Deli, kesultanan / Prov. Sumatera Utara – kab. Deli Serdang

كسولتانن دلي

Lambang kesultanan Deli


Kesultanan Deli:
1632–1946. Terletak di Sumatera, Kab. Deli Serdang, prov. Sumatera Utara.
Sebelum kesultanan Deli adalah Kerajaan Aru. Tahun 1613 nama Aru digantikan dengan nama Deli.
Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang). Kesultanan Deli masih tetap eksis hingga kini meski tidak lagi mempunyai kekuatan politik setelah berakhirnya Perang Dunia II dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.

The Sultanate of Deli: 1632 – 1946. Located in the district of Deli Serdang. North Sumatra Province.
Before there was the kingdom of Aru; the name changed into Deli in 1613. This sultanate still exists.
For english, click here

Kab. Deli Serdang, prov. Sumatera Utara


Foto / video kesultanan Deli

* Foto kesultanan Deli: link
*
Foto Istana Maimoon: link
* Video Sultan Deli ke-14: link
* Video Istana Maimun Deli: link


Garis kerajaan-kerajaan di Sumatera: link


Foto kerajaan-kerajaan di Sumatera

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sumatera: link
* Foto sultan dan raja di Sumatera dulu: link

* Foto Istana kerajaan di Sumatera: link


KESULTANAN DELI

1 Tentang sultan sekarang
2 Sejarah kesultanan Deli
3 Daftar sultan Deli
4 Istana kesultanan Deli
5 Singgasana kesultanan Deli
6 Makam raja raja Deli
7 Sumber


1) Tentang sultan

Sultan 2022: Sultan Deli XIV Tuanku Mahmujd Lamanjiji. Beliau dilantik 22-7-2005.

———————————

22 juli 2005
Pengobatan
Sultan Deli, Tuanku Mahmujd Lamanjiji, berlangsung pada 22-7-2005 di Istana Maimoon di Medan, setelah ayahnya sultan akhir Deli YAM Tito Otteman Mahmud Ma’moen Padrab Perkasa Alam, meninggal dalam kecelakaan pesawat di Bandara Malikus Saleh Lhokseumawe pada 21-7-2005.
Karena Lamantjiji umurnya hanya delapan tahun (pada 17 Agustus 2005), Raja Muda Tengku Hamdy Usman Deli Khan telah ditunjuk sebagai pelindungnya. Dia akan menyerahkan kekuasaannya sebagai akting sultan, ketika anak itu mencapai usia dewasa.
Penguasa baru, yang bernama lengkap Tengku Mahmud Aria (al Majidi) Lamanjiji, diresmikan sehari setelah ayahnya, Sultan Deli XIII Letkol Tito Otteman III Mahmud Ma’moen Padrab Perkasa Alam, meninggal dalam kecelakaan pesawat di North Aceh.

21 juli 2005
Sultan Deli
XIII, Tito Otteman Mahmud Ma’moen Padrab Perkasa Alam, meninggal dalam kecelakaan pesawat di Bandara Malikus Saleh Lhokseumawe pada 21-7-2005.

22 juli 2005: dilantik Sultan Deli ke-14, Tuanku Mahmujd Lamanjiji

——————–
21 juli 2005: meninggal Sultan Deli XIII, Otteman III Mahmud Ma’amun Padrap Perkasa Alam Shah


2) Sejarah kesultanan Deli, 1632–1946

Kemerdekaan kerajaan Aru baru benar-benar berakhir pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda dari Aceh, yang naik tahta pada 1607. Dalam surat Iskandar Muda kepada Best bertanggal tahun 1613 dikatakan, bahwa Raja Aru telah ditangkap; 70 ekor gajah dan sejumlah besar persenjataan yang diangkut melalui laut untuk melakukan peperangan-peperangan di Aru. Dalam masa ini sebutan Haru atau Aru juga digantikan dengan nama Deli.
1612: Aru berganti nama dengan Guri dan berganti nama pula dengan Deli, menjadi Kesultanan Deli.

Kesultanan Deli, 1850

Kesultanan Deli, 1851

Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia). Kesultanan Deli masih tetap eksis hingga kini meski tidak lagi mempunyai kekuatan politik setelah berakhirnya Perang Dunia II dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.
Menurut Hikayat Deli, seorang pemuka Aceh bernama Muhammad Dalik berhasil menjadi laksamana dalam kesultanan Aceh. Dalik mendirikan kesultanan Deli yang masih di bawah kesultanan Aceh pada tahun 1632. Setelah Dalik meninggal pada tahun 1653, putranya Tuanku Panglima Perunggit mengambil alih kekuasaan dan pada tahun 1669 mengumumkan memisahkan kerajaannya dari Aceh. Ibu kotanya berada di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.

Sebuah pertentangan dalam pergantian kekuasaan pada tahun 1720 menyebabkan pecahnya Deli dan dibentuknya kesultanan Serdang. Setelah itu,kesultanan Deli sempat direbut kesultanan Siak dan Aceh.

Pada tahun 1858, Tanah Deli menjadi milik Belanda setelah Sultan Siak, Sultan Al-Sayyid Sharif Ismail, menyerahkan tanah kekuasaannya tersebut kepada mereka. Pada tahun 1861, kesultanan Deli secara resmi diakui merdeka dari Siak maupun Aceh. Hal ini menyebabkan Sultan Deli bebas untuk memberikan hak-hak lahan kepada Belanda maupun perusahaan-perusahaan luar negeri lainnya.

