Skala Brak, Paksi Bejalan Di Way / Sumatera – prov. Lampung

Kepaksian Bejalan di Way adalah 1 dari 4 paksi yang merupakan kesultanan Skala Brak. Sudah ada abad ke-3.
Lokasi kesultanan Skala Brak terletak di lereng Gunung Pesagi, Kab. Lampung Barat, prov. Lampung, Sumatera.

Kesultanan Skala Brak terdiri atas 4 kepaksian:
Paksi Bejalan diWay,
Paksi Belunguh,
Paksi Nyerupa,
Paksi Pernong.

The Kingdom of Sekala Brak is located at the foot of Mount Pesagi (highest mountain in Lampung), Prov. Lampung, Sumatra. This kingdom existed already in the 3d century AD.
After the arrival of the Four Umpu from Pagaruyung, who spread Islam, the Kingdom of the Hindu Skala Brak then changed to Kepaksian Sekala Brak, consisting of 4 Paksi.
The sultanate of Skala Brak consists of 4 kepaksian:
Paksi Bejalan diWay,
Paksi Belunguh,
Paksi Nyerupa,
Paksi Pernong.
For english, click here

Provinsi Lampung, Sumatera


* Foto Skala Brak, Paksi Bejalan di Way: link

* Foto Skala Brak, Paksi Belunguh: link
*
Foto Skala Brak, Paksi Nyerupa: link
*
Foto Skala Brak, Paksi Pernong: link


Garis kerajaan-kerajaan di Sumatera: link


Foto kerajaan-kerajaan di Sumatera

* Foto sultan dan raja yang masih ada di Sumatera: link
* Foto sultan dan raja di Sumatera dulu: link

* Foto Istana kerajaan di Sumatera: link


KESULTANAN  SKALA  BRAK,  PAKSI  BEJALAN  DI  WAY

Tentang Raja

Raja sekarang (2019): Selayar Akbar, SE Akt., gelar Sultan Jayakesuma ke-IV. link


Sejarah kesultanan Skala Brak, abad ke-3

Sekala Brak (Baca: Sekala Bekhak) adalah sebuah kerajaan yang bercirikan Hindu dan dikenal dengan Kerajaan Sekala Brak Hindu.
Kerajaan Skala Brak sudah berada dalam abad ke-3 / abad ke-4. Kerajaan itu adalah kerajaan Hindu. Keberadaan kerajaan didasarkan pada bukti-bukti peninggalan sejarah, seperti adanya batu tulis besar di Bunuk Tuar, batu Kepapang dan situs Bekhak.
Kerajaan Skala Brak runtuh, ketika ajaran Islam mulai datang di daerah ini.
Diriwayatkan setelah kedatangan Empat Umpu dari Pagaruyung yang menyebarkan agama Islam, Kerajaan Skala Brak Hindu kemudian berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak, terletak di kaki Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung).
Diriwayatkan di dalam Tambo bahwa empat orang Putera raja Pagaruyung Maulana Umpu Ngegalang Paksi tiba di Sekala Brak untuk menyebarkan agama Islam. Fase ini merupakan bagian terpenting dari eksistensi masyarakat Lampung. Dengan kedatangan Keempat Umpu ini maka merupakan kemunduran dari kerajaan Sekala Brak Kuno atau Buay Tumi yang merupakan penganut Hindu Bairawa/Animisme dan sekaligus merupakan tonggak berdirinya Kepaksian Sekala Brak atau Paksi Pak Sekala Brak yang berasaskan Islam. Keempat Putera Maulana Umpu Ngegalang Paksi masing masing adalah:
1. Umpu Bejalan Di Way Dia adalah pendiri Paksi Buay Bejalan di Way. memerintah dan dimakamkan di Puncak, Sukarami Liwa
2. Umpu Belunguh Dia adalah pendiri Paksi Buay Belunguh memerintah di Barnasi, Belalau
3. Umpu Nyerupa. Dia adalah pendiri Paksi Buay Nyerupa memerintah di Tampak Siring, Sukau
4. Umpu Pernong. Dia adalah pendiri Paksi Buay Pernong memerintah di Henibung, Batu Brak
Dataran Sekala Brak akhirnya dikuasai oleh keempat Paksi yang disertai Si Bulan, Maka Sekala Brak kemudian diperintah oleh keempat Paksi dengan menggunakan nama Paksi Pak Sekala Brak. Inilah cikal bakal Kepaksian Sekala Brak yang merupakan puyang bangsa Lampung. Kepaksian Sekala Brak mereka bagi menjadi empat Marga atau Kebuwayan yaitu:
1. Umpu Bejalan Di Way memerintah daerah Kembahang dan Balik Bukit dengan Ibu Negeri Puncak, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Bejalan di Way.
2. Umpu Belunguh memerintah daerah Belalau dengan Ibu Negerinya Kenali, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Belunguh.
3. Umpu Nyerupa memerintah daerah Sukau dengan Ibu Negeri Tapak Siring, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Nyerupa.
4. Umpu Pernong memerintah daerah Batu Brak dengan Ibu Negeri Henibung, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Pernong.


