Labala, kerajaan / P. Lembata – Prov. Nusa Tenggara Timur

Kerajaan Labala terletak di pulau Lembata, kecamatan Wulandoni, kab. Lembata, Prov. Nusa Tenggara Timur.

The Kingdom of Labala is situated on the island of Lembata.
For english, click here

Lokasi pulau Lembata

——————-

Lokasi pulau Lembata


Kerajaan Labala

* Video Budaya Labala: link
* Video sejarah kerajaan Labala: link


* Foto foto orang pulau Lembata: link


* Video sejarah kerajaan2 di Lembata dan Nusa Tenggara Timur, 40.000 SM-sekarang: link


KERAJAAN LABALA

Tentang raja-raja kerajaan Labala

Raja terakhir: Putra Mahkota, Raja Ibrahim Baha Mayeli (1926).

Sejarah raja raja Labala

Raja Labala: Mayeli atau Lamarongan ? Untuk penjelasan: http://catatan-hambamoe.blogspot.com/2013/03/raja-labala-mayeli-atau-lamarongan.html

Raja Mayeli adalah raja pertama kerajaan Labala. Raja Mayeli datang dari lepan batan ketika terjadi belebu lebu atau tsunami.
Di Labala, Raja Mayeli menurunkan dua klan/suku mayeli yaitu Mayeli Atulolon dan Mayeli Atulangun.
Mayeli Atulolon menjalankan peran sebagai pewaris tahta raja atau sebagai kepala pemerintahan keajaan, sedangkan suku Mayeli Atulangun menjalankan peran sebagai penasehat raja, pelaksana ritual adat, pemegang rahasia cerita sejarah raja dan silsila keturunan raja.

Silsilah Suku Mayeli Atulolon:

* Raja Mayeli,
* Raja Pada Mayeli,
* Raja Sare,
* Kiwan Gelu Ama,
* Raja Atageha,
* 1897-1926: Raja Baha Mayeli dan
* 1926-1945: Raja Ibrahim Baha Mayeli, sebagai raja terakhir, dan berlanjut hingga masa Republik Indonesia Serikat (RIS).

NB: Sekadar catatan, Raja Kiwan Gelu Ama bernama asli Atageha (orang lain) karena Sang Raja berasal dari suku Lamarongan, bukan klan suku Mayeli. Dengan demikian dapat dikatakan, keturunan Raja Labala setelah Raja Kiwan Gelu Ama (Atageha) bukanlah asli suku Mayeli.

Silsilah Suku Mayeli Atulangun:

1. raja mayeli
2. hajon mayeli
3. ola mayeli
4. hajon ola mayeli
5. ola hajon mayeli
6. bela hajon mayeli
7. yahya hajon mayeli

Hinga kini klan/suku Mayeli merupakan satu diantara tiga klan/suku besar di Labala selain suku Labala dan suku Lamalewar sebagai Atabreket (panglima perang). Sejak dulu sampai sekarang suku Mayeli sebagai lewotanah alap / tuan tanah.

Raja Labala-Raja Baha Mayeli (1896-1926), Ayahanda dari Raja Ibrahim Baha Mayeli. Sumber: http://labala-leworaja.blogspot.co.id/2013/10/raja-labala.html

Raja Ibrahim Mayeli (raja terakhir Kerajaan Lebala)


Sejarah kerajaan Labala

Kampung Lebala pada jaman sebelum penjajahan, berbentuk kerajaan yang mengusai 18 kampung di pulau Lembata, antara lain, Desa Lusilame, Nuba Haeraka, Atakore, Lerek, Alap Atadei, Leba Ata, Atalojo, Atakore, Karangora. Kampung-kampung ini sekarang tersebar di dua kecamatan yakni, kecamatan Atadei dan kecamatan Wulandoni.

Pada masa pra Islam Kerajaan Labala berturut-turut dipimpin oleh Raja Mayeli, Raja Pada Mayeli, Raja Sare, Kiwan Gelu Ama atau Raja Atageha, Raja Baha Mayeli (1897-1926) dan Raja Ibrahim Baha Mayeli, sebagai raja terakhir yang memerintah tahun 1926-1945, dan berlanjut hingga masa Republik Indonesia Serikat (RIS).
Sekadar catatan, Raja Kiwan Gelu Ama bernama asli Atageha (orang lain) karena Sang Raja berasal dari Klan/suku Lamarongan, bukan klan suku Mayeli. Dengan demikian dapat dikatakan, keturunan Raja Labala setelah Raja Kiwan Gelu Ama (Atageha) bukanlah asli suku Mayeli.

