Sanggar, kerajaan / P. Sumbawa – Prov. Nusa Tenggara Barat

Kerajaan Sanggar terletak di pulau Sumbawa, di lereng gunung Tambora, kab. Dompu. Dihancur akibat letusan Tambora tahun 1815. Kerajaan ini didirikan tahun 1632.
Keturunan kerajaan Sanggar sampai sekarang (2019) masih ada.

The kingdom of Sanggar was located on the island of Sumbawa; destroyed together with the kingdoms of Pekat and Tambora in 1815 because of the eruption of mount Tambora. This kingdom was founded in 1632.
For english, click here

Lokasi pulau Sumbawa

————————–
Lokasi Sanggar di Pulau Sumbawa


* Foto kerajaan Sanggar: link


Foto kerajaan-kerajaan di P. Sumbawa

* Foto raja-raja dulu di P. Sumbawa: link
* Foto raja-raja yang masih ada di P. Sumbawa: link
* Foto istana di P. Sumbawa: link

* Foto situs kuno di P. Sumbawa: link


* Video sejarah Sumbawa dan NTB, 40.000 SM – sekarang: link


* Garis kerajaan-kerajaan di Sumbawa: link


KERAJAAN SANGGAR

Tentang Raja sekarang (2019)

Sekarang (2019) ada 2 putera dari Putera Mahkota, Abdul Azis: Mahmud Azis dan Abdul Azis.

Raja Sanggar Abdullah Samsuddin Daeng Manggalai (1900-1926), yang melepaskan jabatannya sebagai Raja dan memutuskan untuk bergabung bersama Bima tahun 1928, untuk sebuah alasan yaitu “BERSATU”, sejak dulu masyarakat Sanggar mengenal konsep bersatu yang dapat dilihat paska meletusnya gunung tambora 1815, yaitu terbentuknya kembali sanggar setelah meletusnya Tambora di desa Kaboro, Kaboro yang mempunyai makna bersatu atau dalam bahasa setempat bersama.

Upaya sedang dilakukan sekarang (2019) untuk hidup kembali Kerajaan Sanggar.

Mahmud Azis, putera dari putera mahkota kerajaan Sanggar, Abdul Azis.

Abdul Azis, putera dari putera mahkota kerajaan Sanggar, Abdul Azis.


Sejarah kerajaan Sanggar, abad ke-16

* Foto kerajaan Sanggar: link

Nama Sanggar sudah masuk dalam peta sejarah Nusantara sejak abad 16, dimana Sanggar mempunyai hubungan diplomasi dengan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah (1570-1583). dibawah tongkat kekuasaan Sultan Baabullah ada 72 pulau yang dikuasai salah satunya adalah Sanggar.

– Sumber: http://www.mbojoklopedia.com/2019/04/jejak-kerajaan-sanggar-di-nggembe.html

Raja Sanggar Abdullah tahun 1915, Raja terakhir Sanggar.


Pemerintahan Kerajaan Sanggar

Kerajaan Sanggar menggunakan sistem pemerintahan Monarki, kerajaan dipimpin oleh seorang Raja dan wakil raja adalah seorang dengan gelar Bumi Tarupong. pejabat lainnya juga bergelar Djeneli dan Gelarang pengaruh sistem kerajaan Gowa. Tercatat dalam kontrak Sanggar, bahwa raja Sanggar pertama tertulis adalah Hasanuddin (1700-1704). Jumlah raja yang pernah memimpin kerajaan Sanggar ada 15 orang. (Peter Truhart, 2004).
.

Detik-detik bergabungnya Sanggar dengan Bima.
.
Berawal dari pembentukan Neo Landschap keresidenan timur tahun 1920,dan daerah Manggarai mulai bergejolak para Dalu yang dibawah kekuasaan kesultanan Bima mulai memberontak di pimpin oleh Dalu Todo. Tahun 1920 Bima dengan resmi melepaskan Manggarai kepada Dalu Todo dan tahun 1929 Manggarai dan sekitarnya menjadi Neo Landschap, 14 November 1930 Alexander van Baroek diangkat menjadi Raja di ruteng untuk menjadi raja Neo Landschap Manggarai.

Sebagai gantinya Residen timur menawarkan kerajaan Sanggar untuk dileburkan ke dalam Bima sebagai daerah neo landschap karena dinilai tidak memberikan keuntungan dan sudah tidak mampu lagi mengembangkan perdagangan sesuai dengan isi kontrak tahun 1901.
Raja Abdullah (1900-1926) karena dinilai sudah tidak mampu lagi mengembangkan perdagangan kerajaan, oleh residen timur Anthony Hendrik Spaan menyarankan kepada Gubernemen Hindia Belanda di Makassar untuk menggabungkan Sanggar ke Bima. Ketika itu pemerintah Hindia Belanda dilanda oleh krisis keuangan akibat perang Aceh. Jadi, ketika kerajaan yang dinilai tidak menguntungkan akan dileburkan ke kerajaan besar yang dinilai bisa mengelola wilayahnya.
Tahun 1926 Raja Abdullah menandatangani penyerahan Kerajaan Sanggar di Bima didampingi oleh Bumi Tarupong, dan kesultanan Bima di wakili oleh Sultan Muhammad Salahuddin didampingi oleh Bumi Luma Rasanae Muhammad Yakub. Serta pejabat residen timur ikut menyaksikan penyerahan Kerajaan Sanggar ke Bima.