Daftar Raja, Paksi Bejalan Di Way

  1. Umpu Bejalan Diway, Beliau adalah Pendiri Paksi Buay Bejalan Diway memerintah dan dimakamkan di Puncak Sukarami Liwa
  2. Ratu Tunggal, memiliki tiga orang anak
  3. Kun Tunggal Simbang Negara, bersaudara dengan Menang Pemuka yang bergelar Ratu Dipuncak yang kemudian pindah ke Bukit Kemuning dan menurunkan jurai Abung. Ratu Dipuncak keturunannya yaitu Unyi, Unyai, Subing dan Nuban yang merupakan keturunan Paksi Buay Bejalan Di Way serta lima Marga lainnya yaitu Anak Tuha, Selagai, Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang merupakan keturunan dari tiga Paksi lainnya sehingga menjadi Abung Siwo Mego.
  4. Ratu Mengkuda Pahawang, memiliki tiga orang anak
  5. Puyang Rakian, dua orang saudaranya yaitu Puyang Naga Berisang menurunkan jurai Pakuan Ratu Way Kanan dan Puyang Rakian Sakti yang menurunkan Jurai Ngambur Krui
  6. Puyang Raja Paksi, memiliki dua orang saudara
  7. Dalom Sangun Raja,
  8. Raja Junjungan, beliau memindahkan pusat pemerintahan dari Puncak Sukarami Liwa ke Negeri Ratu Kembahang. Raja Junjungan memiliki empat orang anak.
  9. Ratu Menjengau, memerintah dan dimakamkan di Negeri Ratu Kembahang. Tiga saudaranya yaitu Muda Pusaba Razil tinggal di Padang Dalom, Batin Pikulan Sanusi tinggal di Kesugihan Liwa, Pangeran Singa Juru menurunkan Marga Batang Ribu Ranau dan menjadi Pesirah di Jepara Ranau
  10. Pangeran Siralaga, memiliki tiga orang anak
  11. Dalom Suluh Irung, Istrinya dari Lamban Gedung Kenali Paksi Buay Belunguh anak dari Pangeran Jaya di Lampung. Dua Saudaranya yang lain yaitu Radin Bangsawan tinggal dan menjadi Dalom di Perpas Krui, Adipati Raja Ngandung terus ke Kubang Brak dan menurunkan Jurai Sanggi Semaka.
  12. Pangeran Nata Marga, pernah mengadakan perjanjian dengan Inggris pada13 Maret 1799. Saudaranya Raja Alam Tegi Bunak tinggal dan menjadi Dalom di Kalianda.
  13. Pangeran Raja di Lampung, tidak pernah jadi pasirah. Saudaranya yaitu Raja Petani adalah Jurai Lamban Balak Negeri Ratu Kembahang.
  14. Raden Intan Gelar Pangeran Jaya Kesuma I, menjadi Pesirah dengan Besluit Tertanggal 21 Des 1834. Pangeran Jaya Kesuma memiliki tiga orang Putera.
  15. Kasim Gelar Pangeran Paku Alam, menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 1 Agustus 1871. Dua Saudaranya yaitu Radin Mulya yang merupakan Jurai Lamban Bandung, Negeri Ratu Kembahang dan Zanurin Raja Syah yang tinggal di Kesugihan Baru.
  16. Dalom Raja Kalipah Gelar Pangeran Puspa Negara I, menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 5 Mei 1881. Saudara dari Pangeran Puspa Negara I adalah Radin Ngambapang, Radin Nurjati, Maulana Bahuan, Harmain Gedung Tukas dan Narsyiah yang menjadi Ratu Marga Ngambur. Istri Pangeran Puspa Negara I dari Pedada Krui dan memiliki enam orang anak.
  17. Ahmad Siradj Gelar Pangeran Jaya Kesuma II, menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 27 Oktober 1914. Istri dari Pangeran Jaya Kesuma II adalah anak dari Pangeran Haji Habiburrahman, Paksi Buay Pernong.
  18. Siti Asma Dewi Gelar Ratu Kemala Jagat, karena Ratu Kemala Jagat adalah seorang Wanita maka yang memerintah sebagai Suntan Paksi dan Pesirah adalah Suaminya yaitu Abdul Madjid Gelar Suntan Jaya Indra yang menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 12 Juli 1939. Suntan Jaya Indra merupakan anak dari Pangeran Indra Natadisukau, Paksi Buay Nyerupa.
  19. Azrim Puspa Negara Gelar Pangeran Jaya Kesuma III.
  20. Selayar Akbar

– Sumber: link


Lokasi Kesultanan Skala Bak

Kesultanan Skala Brak terletak di kaki Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung), kabupaten Lampung Barat, Sumatera.

Lokasi Skala Brak, paling selatan

Lokasi kerajaan Skala Brak, 375 M


Sumber kerajaan Bejalan di Way

Sejarah dan daftar raja Kepaksian Bejalan di Way: http://paksibejalandiway.blogspot.co.id/


Sumber kerajaan Skala Brak

– Sejarah Skala Brak di Wiki: https://id.wikipedia.org/wiki/Kepaksian_Sekala_Brak
– Sejarah Skala Brak dan daftar raja: http://up45.kelaskaryawan.co.id/
Sejarah Skala Brak: http://www.skyscrapercity.com/
Sejarah Skala Brak: https://www.kompas.com/stori/
Daftar raja 4 kepaksian: http://up45.kelaskaryawan.co.id/



Leave a comment

Leave a comment

Blog at WordPress.com.