Revolusi oleh kaum radikal akibat hasutan kaum komunis pecah pada Maret 1946. Berawal di Kesultanan Asahan, revolusi menjalar ke seluruh monarki Sumatera Timur, termasuk Kesultanan Deli. Istana Sultan Deli (Istana Maimun) beserta Sultan dan para bangsawan berhasil terlindungi karena penjagaan TRI dan adanya benteng pertahanan tentara sekutu di Medan.
Sumber: link

Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah (1879-1924) raja Kesultanan Deli ke-9.


3) Daftar sultan Deli

1. 1632-1669: Tuanku Panglima Gocah Pahlawan
2. 1669-1698: Tuanku Panglima Parunggit
3. 1698-1728: Tuanku Panglima Padrap
4. 1728-1761: Tuanku Panglima Pasutan
5. 1761-1805: Tuanku Panglima Gandar Wahid
6. 1805-1850: Sultan Amaluddin Mangendar
7. 1850-1858: Sultan Osman Perkasa Alam Shah
8. 1858-1873: Sultan Mahmud Al Rasyid
9. 1873-1924: Sultan Ma’moen Al Rasyid
10. 1924-1945: Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah
11 1945-1967: Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah
12. 1967-1998: Sultan Azmy Perkasa Alam Alhaj
13. 5 Mei 1998–21 Juli 2005: Sultan Otteman Mahmud Perkasa Alam
14. 22 Juli 2005 – saat ini (today): Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam

– Sumber:  https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Sultan_Deli

1925: Pelantikan Sultan Deli, ‘Amaloeddin Sani Perkasa Alam Shah II, di istana Medan.


4) Istana

1 – Istana Maimun

Istana Maimun didesain oleh arsitek Capt. Theodoor van Erp, seorang tentara kerajaan Belanda yang dibangun atas perintah Sultan Deli, Sultan Ma’moen Al Rasyid.
Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana ini menghadap ke Timur dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.

* Tentang istana Maimoon: link
* Foto Istana Maimoon: link

Istana Maimun, Deli

——————————

2 – Istana di Labuhan

Di seberang masjid Al Osmani dulu, ada Istana Kerajaan Melayu Deli. Istana kerajaan itu dibangun ketika Tuanku Panglima Pasutan memindahkan pusat kerajaan dari Padang Datar, sebutan Kota Medan waktu itu, ke Kampung Alai, sebutan untuk Labuhan Deli. Pemindahan itu dilakukan setelah Tuanku Panglima Padrab Muhammad Fadli (Raja Deli III) memecah daerah kekuasaannya menjadi empat bagian untuk empat putranya.
– Sumber: http://lirik-lagukaro.blogspot.co.id/


5) Singgasana di Istana Maimun kesultanan Deli

12 deli


6) Makam raja raja Deli

Masjid Al Osmani menjadi mesjid dengan sejarah yang lekat dengan kesultanan, dan dipilih menjadi tempat peristirahatan terakhir (makam) lima sultan beserta keturunannya.
Terdapat lima makam Raja Kesultanan Deli yang dikuburkan.
Yakni Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI),  Sultan Osman Perkasa Alam (Raja Deli VII, dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam (VIII).

Masjid Al-Osmani Medan dan Makam 5 Raja Deli

11


7) Sumber kesultanan Deli

Sejarah kesultanan Deli di Wiki: link
– Sejarah kesultanan Deli: http://tembakaudeli.blogspot.co.id
– Sejarah kesultanan Deli:  https://www.kompas.com/stori/
Daftar sultan Deli:  https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Sultan_Deli

– Sultan Deli XIV Tuanku Mahmujd Lamanjiji: https://id.wikipedia.org/wiki

Tentang istana Maimoon: https://id.wikipedia.org/wiki/
Tentang istana Maimoon: https://medan.kompas.com


Peta lokasi Kesultanan Deli (kuning) tahun 1930

————————-

Peta kerajaan-kerajaan di Sumatera Utara abad ke-19 (incl. Deli)

Kerajaan-kerajaan wilayah prov. Sumatera Utara sekarang. Abad ke-19


6 Comments

6 thoughts on “Deli, kesultanan / Prov. Sumatera Utara – kab. Deli Serdang

  1. Maulana muhammad alamsyah bin abdulkarim

    Kenapa tidak ada yg di jelaskan tentang keturunan atau zuriat dari tengku harun al rasyid. Beliau adalah perdana menteri. Sedangkan di kerajaan malaysia ada perdana menterinya sampai sekarang ini…….? Whay….Histori.

    • Sultans in Indonesia

      Terima kasih atas mail anda.

      Kami kurang punya info tentang tengku harun al rasyid. Sumber kami internet aja.
      Kalau anda punya info, mohon kirim.
      Dengan hormat,
      Paul, penerbit website

  2. jefri

    walau tak memiliki kekuatan politik lagi, saya berharap masyarakat indonesia mengetahui keberadaan sultan2 yg ada di tanah sumatera, bukan hanya jogja yg memiliki kesultanan, sumatrapun jg ada hingga kini..bangga sebagai melayu..

    • Sultans in Indonesia

      KYT,

      Terima kasih atas mail anda.

      Betul, cuma tidak ada kesultanan di Jawa. Di Sumatera juga ada, dan juga di Kalimantan. Penting jaga sejarah kerajaan / kesultanan di Sumatra ! Tidak boleh lupa sejarah kerajaan ini.
      Makasi.
      Paul, penerbit website.

  3. Nadia_n_w_r

    Hhmmm….
    sultan ke 14 ini orang nya sederhana banget di sekolah dia sma sekali gak menunjukan gelar bangsawan nya bahkan menutupi gelarnya agar dapat berbaur dengan yang lain

    • Sultans in Indonesia

      Terima kasih atas kommen anda.
      Dengan hormat.

      Penerbit website, Paul

Leave a reply to jefri Cancel reply

Create a free website or blog at WordPress.com.