu,” ungkapnya.
Menurut Marayate, panas Pela Negeri Lumapela dan Sohuwe dengan kesakraian ritual panas Pela yang digelar lima tajunan oleh Negeri Lumapelu dan Negeri Sohuwe  di rayakan kemarin 15/07.

Menurut  Marayate puncak panas Pela antara dua (2) negeri digelar panas Pela 2 Basudara dipusatkan di Balai Negeri Lumapelu Kecamatan Taniwel Timur Kabupaten Seram Bagian Barat.
Sementara Raja Negeri Lumapelu F.Elake mengatakan tradisi budaya yang sudah tertanam sejak leluhur ini harus tingkatkan.
“Salah satu di antara 34 propinsi di RI  yang kuat dengan tradisi budaya adalah Provinsi Maluku,” tandas F. Elake, seraya menyebut harus membuat yang terbaik untuk generasi mendatang.
Elake juga bangga atas kebersamaan yang di bangun selama ini tidak pernah ada bentrok atau benturan antara kedua negeri tercinta itu.
“Jadi kedatangan Pela Sohuwe ini tentu kami sambut dengan baik, dengan di Kele Pela Lumapelu dengan mempergunakan tali rotan,” tuturnya.


Fam dan SOA  negeri Sohuwe

Tidak ada info tentang Fam dan SOA.

Pela
Ada Pela negeri Lumapelu dan negeri Sohuwe.


Cari nama Fam SOA, pela, gandong, klik di sini


Subjek penting budaya Maluku

1) Penjelasan Baileo negeri Maluku: klik di sini
2) Foto foto Baileo di Maluku: klik di sini
3) Penjelasan Pela dan Gandong, klik di sini
4) Penjelasan Panas Pela, klik di sini
5) Struktur pemerintahan dan masyarakat negeri Maluku, klik di sini
6) Penjelasan Fam, marga dan SOA, klik di sini


Peta Maluku kuno

Untuk peta kuno Maluku, 1493, 1616, 1630, 1700, 1706, 1714, 1750, 1750, 1753, 1756, 1764 klik di sini

Peta Maluku tahun 1640


Maluku, tahun 1700 M

Maluku, tahun 1700 M


Blog at WordPress.com.