Pada masa pemerintahan Raja Baha Mayeli, Raja Lebala Kelima (1897-1926), Lebala sudah mulai mengenal Islam, melalui pedagang yang datang dari kerajaan Terong dan Lamahala, dua kerajaan di pulau Adonara yang penduduknya terlebih dahulu memeluk agama Islam.


Sejarah Persekutuan Solor Watan Lema atau Negeri Lima Pantai

Lima kerajaan kecil yang dibangun masyarakat Muslim membuat persekutuan untuk melawan Portugis di Pulau Solor, NTT. Selanjutnya mereka disebut persekutuan Solor Watan Lema atau Negeri Lima Pantai.

Kerajaan yang tergabung dalam persekutuan:
Kerajaan Lohayong, (P. Solor)
Kerajaan Lamakera, (P. Solor)
Kerajaan Lamahala, (P. Adonara)
Kerajaan Terong, (P. Adonara)
Kerajaan Labala. (P. Lembata)

Latar belakang terbentuknya persekutuan Solor Watan Lema dijelaskan dalam jurnal berjudul Situs Menanga Solor Flores Timur, Jejak Islam di NTT yang ditulis Muhamad Murtadlo. Diterbitkan Jurnal Lektur Keagamaan Kementerian Agama tahun 2017.

Murtadlo menceritakan, Sultan Menanga bernama Shahbudin bin Ali bin Salman Al Farisi yang datang ke Pulau Solor berhasil memimpin persekutuan Solor Watan Lema antara tahun 1613-1645. Kemudian Shahbudin menyebut dirinya Sultan Menanga karena berkuasa di wilayah Menanga.

Persekutuan lima kerajaan kecil sendiri bertujuan untuk melawan bangsa Portugis yang telah membangun benteng di Lohayong. Benteng tersebut kini dikenal dengan nama Benteng Lohayong atau Benteng Fort Henricus.

“Karena ada momen itu, lima kerajaan pantai yang semuanya hampir bisa dikatakan Kerajaan Islam bersatu, mereka menyusun kekuatan bersama untuk menaklukkan Benteng Portugis,” kata Murtadlo belum lama ini.

Sebelumnya diceritakan dalam jurnalnya, bangsa Portugis datang ke Solor sekitar 1561. Kemudian mereka membangun Benteng Lohayong pada 1566. Pada saat itu masyarakat Solor dan sekitarnya meminta Sultan Menanga untuk memimpin perlawanan terhadap Portugis.

Perlawanan Sultan Menanga bersama Negeri Lima Pantai terhadap Portugis didukung oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Diketahui VOC sendiri memiliki keinginan menggeser kekuasaan Portugis di daerah Lohayong.

Sebagai imbalan untuk Sultan Menanga, VOC akan mengakui kedaulatan persekutuan Solor Watan Lema. Terkait tujuan VOC menggeser Portugis tidak lepas dari kepentingan mereka untuk mendapatkan keuntungan dari kepergian Portugis.

Inilah Raja-raja Islam Solor Watan Lema yg memiliki wilayah kekuasaan di kepulauan solor, Nusa Tenggara Timur.
Duduk dari kiri ke kanan:
1. Ama Kelake, Raja Kerajaan Lohayong (Solor)
2. Nuhur Adi Pehang, Raja Kerajaan Lamahala (Adonara)
3. Ibrahim Tuan Dasi, Raja Kerajaan Lamakera (Solor)
4. Ibrahim Baha Mayeli, Raja Kerajaan Labala (Lembata)
5. Bapa Pukang, Raja Kerajaan Terong (Adonara)


Prasasti Kuno “Ata Jawa” di Desa Lewo Raja, kerajaan Labala:

