Kerajaan Cenrana adalah kerajaan Suku Mandar. Terletak di Sulawesi, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan.
The Kingdom of Cenrana was a kingdom of the Mandar People. South Sulawesi.
For english, click here
Lokasi kabupaten Maros
* Foto foto Sulawesi dulu, suku Sulawesi dan situs kuno: link
Kerajaan Cenrana
Belum ada info tentang kerajaan ini.
Wilayah Maros (“Noorderdistricten”) tahun 1909
Daftar Raja / List of kings
c.1500: Cenrana bentuk.
Sesudah Sultan Pondu, yang memerintah adalah Dinasti Mokoapat, yaitu:
Penguasa / Rulers:
* 1850 – 1865: I Noto Mangamang
* 1865 – 1866: I Sabu
* 1866 – 1883: Anranata
* 1885 – 1889: Tandiwali
* 1892 – 3 May 1896: I Merette (f)
* 1896 – 1901: Galigu
* 1901 – 1907: I Rukalumu
* 1907 – 1917: Ma Pagiling
* 1917 – 1949: Pawela E
– Sumber / Source: http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states2.html
—————-
Info tambahan / Additional information:
Ca. 1889-96 I Merette
Dia menikah dengan penguasa-23, Tandiwali, yang memerintah sampai 1889, tapi pemerintahannya tidak tertentu sampai 1892. Dia adalah putri dari Jalangkara, yang juga memerintah Pambuang / Pembuang, dan digantikan oleh putranya, La Galigu, yang memerintah sampai 1901.
– Sumber / Source: http://www.guide2womenleaders.com/indonesia_substates.htm
Sejarah kerajaan kerajaan di Maros
Pada akhirnya sekitar abad XVII di Wilayah Maros dan sekitarnya telah berdiri sekitar 8 buah kerajaan yang berotonom. Antara kerajaan-kerajaan itu adalah:
* kerajaan Simbang,
* kerajaan Bontoa,
* kerajaan Lau,
* kerajaan Turikale,
* kerajaan Tanralli,
* kerajaan Marusu.
Ekspansi besar – besaran kerajaan Gowa sejak masa kekuasaan Karaeng Tumapakrisika Kallonna (memerintah 1400-an) , Raja Gowa IX, merubah peta geografi politik kawasan Sulawesi Selatan. Kerajaan Marusu’ yang dulunya merupakan kerajaan merdeka dan berdaulat, langsung berada dibawah dominasi kerajaan Gowa. Serangan Gowa ke sebelah utara hampir pasti tidak mendapatkan perlawanan yang berarti, wilayah paling utara Marusu’, Bontoa yang berbatasan dengan Binanga Sangkara, wilayah Barasa (Pangkajene) dengan mudah ditaklukkan sejak masa kekuasaan Raja Gowa X, Karaeng Tunipalangga (1546 – 1565). Supaya lebih mudah mengendalikan daerah pertanian padi basah yang subur ini, I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng, Raja Gowa X mengutus I Mannyarrang, seorang bangsawan dari Bangkala, putra dari I Pasairi Daeng Mangngasi Karaeng Labbua Tali Bannangna, Karaeng Bangkala dari isterinya I Daeng Takammu Karaeng Bili’ Tangngayya untuk menjadi karaeng maggau’ di wilayah tersebut.
Patut dicatat disini, bahwa terdapat Bontoa yang sebelumnya diklaim sebagai wilayah yang dikuasai oleh Karaeng Marusu, berdasarkan riwayat J.A.B. Van De Broor tentang Randji silsilah Regent van Bontoa (1928) yang mana mengisahkan kehadiran I Mannyarrang sebagai utusan Somba Gowa untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Dan selanjutnya, Karaeng Marusu’ mempersilahkan I Manyarrang membuka daerah baru yang menjadi kekuasaan Gowa. Namun, dalam Lontaraq silsilah Karaeng Loe ri Pakere sebagaimana ditulis Andi Syahban Masikki, tidak menempatkan Bontoa sebagai wilayah yang dikuasai Marusu’.
Peta-peta Sulawesi masa dulu
Untuk peta peta kuno (1606, 1633, 1683, 1700, 1757, 1872, abad ke-19): klik di sini
Peta Sulawesi dan Maluku, tahun 1683
Sumber / Source
– Daftar raja: http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states2.html
– Additional information: http://www.guide2womenleaders.com/indonesia_substates.htm
– Suku Mandar di Wiki: https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Mandar