Raja Sanggar Abdullah Samsuddin Daeng Manggalai (1900-1926), yang melepaskan jabatannya sebagai Raja dan memutuskan untuk bergabung bersama Bima tahun 1928


Daftar raja raja

C. 1700: kerajaan Sanggar dibentuk / founded.

1926: Gabungkan dengan kesultanan Bima.

* c.1700 – 1704: Kalongkong Hasanuddin
* 1704 – c.1764: Daeng Pamalie
* 1765 – 17….: Muhammad Johan Syah
* 17…. – 1790: Adam Safiallah
* 1790 – 1805: Muhammad Sulaiman
* 1805 – 18…. :Ismail Ali
* 18…. – 1836: La Lisa Daeng Jaie
* 1836 – 1845: Daeng Malabba
* 1845 – 1869: Manga Daeng Manasse
* 1869 – 22 Dec 1900: La Kamena Daeng Anjong (b. c.1820 – d. 1900)
* 22 Dec 1900 – 1901 Regency
* 1901 – 1926: Abdullah Siamsuddin Daeng Manggala (d. c.1928)

– Sumber / Source: http://www.kerajaansanggar.com/p/sejarah.html

Sketsa kerajaan Sanggar tahun 1788:
– Sumber: https://alanmalingi.wordpress.com/2016/11/21/peta-kerajaan-sanggar-yang-misterius/


Bendera kerajaan Sanggar

Bendera Sanggar salah satu bukti eksisnya kerajaan tersebut. pada bendera terdapat lafadz Al-Quran, dan sekarang tersimpan di Museum NTB.

Bendera masih terpajang hingga sekarang di Museum NTB.

Afbeeldingsresultaat voor bendera kerajaan sanggar


Sanggar dan Tambora setelah letusan 1815

Ditulis Fahru Rizki, FB

Awalnya di wilayah Semenanjung Sanggar hanya ada dua nama pada abad 16 yaitu Sangar dan Kengkelu. Awal abad 17 Kengkelu di dikalahkan oleh Bumi Soro Jamaludin dari Gowa membentuk Tambora, juga di Dompu di tempatkan juga seorang Bumi Soro sebagai Sultan.
Paska letusan 1815 wilayah Tambora menjadi tanah tak bertuan, diberikan pada Daeng Manrangka wilayah pekat dan wilayah Tambora untuk Sanggar.

1865 semua wilayah Tambora diberikan pada Sanggar, lalu ada yang iri dan protes karena wilayah Sanggar sangat besar menguasai hampir seluruh semenanjung.
1866 wilayah Tambora dibagi menjadi dua: Selatan untuk Dompu dan Utara untuk Sanggar. Hingga tahun 1926 Sanggar digabungkan dengan Bima.
1935 wilayah Tambora selatan dan Utara diberikan pada Bima dan juga wilayah Dompu diserahkan pada Bima sebagai daerah kejenelian hingga 1947. Memasuki masa kemerdekaan Tambora dibagi menjadi dua mengikuti kontrak Bosch 1866 antara Tambora dan Sanggar (Bima) dan Pekat (Dompu).

Letusan Gunung Tambora 1815


SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI P. SUMBAWA

Untuk sejarah kerajaan-kerajaan di P. Sumbawa, klik di sini

Kerajaan Sanggar dan kerajaan-kerajaan lain di pulau Sumbawa, 1550 M

Sumbawa, 1340 M


Peta kuno pulau Sumbawa (Cambaua)

Klik di sini untuk peta pulau Sumbawa tahun 1598, 1606 Sumbawa / Nusantara, 1614, 1615, 1697 Sumbawa / Nusantara 1800-an, 1856, 1856, 1910.

Pulau Sumbawa (Cambaua), 1615


Sumber kerajaan Sanggar

– Sejarah kerajaan Sanggar: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sanggar
– Sejarah kerajaan Sanggar: http://doonjuan.blogspot.co.id/
– Sejarah kerajaan Sanggar: http://www.mbojoklopedia.com/
Daftar Raja Sanggar: https://id.wikipedia.org/wiki/

Sumber letusan Tambora

– Sejarah letusan Gunung Tambora: https://id.wikipedia.org/wiki/
Sejarah letusan Gunung Tambora: https://www.kompas.com/tren
– Sejarah letusan Gunung Tambora: https://www.indonesia.travel/
– Sejarah letusan Gunung Tambora: https://www.bbc.com/indonesia/


Gambar gambar letusan Gunung Tambora tahun 1815

Letusan Gunung Tambora 1815

Letusan Gunung Tambora 1815

Leave a comment

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.