Menurut cerita tutur tokoh masyarakat setempat bahwa pada masa kejayaannya, kerajaan Labala telah menjalin hubungan kerja sama dengan kerajaan Majapahit yang pada masa itu merupakan salah satu kerajaan yang memiliki pengaruh yang sangat luas. Hal ini terbukti dengan adannya sebuah prasasti Ata Jawa yang hingga saat ini masih disimpan di rumah adat kediaman raja Baha Mayeli. Dalam bahasa Lamholot atau bahasa daerah masyarakat desa Lewo raja dan Luki pantai harapan Ata Jawa yang berarti “Orang Jawa”.
Untuk lengkap: https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/lembata-island/raja-of-labala-lembata/prasasti-kuno-ata-jawa-di-desa-lewo-raja-kerajaan-labala/


Sumber / Source


Foto foto

Ua Kote Belao/bloo-Kepala tongkat berbahan emas milik Kerajaan Labala berlambang Ratu Belanda Wilhelmina II, dan kalung emas (beloo) peninggalan Kerajaan Labala. Sumber: http://labala-leworaja.blogspot.co.id/2013/10/bukti-sejarah-kerajaan-labala.html

Ua Kote Belao/bloo-Kepala tongkat berbahan emas milik Kerajaan Labala berlambang Ratu Belanda Wilhelmina II, dan kalung emas (beloo) peninggalan Kerajaan Labala. Sumber: http://labala-leworaja.blogspot.co.id/2013/10/bukti-sejarah-kerajaan-labala.html

————————————
Beduk tua peninggalan Kerajaan Islam Labala. Beduk ini sekarang tersimpan di Mesjid al-Muqarrabin Labala. Sumber: http://labala-leworaja.blogspot.co.id/2013/10/bukti-sejarah-masuknya-agama-islam-di.html

Beduk tua peninggalan Kerajaan Islam Labala. Beduk ini sekarang tersimpan di Mesjid al-Muqarrabin Labala. Sumber: http://labala-leworaja.blogspot.co.id/2013/10/bukti-sejarah-masuknya-agama-islam-di.html


12 Comments

12 thoughts on “Labala, kerajaan / P. Lembata – Prov. Nusa Tenggara Timur

  1. HASAN MAYELI

    suku labala sebagai lewotanah alap/tuan tanah ? dari mana sumber itu?sejak dlu sampai sekarang suku mayeli sebagai lewotanah alap/tuan tanah dan itu mutlak.

    • Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia / Sultanates and Kingdoms in Indonesia

      Terima kasih atas kiriman info. Sudah dimasukkan website. Thank you. Paul

  2. APRO

    Kaka ini soal raja atageha ini apakah betul beliau bukan keturnan asli dri suku mayeli

    • Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia / Sultanates and Kingdoms in Indonesia

      Terima kasih atas mail anda. Kalau ada info betul tentang raja Atageha, mohon kirim, biar webste betul. Paul, penerbit website

  3. rian odel

    sumber dari kedang raja labala itu kakak adik dengan suku odel hanya versi asl usulnya berbeda

    • Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia / Sultanates and Kingdoms in Indonesia

      Terima kasih atas mail anda. Kalau ada info tambahan tentang raja raja Labala, mohon kirim, biar info di website lengkap. Paul, penerbit website.

      • rian odel

        saudara bisa baca di blog saya tentang mengenal odel wala
        https://riandoedlwala.blogspot.com

      • Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia / Sultanates and Kingdoms in Indonesia

        Terima kasih atas kiriman berita penemuan ukiran kuno di P. Lembata. Berita ini sudah dimasukkan halaman kerajaan Labala. Paul, penerbit website.

  4. Sawia Gelu

    Kata Gelu dalam Nama raja kiwan Gelu adalah Nama atau marga ?

    • Sultans in Indonesia

      Menurut sumber kami dia Raja Kiwan Gelu Ama, bernama asli Raja Atageha (orang lain).
      Karena Sang Raja berasal dari suku Lamarongan, bukan klan suku Mayeli. Dengan demikian dapat dikatakan, keturunan Raja Labala setelah Raja Kiwan Gelu Ama (Atageha) bukanlah asli suku Mayeli.

      Dengan hormat,
      Paul

  5. Labala is in SW Lembata.Present raja is Raja Syams Mayeli.He is on my fb list.

  6. Dynasty Mayeli.The present raja with picture also in my fb list.

Leave a reply to Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia / Sultanates and Kingdoms in Indonesia Cancel reply

Create a free website or blog at WordPress.com.